16 Feel sorry

151 18 0
                                    

Back to author's POV

Ada seorang laki-laki berdiri berpakain serba hitam. Dia sedang menunggu seseorang. Akhirnya perempuan yang ditunggu nya dari pagi hingga sore ini datang juga. Untung nya perempuan ini sendiri juga. Lalu Junhoe segera menarik tangan Rose. "Aku ingin berbicara" ucapan Junhoe bagaikan angin lewat saja, tak ada jawaban.

"Aku akan ke Bandung besok, aku harap aku bisa menghabiskan hari kamis ini bersamamu"

"Cari saja perempuan lain" jawab Rose sambil melepaskan tangan Junhoe.

"Perempuan lain? Aku tidak segampang itu berpindah dari satu wanita ke wanita lain. Apalagi berpindah kepada seseorang yang kubenci"

Jleb...

Umpatan itu menusuk Rose "Maksudmu apa Jun?"

"Intinya aku tidak akan kembali kepada seseorang yang kubenci"

"Jun, kamu ngomong apa sih? Jangan ngada-ngada"

"Ngada-ngada? Kemarin aku melihatmu sedang memeluk Mino"

"Itu tidak seperti yang kamu lihat Jun"

"Terus apa? Kamu tau betapa sakit nya hatiku melihat mu berdua kemarin? Aku menyukai mu, kamu tahu kan. Setidaknya jika kamu tidak menyukaiku kamu tinggal bilang jika tidak suka" dengan nada sedikit tinggi.

"Jun, aku enggak ada apa-apa" jawab Rose sambil memegang punggung bawah belakang nya yang terasa sakit lagi.

"Aku benar-benar seperti orang bodoh menunggumu, ROSEANNE" dengan nada yang semakin tinggi.

"Jun, dengarkan penjelasan ku dulu" lalu Junhoe meninggalkan Rose.

"KAMU SIAPA? KAMU BUKAN SEORANG KOO JUNHOE YANG KU KENAL. IA TIDAK PERNAH BERBICARA DENGAN NADA TINGGI DAN IA AKAN SELALU MENDENGARKAN CERITAKU. KAMU INGIN MENDENGAR JAWABAN KU? AKU TIDAK MENYUKAI MU JUN" tetesan air mata mulai membasahi pipi Rose. Segera ia berjalan ke parkiran agar cepat bisa di kamar nya.

Disinilah Rose sekarang, ia berada di kamar nya. Ia menangis sejadi-jadi nya. Tangisan nya ditemani oleh hujan di sore hari. Lengkap sudah.

Mengapa ini terasa sakit sekali. Ia tidak mempunyai hubungan spesial dengan Junhoe. Ia hanya teman nya. Tapi mendengar Junhoe akan pergi ke Bandung membuatnya sedih. Jakarta-Bandung jarak yang dekat, tapi tidak mungkin kan Junhoe pulang setiap hari?

Ia merutuki dirinya yang bodoh. Banyak pertanyaan terngiang-ngiang difikiran nya
Mengapa aku tidak mengiyakan jawaban nya saja?
Mengapa aku menyebut perempuan lain?
Mengapa aku tidak mengejar Junhoe lalu berbicara yang sebenar nya?

Sungguh pertanyaan ini membuat nya semakin pusing. Sebentar....sepertinya ada yang memanggil Rose dari luar. Suara serak khas itu. Ia adalah Junhoe. Apa yang dia lakukan di depan rumah Rose, mana hujan deras.
Lalu Rose segera mengintip jendela kamar nya.

"Rose"

"Rose ini aku Junhoe"

"Maafkan aku yang tadi berbicara dengan nada tinggi, yang tidak mau mendengarmu"

Tidak ada jawaban sedikitpun dari Rose.

"Rose, aku ingin menghabisi hari kamis ini bersamamu"

"Kamu mau ke taman? Atau berbelanja? Aku akan menemanimu"

"Keluarlah, besok aku akan segera pergi. Aku tidak janji akan sering ke Jakarta"

Ucapan itu semakin membuat Rose menangis. Ia tidak ingin Junhoe pergi, ia ingin Junhoe selalu disamping nya.

"Bisa jadi ini pertemuan terakhir kita bukan?"

"Aku masih menyukaimu hingga detik ini, bahkan aku dalam titik menyayangimu"

"Aku tahu, kamu menyukai ku juga kan hehehe"

Tidak Jun tidak, aku tidak menyukaimu, batin Rose.

"Baiklah, jika kamu tidak mau keluar aku akan menunggu mu disini"

"Aku setia bukan?"

Benar saja, Junhoe sudah berdiri sejak sore hingga pukul 9 malam dibawah hujan yang tak kunjung reda. Dari ujung rambut hingga kaki nya sudah basah semua. Tapi Rose tetap tidak keluar dari rumah nya. Ia masih menangis dikamarnya. Hingga tengah malam pun Junhoe masih berdiri.

Tapi kini dibelakang Junhoe ada Seunghoon. "Jun, apa yang kamu lakukan disini? Ayo masuk. Lihat dirimu sudah basah kuyup"

"Aku tidak akan masuk sampai Rose keluar"

Dengan sekuat tenaga Seunghoon berteriak "ROSE KELUAR KAMU, JUNHOE SUDAH BASAH KUYUP GINI"

"SAMPAI KAU MEMBAWA MASUK JUNHOE, AKU AKAN MENHANCURKAN GUNDAM MU" itu adalah suara Rose. Ya itu Rose. Suara yang ia tunggu sedari tadi.

"MASA BODO DENGAN GUNDAM KU" lalu ia menarik Junhoe masuk kerumah nya.

"Hoon, tidak. Tidak usah. Daripada gundam mu hancur lebih baik aku pulang saja. Junhoe segera berjalan balik ke arah rumah nya.

"Jun, tunggu. Jun......." teriakan Seunghoon tidak dianggap nya.

ThursdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang