PART 19

190 28 2
                                    

Beberapa jam lagi malam bulan merah yang legendaris akan terjadi...


Para penyihir sudah mulai mempersiapkan upacara sakral untuk malam yang hanya serjadi seribu tahun sekali itu. Bukan jenis upacara pemujaan atau upacara perayaan seperti malam malam istimewah lainnya, melainkan jenis upacara perlindungan karna diyakini malam bulan merah adalah malam pembawa kutukan dan bencana bagi kaum immortal semua.

Saat bulan bulat besar berwarna merah menggantung dilangit... seluruh mahluk immortal akan bersembunyi didalam rumah mereka maupun digua gua yang ada. Karna siapapun yang keluar dan terkena sinarnya maupun melihat langsung bulan merah itu, diyakini akan mendapat kutukan seumur hidupnya.
Ada yang menganggap itu mitos... namun penyerangan King Alpha seribu tahun yang lalu yang terjadi tepat saat fenomena bulan merah, serta kejadian kejadian buruk ribuan tahun sebelumnya yang bertepatan dengan malam bulan merah... membuat semua percaya akan kutukan dan bencana bulan merah.

Kaum werewolf yang paling percaya akan adanya kutukan dan bencana bulan merah itu diantara semua mahluk immortal yang ada... terbukti... kini seluruh kaum werewolf dari berbagai pack berkumpul untuk melakukan pertempuran mereka tepat dimalam bulan merah.

Rasanya seperti de javu.
Kaum werewolf dengan bantuan para penyihir dan peri -minus kaum Vampire yang tiba tiba menghilang bagai ditelan bumi- bergabung untuk melawan sang pembawa bencana 'King Alpha ' untuk sekali lagi mengurungnya seperti ribuan tahun silam. Ah, tidak. Rasanya tidak akan tenang kalau hanya mengurungnya saja... bagaimana kalau ia bangkit lagi dan membuat kekacauan lagi...
Tidak!! Tidak!! Tidak!! Tidak lagi!!

Kali ini... dalam pertempuran ini... King Alpha harus mati. Harus!!
Dan Rizk yang akan memastikan kematian monster itu ditangannya.

"Bagaimana persiapannya?! "
Rizk dengan wajah tegasnya menghampiri para tetua penyihir yang tengah menyiapkan upacara pengamanan untuk pertarungan besar yang akan terjadi beberapa jam lagi.

"Semuanya sudah siap, Alpha. Anda tidak perlu khawatir... mantra mantra kami, akan melindungi kaum werewolf saat peperangan itu terjadi. "

"Kuharap juga begitu. " gumaman Rizk seolah semua akan baik baik saja dan tak akan terjadi apa apa.

Semua baik baik saja??! Hahaa... siapa yang mau kau bohongi, Rizk?! Jelas jelas tidak ada yang baik baik saja kini.
Rizk tersenyum masam mendengar teriakan batinnya yang mencemooh kepura puraannya untuk tetap tegar.
Werewolf mana yang bisa tegar saat Mate nya hilang entah kemana tanpa kejelasan. Oh, ralat... bukannya tanpa kejelasan, karna jelas jelas Mate nya sedang bersama dengan monster sialan itu sekarang. Dan kenyataan itulah yang membuat Rizk makin gusar.

Ia kacau. Bahkan Iky-wolf nya- terus mengumpat dan meneriaki Rizk untuk segera mencari keberadaan mate mereka. Tapi tidak...

Setidaknya belum.

Tunggu sampai pertempuran nanti malam selesai.
Karna setelah pertempuran malam ini, Rizk sangat yakin kalau Kiran nya akan kembali kepadanya. Karna itulah...

"Alpha. "

Rizk melirik Beta nya yang menatap cemas kepadanya. Membuat Rizk mendengus mendapat tatapan khawatir seperti itu.

"PERIKSA KEMBALI KESIAPAN SELURUH PASUKAN WEREWOLF!! AKU TIDAK MAU ADA KORBAN DIPIHAK KITA KARNA KELALAIAN KECIL DALAM PERSIAPAN KITA!! " dan perintah tegas Rizk seolah menegaskan kepada beta nya bahwa tidak ada yang perlu dicemaskan darinya.

"Baik Alpha!! "

Benar.
Tidak ada yang perlu dicemaskan. Karna setelah pertempuran ini berakhir dan monster itu akhirnya mati... dengan sendirinya Kiran akan kembali kepadanya. Dan semua akan berjalan seperti semestinya.

Yah. Memang tak ada yang perlu dicemaskan.

**

Gadis itu berdiri memegang belati ditangannya dengan tangan gemetar. Mengangkat belatinya tinggi tinggi... siap menghujamkannya ke jantung pria yang tengah tertidur didepannya.

'Kau yakin akan melakukannya, Kiran?! '
Kiran menahan nafasnya resah.

Disaat Kiran sudah memantapkan hati... kenapa Wolf nya malah membuatnya ragu lagi sih.

"Harus berapa kali kita membahas ini, Rana?!
Ingatlah yang sudah dikatakan Rosalind kepada kita. Ini tugas kita. Takdir kita. Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan Rosalind dulu, dan menyesal dikemudian harinya. " balas mindlink Kiran.

Benar...
Ini sudah takdirnya. Kewajibannya. Dan hanya dia yang bisa melakukannya.
Keberadaan belati ditangannya semakin meyakinkannya tentang takdirnya.
Belati itu... belati yang sama dengan belati bermantra yang Kiran ambil dari kamar Rizk.

Saat para Vampire menangkapnya, Kiran pikir belati itu sudah hilang... tapi nyatanya... mantra di belati itu membuat belati itu masuk kedalam tubuhnya. Menyembunyikan diri. Dan baru keluar kembali beberapa waktu yang lalu... saat Kiran terbangun dan untuk yang kedua kalinya menemukan Nazr tidur disampingnya.

Seolah terpanggil oleh pikiran pikiran Kiran mengenai takdirnya untuk membunuh Nazr, belati itu tiba tiba keluar dari tubuh Kiran... dan beginilah Kiran sekarang.

Siap menghunuskan belatinya kejantung Nazr dan menyelesaikan takdirnya, namun pergolakan batinnya serta keraguan Rana menghentikan tindakannya.

'Aku mengerti Kiran, sangat mengerti tentang itu. Hanya saja.... '

"Tidak apa apa, Rana. Semua akan baik baik saja. Setelah ini, kita bisa kembali kepada Rizk... mate asli kita. Dan kita bisa menjalani kehidupan normal seperti werewolf pada umumnya. "

Genggamannya dibelati itu semakin erat, lalu dalam hitungan ketiga... Kiran mengayunkannya menuju dada Nazr...

STOP!!

Tidak bisa!!

Kiran tidak bisa melakukannya.

Air mata tak terasa membasahi wajah Kiran... tinggal beberapa inci lagi belati itu mencapai tujuannya, tapi TIDAK!!

Kiran tak sanggup melakukannya.
Entah karena aroma mint dan kopi yang memabukkan penciumannya, atau ia terpengaruh kata kata Rana... entahlah...

Yang jelas Kiran merasa gagal dan tak sanggup menyelesaikan takdirnya.

Dan pilihannya untuk tidak membunuh Nazr saat itu juga... menjadi kesalahan fatal untuknya, karna detik berikutnya... ia merasa tubuhnya lemas dan tak sadarkan diri seketika.

Bukan tanpa sebab.
Lucifer... Damon tua itu yang datang bagai asap dan mengambil kesadaran Kiran, sebelum akhirnya berdiri angkuh menatap cucunya. Nazr.

"Kau lihat sendiri kan... gadis ini mencoba membunuhmu, dan kau masih mau mempertahankannya?!! "

Nazr yang sedari tadi pura pura tidur mulai membuka matanya dan tatapannya langsung tertuju pada Kiran yang tergeletak tak sadarkan diri disamping kaki Lucifer.

"Kembali bergabunglah denganku dan kita bersama sama menghancurkan kaum werewolf itu.

Setelahnya... baru kau bisa menguasai gadis ini sesukamu!! " bujuk Lucifer sambil mengulurkan tangannya kearah Nazr.

Nazr bergeming. Tatapannya masih kosong kearah Kiran... sebelum akhirnya senyum aneh itu terukir dibibirnya bersamaan dengan ia yang beranjak menyambar jubahnya.

Semuanya... akan berakhir malam ini juga.

BERSAMBUNG

Mate for KiranWhere stories live. Discover now