Pagi ini seperti biasa, aku mengikat dasi untuk suamiku, tapi semua kulakukan cepat, segera setelah aku selesai mengikat dasi untuknya aku harus mengambilkan jasnya, dan kubiarkan dia menyisir rambutnya sendiri. Setelah itu aku berlari ke kamar pageranku, George untuk menyiapkan semua keperluan sekolahnya. Ya dia sudah lima tahun lebih, hampir entam tahun jadi kami merasa bahwa dia perlu lingkungan sosial yang lebih luas, jadi aku dan Abi sepakat untuk memasukanya ke playgroup.
Aku memilih playgroup yang dikelola oleh Emily sepupu jauh Adam, alasannya karena aku sudah pernah kesana, aku juga sudah melihat metode pengajaran yang fun di sana. Jadi putraku tidak akan tertekan, karena dia bukan kesana untuk belajar, tapi bermain bersama teman-temannya.
Akbu juga tidak membuatnya berada di sekolah hampir seharian seperti teman-temannya, Abi akan mengantar kami, dan siang hari aku akan menjemputnya. Ya setidaknya rutinitas itu sudah kami lakukan hampir satu tahun belakangan ini.
"Oh you are getting handsome dear." Aku merapikan rambutnya.
"Thanks momy." Dia mencium pipiku lembut. Aku merasa hidupku sempurna saat ini.
***
"Your Coffee Sir." Aku membawakan secangkir kopi untuk suamiku, Dia tersenyum padaku "Thanks" aku mendapat hadiah kecupan di pipi kiriku "And this is for you Sir." Aku menyodorkan segelas susu untuk pangeran kecilku. "Thank you mam." Dan aku mendapat hadiah kecupan di pipi kananku.
"Here we go." Aku datang dengan dua piring scrambled egg, satu kuletakan di hadapan suamiku "Scrambled egg again?" dia melotot melihat piringnya, lalu menoleh padaku "Eat please." Aku berbisik padanya, George tampak memperhatikan tindak taduk kami.
Aku beralih padanya, kuletakan piring berisi menu yang sama, dan dia langsung menutup matanya " Dissaster ." Abi tersenyum melihat puteranya, dia bahkan sudah bisa protes degan cara yang lebih kejam dari ayahnya." I made it with love darling, so please eat." Aku berbisik padanya, mengecup pipinya lalu berlari ke dapur untuk menyiapkan bekal puteraku.
Kuputuskan untuk membuat sandwich tuna dan sayuran hari ini.
Setelah kumasukan potongan terakhir dalam snack box, aku kembali ke meja makan, lalu memasukannya dalam tas George. Kulihat piring mereka sudah kosong, dan mereka menatapku dengan tatapan yang sama, matanya mereka berbinar.
"What's going on here?" Aku menyipitkan mataku pada mereka berdua.
"Dady said that the breakfast was very wonderful, so he will give you a gift."George menjelaskan padaku.
"Gift?"Aku menautkan alisku.
"Come." Abi memintaku mendekatinya, dan kulakukan itu. Lalu dia memelukku, memberiku ciuman dipipiku, di depan puteraku sendiri. "Dia sudah besar, jangan lakukan ini di depannya." Aku berbisik di telinganya, Abi melirik ke arah George yang tampak menutup matanya dengan tangan.
"Done." Abi memberi aba-aba dan seketika George membuka matanya.
"You make me jealous dady! Momy come to me please, I wanna hug you too." Oh pria kecilku pandai sekali mengoceh, entah dia menuruni sifat siapa? Aku atau ayahnya.
"Sure dear." Dia memelukku, menciumku berkali-kali, tapi matanya tertuju pada ayahnya "You Fell jealous dady?" aku tertawa, oh rupanya mereka sedang bersaing untuk membuat cemburu satu sama lain, disini akulah pihak yang paling di untungkan, aku mendapat kasihsayang dari kedua pria yang paling kugilai di dunia ini, suamiku dan puteraku.
"Oh, you kiss her to much, I fell very jealous." Abi mengusap-usap kepala George sambil menggendongnya keluar rumah. Ya mereka harus segera peri jika mereka tidak ingin terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abraham Salim (Book 3) #Googleplaybook #JE Bosco Publisher
RomanceAku sedang berada di kursi tunggu bandara ketika aku mendapat pesan singkat. kubuka layar ponselku dan air mataku hampir saja tumpah meilat backgroun di ponselku, foto suamiku dan pangeran kecil kami George. Pesan dari Agnes kakakku "Take care dear...