Sepulang sekolah, Junhoe menjemput Rose ke kelas nya. Sambil berjalan ke arah parkiran Rose berkata "Ya kamis seperti nya kita akan berteman"
"Kamu bilang apa Rose?"
"Ah tidak, aku tidak bilang apa-apa"
Seharus nya Junhoe mengantar Rose pulang kerumah nya, tetapi ia malah membawa nya ke sebuah danau. "Jun kamu amnesia letak rumah ku ya? Harus nya kita......" seketika Junhoe memotong ucapan Rose "Aku ingin membawa mu ke suatu tempat". Setelah itu hanya hening yang ada. Biasa nya mereka akan berceloteh sepanjang jalan, tidak kali ini.
Sesampai nya di danau...
"Hey Jun, apa yang kamu lakukan di perahu itu"
"Ulurkan tangan mu cepat". Lalu Rose meraih tangan Junhoe agar masuk ke perahu kayu itu. Akhir nya Junhoe pun membuka pembicaraan. "Rose kenapa kau diam saja?"
"Ehh...ohh..tidak. Aku tidak apa"
"Kamu yakin?" sahut Junhoe sambil mengangkat alis nya pertanda tidak yakin.
"Baiklah-baiklah, momen seperti ini mengingatkan ku pada Mino. Ah sungguh aku benci sangat dengan dia"
"Kenapa? Coba ceritakan padaku". Lalu Rose menceritakan hubungan nya dengan Mino dari awal hingga bagaimana ia ditinggalkan tanpa sebab.
"Wooo...aku tak menyangka kamu sesabar itu, aku yakin kau akan mendapatkan yang lebih baik dari Mino" yang dibalas senyuman saja oleh Rose lalu ia menundukkan kepala nya.
"Aku baru sadar ada rumah di sana, ayo Jun kita kesana?"
Junhoe menjawab nya terbata-bata "I...itt...ituu. Aku tidak tahu siapa pemilik nya"
"Lain kali aku akan kesana sendiri"
"JANGAN!!!!"
"Kenapa memang nya?"
Junhoe tidak membalas pertanyaan Rose, melainkan malah memanggil nya "Rose?"
"Iya?" sambil mendongakkan kepala nya.
"Kau sungguh cantik"
"Sungguh buaya kamu ini. Ya aku tau kamu ingin membuat ku jatuh hati kan, selanjut nya kamu akan membuat ku menjadi pacar ku kan?"
"Ya itu benar, aku akan membuat mu jatuh hati padaku. Lalu membuat mu menjadi pacar ku" jawaban ini sontak membuat Rose menatap Junhoe tidak percaya.
"Aku menyukai mu Rose. Aku sudah lama menyukai mu semenjak hari ketiga kau MOS"
Baru saja Rose ingin berbicara, Junhoe langsung berkata "Perempuan yang ku maksud saat di taman itu kau, Rose"
"Jun......" sambil menatap Junhoe tidak percaya.
"Aku harus nya mengakui ini sejak lama, tapi aku tidak punya nyali"
"Jun......."
"Aku berjanji bukan akan segera menyatakan perasaanku pada orang yang kusuka selama ini?"
"JUN......." jawab Rose dengan nada agak tinggi.
"Maaf, aku takut kejadian seperti ini terulang lagi. Aku tidak mau lagi sama seperti Mino" jawab nya sambil menoleh kan kepala nya ke arah kiri.
"Baiklah, aku mengerti. Aku akan menunggu mu" sahut Junhoe sambil menoleh ke arah kanan nya.
Kini tak ada percakapan lagi diantara mereka. Hanya kecanggungan yang menghiasi mereka.
***
Baru saja Jisoo ingin mengetuk pintu kamar, Rose langsung membuka pintu nya tiba-tiba.
"Instingku benar kamu sudah ada di depan kamar ku Ji hahaha"
Lalu Jisoo segera masuk dan merebahkan badan nya diatas tempat tidur Rose seperti biasa. "Ahhh Rose tempat tidur mu memang memang paling nyaman..." baru saja Jisoo ingin melanjutkan omongan nya, ia bingung melihat raut wajah Rose yang menjhadi sedih. "Kamu kenapa Rose?"
"Ji, omongan mu benar. Tadi Junhoe bilang jika ia menyukaiku. Ia bahkan menyukai ku sejak hari ketiga ku MOS"
"Ceritakan pada ku Rose!". Lalu Rose menceritakan bagaimana ia bisa ditipu pergi ke sebuah danau sampai pengakuan Junhoe jika ia menyukai Rose.
"LALU APA JAWABANMU ROSE?" jawab Jisoo dengan penuh keingintahuan nya.
"Aku bilang, aku masih trauma Ji. Dan ia akan menungguku. Keadaan kita menjadi canggung setelah nya"
"YANG BENAR SAJA ROSE! LIHAT BETAPA SETIA NYA DIA MENYUKAI MU SELAMA 2 TAHUN DAN KAMU MENOLAK NYA DAN IA BILANG MAU MENUNGGUMU"
"Entahlah Ji. Aishh harus nya aku tidak mengiyakan ajakan nya tadi" sambil menggaruk kepala nya.
Uhh canggung, kalo gw sih langsung gw iya iya in aja wkwkwk.........
KAMU SEDANG MEMBACA
Thursday
FanfictionHari kamis lah dimana dia akan mengeluarkan sumpah serapahnya. Siapa sangka rose yang selalu membenci hari kamis sekarang malah sangat menyukai hari kamis semenjak kedatangan seorang laki-laki. Seberapa pentingnya laki-laki itu hingga ia tidak menge...