Aku segera berlari ke kamarmandi setelah menyimpan dokumen aplikasi adobsi bayi Nathania. Aku segera menyikat gigiku, memastikan bau mulutku sudah sangat segar. Aku juga membiarkan rambutku tergerai, sedikit membuatnya berantakan, bervolume. Aku juga menyemprotkan parvume andalanku.Setelah memastikan penampilanku sempurna aku berjalan masuk kembali ke dalam kamar. Kulihat lampu sudah dimatikan sebagian. Aku mendekati ranjang, dan dia berbaring terlentang, berbalutkan selimut.
"Apa yang terjadi Mr. Salim?" Aku terkejut melihatnya.
"Apa?"
"Kemana pakaianmu?" Aku sedikit protes setelah melihat dia hanya berbalut selimut satin warna abu-abu.
"Aku hanya membantu meringankan tugasmu." Dia tersenyum.
"Tapi aku suka melakukan tugasku Sir." Aku merengut, tapi akhirnya aku naik ke atas ranjang.
"Come."Abi meraihku sehingga tubuhku menindihnya. "Hari ini isteriku tercinta sedang berulang tahun, aku ingin membuatnya seperti ratu malam ini."Dia berbisik."Haruskah?" aku menautkan alisku.
"Ehem." Dia mengangguk.
"Apa yang kau tunggu Mr. Salim? Mengapa kau jadi pemalas, bukankah kau sangat menginginkan hadiah spesial malam ini?" Aku membalas berbisik.
"You lead."
Aku terbelalak, menatapnya, dia tampak menahan senyum. Bagaimana dia bisa memintaku memimpin permainan ini? Dia tahu betul kapasitasku, meski bertahun-tahun aku berlatih tapi aku belum juga expert."I can't" aku mengigit bibirku.
"Try." Perintahnya.
Aku mengawali dengan menciumnya " Like this?" aku bertanya di sela ciumanku. "belajarlah menjadi percayadiri." Bisiknya.
Aku mengulangi lagi prosesnya, dan beruang pemalas ini masih juga tertidur. Entah dia sengaja memancingku atau dia memang benar-benar malas. Akhirnya aku menyerah dan roboh di pelukannya. "Kau benar-benar ingin melewatkan kesempatanmu berkuasa atasku Mrs. Salim." Abi menatapku. Aku mengangguk.
"I'll show you the way." Abi membalik posisinya, saat ini aku terjepit diantara dirinya dan ranjang. " Ready?" dia berbisik di telingaku. " Yes please."
Abi membantuku terbebas dari gaun tidurku. "this is the first step we should do." Dia masih saja berbicara ditengah aksinya.
Dia mencium setiap jengkal kulitku, dan itu membuatku meronta penuh gairah.
Dia kembali keatas, mencium bibirku lagi, dengan lembut, lalu menarik diri " Your turn."
Aku terkejut dia menghentikan permainan ini di tengah jalan. "You sure Sir?" dia mengangguk "You can do it."Dia bahkan begitu percaya padaku untuk perkara ini.
Aku mencoba cara yang sama, mengagumi setiap jengkal kulitnya dengan bibirku, dan aku merasa dia menggeliat. Oh apakah aku berhasil?
Sedikit improvisasi membuat beruangku akhirnya terbangun.
"Mari kita tuntaskan beruang pemalas." Bisikku.
"Yes please." Kali ini dia yang memohon padaku.
Aku merasa bahagia, memiliki kendali atas dirinya membuatku merasakan sensasi tersendiri. Terimakash sudah begitu percaya padaku Sir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abraham Salim (Book 3) #Googleplaybook #JE Bosco Publisher
RomantizmAku sedang berada di kursi tunggu bandara ketika aku mendapat pesan singkat. kubuka layar ponselku dan air mataku hampir saja tumpah meilat backgroun di ponselku, foto suamiku dan pangeran kecil kami George. Pesan dari Agnes kakakku "Take care dear...