Waktu juga selalu tersisa,
Seperti tersisanya kopi pada yang kurang memahami,
Yang pahit itu sebenarnya manis.Ketika waktu itu memenuhi kocek penghidupan, seperti uang, ditabur belanja semahu suka. Sedang lupa kocek juga bisa koyak, menjadi tirisan.
Lalu apa kau bisa membeli waktu yang berlalu?
Dengan cara apa? Melobi pada Tuhan?Hargailah waktu dan seisinya,
Kerana keakuan kita pada waktu,
Tidak selamanya keakuan waktu kepada kita.Seperti waktu yang aku siram pada sekuntum bunga yang aku namakan engkau.
Tidak ku petik, ku jaga rapi tumbuh mewangi.