"Kak kapan mau nikah? Umur sama tabungan kamu udah cukup kan? Mama udah kepingin nimang cucu."
Irene hampir keselek nasi goreng waktu mama secara tiba-tiba nanyain hal yang paling sensitif bagi si putri sulung keluarga Lee ini. Sedangkan kedua adiknya-Taeyong dan Lisa-mati-matian nahan ketawa sampai mata mereka berair gitu. Emang setan.
"Ma kok tiba-tiba sih?" tanya Irene gugup.
"Ya, mama takut aja kamu keduluan sama si Mas. Mas Taeyong kan udah ada calonnya."
Kini giliran Taeyong yang hampir menyemburkan jus jeruknya tepat di depan muka Lisa.
"IH MAS TAEYONG JOROK!!!"
"Udah ma, kasihan tuh anak-anaknya," lerai papa Lee dengan kalem.
"Abis mama tuh suka iri pa sama ibu-ibu lain. Tuh buk Hyori aja bentar lagi mau punya cucu, anaknya si Jongin nikah muda padahal baru juga kerja dan wisuda. Ya masa anak mama yang cantik dan mapan calonnya aja belum ada? Wendy aja yang lebih muda dari kamu udah mau nikah."
Sebenarnya Irene nggak niat mau nunda nikah. Dia sadar di umurnya yang udah hampir dua puluh enam ini, nikah itu udah jadi prioritasnya. Tapi ya gitu... calonnya aja belum ada gimana mau nikah?
Taeyong sama Lisa yang mulai merasa kasihan sama Irene yang hampir tiap hari kena omel mama masalah nikah langsung inisiatif buat ganti topik.
"Ma, kemaren si Rose minta diajarin bikin nastar katanya," ucap Lisa tiba-tiba.
Mama yang mendengar itu langsung excited mulai menjelaskan panjang lebar tips and trick resep kue nastar sampai lupa kalau dia lagi ngomelin Irene dan malah nyuruh Lisa nelfon Rosé untuk datang ke rumah.
Maaf ya, Ros.
Papa yang ngelihat Irene jadi murung langsung nepuk-nepuk pundak anak gadisnya itu buat menenangkan. "Kamu nggak usah terlalu mikirin kata mama. Jangan terburu-buru juga, papa takutnya malah gagal ditengah jalan dan malah nambah beban kamu Mbak. Nikmati aja dulu." Bisik Papa.
"Bener kata Papa, Mbak. Salah pilih calon yang ada lo malah jadi janda. Entar deh gue kenalin salah satu senior gua di kantor, kali aja ada yang klop sama lo," tambah Taeyong.
Irene cuma senyum simpul nanggepin kalimat penyemangat dari Papa dan Taeyong.
🔷
"Nay, kamu atau bang Jaebum ada kenalan cowok nggak? Yang udah kerja gitu, umurnya kira-kira sebayalah sama kak Irene?" tanya Taeyong tiba-tiba
Nayeon yang duduk di kursi penumpang ngeliatin Taeyong dengan bingung, "Kok nanyain gitu tiba-tiba?"
"Aku kasian sama kak Irene, dari kemaren diomelin mama soal nikah," ucap Taeyong sambil fokus markirin mobilnya.
"Kok jadi kamu yang nyariin calonnya? Masa sih kak Irene cantik gitu nggak ada yang mau?" tanya Nayeon polos.
Taeyong cuma senyum kecut aja. Ya gimana abis bener sih apa yang dibilang Nayeon, cowok mana sih yang nolak kalau ngelihat visual Irene yang udah kayak dewi Aphrodite itu? Tapi dasar Irene aja yang terlalu pemilih (dan, ehem, galak) ya cowok-cowok itu jadi mundur teratur.
"Nggak apalah, jodohin orang itu berpahala loh," akhirnya Taeyong menjawab seadanya.
Sebenarnya sih selain alasan diatas, ada lagi penyebab Irene selalu ditiggalin sama para cowok yang ngedeketin dia yaitu, Taeyong.
Taeyong ini termasuk saudara yang posesif. Contohnya aja waktu Ten mau nembak Lisa, dia ngasih wejangan panjang lebar buat temannya itu, jangan sampai dia nyakitin Lisa. Kalau sampai kejadian? Beuh, mungkin Chittaphon Leechaiyapornkul hanya tinggal nama.
Begitu juga dengan mbak Irene. Awalnya Irene pasti minta pendapat Taeyong dan kalau Taeyong bilang nggak, ya Irene juga bakalan nyuekin cowok itu. Pokoknya, harus lulus standarisasi dan uji kelayakannya Taeyong.
🔷
Irene yang sedang makan siang dengan beberapa rekan kerjanya di salah satu restoran dekat kantor mereka cuma duduk lesu ngeliatin menu tanpa minat. Teman-temannya jadi heran, biasanya Irene paling semangat kalau jam makan siang gini.
"Ren, kamu sakit?" Tanya Tiffany, managernya Irene.
"Ha-hah? Oh, nggak Mbak, lagi banyak pikiran aja."
"Mikirin apa sih?" tanya Hani.
"Soal nikah kali," ya, ini Solar yang kalau ngomong suka nggak diayak dulu.
Irene yang sedih, makin sedih lagi waktu Solar berhasil menebak masalahnya. Sekentara itu ya?
"Eh beneran? Sorry, ren gue nggak maksud..."
"Nggak apa kok. Gue sebenarnya juga mau sharring masalah ini sama kalian."
Jadilah Irene curhat panjang lebar perihal dia yang diomelin terus sama mamanya masalah nikah. Diantara mereka berempat emang cuma Irene yang belum ada gandengan. Malahan Tiffany dan Nichkhun yang dulu nikah muda anaknya udah SMP.
"Ya gue juga suka aneh aja gitu, Ren. Lo cantik dan mapan tapi kenapa belum nikah. Solar aja yang bentukannya begitu ada yang mau," ucap Hani.
"Dih, anjir. Gini-gini gue bini idamannya Eric yeu!"
"Sebenarnya dulu tu ada yang mau nyeriusin gue. Kyungsoo, inget nggak?"
"Ooh... yang dokter itu bukan?" Tiffany tampak mengingat-ingat.
Irene mengangguk, "iya Mbak. Tapi ya gitu... Taeyong nggak setuju, katanya masa cowoknya lebih muda."
"Taeyong adek lo kan? Wah posesif juga ya dia."
"Masalahnya di Taeyong toh?"
Irene cuma mangut-mangut menjawab pertanyaan teman-temannya itu.
"Mau Mbak kenalin nggak, Ren? Sama temannya mas Nichkhun? Namanya Song Mino, pengusaha muda loh."
"Mino yang punya perusahaan real estate itu, Mbak? Ih anjir ganteng plus kaya itu! Mau aja deh, Ren!" ujar Solar heboh.
"Dicoba aja dulu, Ren. Makan malam atau apa gitu," saran Hani yang nampaknya juga setuju dengan Solar dan Tiffany.
Irene yang udah pasrah jadi setuju-setuju aja.
Siapa tau jodoh, ya nggak?
f i n?
bukan taeyong kok yang mau nikah... mau dikasi makan apa nayeon nanti:') wkwkwkwk
WOOOHOOOOK RED VELVET COMEBACK!!!
MAAF YA BONCHAPNYA BUKAN TAENAY HUHUHU NANTI PASTI ADA BONCHAP TAENAY KOK TENANG!!!
part 2 atau....?
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ dare to try? +태용
Fiksi Penggemarthe way she approaches him isn't cute at all, that's why he likes it. © 2016 kihyunasty