Telelolet telelolet drrrr drrrtt
"Huh siapa yang menelfon sepagi ini, aku masih sangat mengantuk" desah Rose sambil mengangkat handphonenya dengan mata setengah terbuka.
"Rose, dimana kamu sekarang? Pak Giant sebentar lagi tiba di kelas. Apakah kau tidak lelah terkena hukum terus darinya?" seru Jennie dengan panik. Ya Giant adalah sebutan untuk guru sejarah kelas 11 IPS, karna suaranya yang besar dan juga jelek, satu lagi ia juga bertubuh besar. Makadari itu orang - orang menyebutnya pak giant.
"Ada apa Jennie-ku? Ini masih jam 5 pagi"
"Liat jam di hp mu baik-baik"
Rose langsung melihat hp nya ternyata benar waktu menunjukan pukul 7.15 dan ada tulisan hari kamis LAGI. Tanpa basa basi lagi ia memutuskan telfon jennie. "Shit, hari kamis lagi, kenapa harus hari kamis, aku sungguh membenci hari kamis." oceh rose sambil menuju kamar mandinya. Rose sangat membenci hari kamis, karena pada hari kamis ia selalu sial, entah kesiangan, belum mengerjakan pr dan lain - lain yang membuatnya sungguh membenci hari kamis. Sebenarnya ada alasan tersendiri mengapa ia sangat membenci hari kamis.
Setelah berpakaian rapih, rose langsung keluar dari kamarnya dan melesit ke bagasi seperti roket untuk mengambil motor matic kesayangannya yang berwarna hitam.
"Mah, Rose berangkat dulu" teriaknya dari luar rumah.
***
Sesampainya ia di sekolah, baru saja rose melangkah kan kaki kanan nya ke kelas, pak giant berteriak sehingga satu kelaspun kaget. "Roseanne Park, sana ke lapangan sampai jam istirahat selesai." Dengan wajah lesu ia pun akhirnya pergi menuju lapangan yang diatasnya terdapat matahari yang sangat terik.
Saat di lapangan, ia kaget karena biasanya ada anak lain yang terlambat tapi tak ada seorang lun disana membuatnya tambah kesal.
"Kau lagi" tiba - tiba ada suara lelaki serak.
"Sejak kapan kita bertemu?" dengan nada juteknya.
Dengan gaya cool nya ia menjawab "Kau sungguh harus memperhatikan keadaan sekitarmu dengan baik"
"Cihh....tidak ada gunanya melakukan hal seperti itu. Membuang waktu saja"
Tanpa mereka sadari pak giant memperhatikan rose dan lelaki disebelahnya yang sedang bercakap cakap. " Kesempatan kalian ya dihukum malah pacaran" teriak pak giant dari lantai 2 dengan suara nya yang besar.
"Kau sih Rose"
"Kau menyalahiku? Harusnya kamu yang sadar diri, kau yang mengajakku bicara terlebih dahulu" sambil memberikan tatapan mautnya.
***
"Ini sudah istirahat loh, kemana Rose?" ucap lisa.
"Itu dia Rose si murid teladan YG school" ucap jennie sambil menunjuk rose.
"Aku sungguh ingin tinggal di kutub utara, betapa panasnya hari ini"
"Sungguh? Ayo Rose kita tinggal di kutub utara, disana kau tidak memerlukan AC atau kipas lagi" ucap Jisoo sambil cekikikan.
"Aku heran fikiranmu masih seperti anak kecil, atau ini faktor menjadi anak bungsu? sahut Jennie.
"Tapi itu semua fakta kan yang aku bicarakan? Baiklah ayo kita ke kantin aku sudah mehanan lapar daritadi"
"Ji kau kan baru saja memakan roti ku?"
"Ya kau tahu kan Lis, ada begitu banyak cacing dalam perutku" ucap Jisoo sambil tersenyum lebar.
"Baiklah ayo kita ke kantin sekarang" sahut Jennie.
Akhirnya mereka berempat pun pergi menuju kantin ke tempat langganan mereka yaitu nasi uduk bu Sina. Meskipun ada jajanan lain, mereka selalu setia dengan bu Sina dari awal mereka masuk disekolah ini.
"Bu nasi uduk nya 4, seperti biasa"
"Oke mbak Lis, sebentar ya"
Saat mereka berempat sedang asik - asik tertawa, minuman dingin tumpah ke kepala rose dan dibelakangnya berdiri empat laki - laki dan ia pun langsung berdiri. Jennie, lisa dan jisoo pun kaget dan membalikan badan.
"SIAPA DIANTARA KALIAN YANG MENUMPAHKAN MINUMAN INI" ucap rose dengan nada kesalnya sambil membalikan badannya.
Jadi ini ff pertama gw, sorry ya kalo ini garing atau apalah, vomentnya ya readerku.... Makasih juga udah mau baca hihi. Oh ya ff ini bakal ff publish setiap 2 hari sekali okayyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Thursday
FanfictionHari kamis lah dimana dia akan mengeluarkan sumpah serapahnya. Siapa sangka rose yang selalu membenci hari kamis sekarang malah sangat menyukai hari kamis semenjak kedatangan seorang laki-laki. Seberapa pentingnya laki-laki itu hingga ia tidak menge...