Tentang hening malam dan gemuruh rindu dalam dada. Masih kau paradekan rindu yang terbalut luka-luka kemarin.
Dan aku masih bukan suara dari arak-arakan rindu yang kau paradekan.
Pada hening malam yang tak kunjung padam, aku diam-diam berpulang pada jarak; mulai bersiap hilang— aku bersikukuh hilang dari kisah yang tak pernah purna seusai senja di sekitar bukit yang landai, sesaat setelah embun pertama menyentuh pipimu.
— Shasa Sora
KAMU SEDANG MEMBACA
Setumpuk Rindu
PoetryIni tentang rindu. Berbagai jenis rindu yang bahkan mungkin kadang begitu menjenuhkan. Mungkin juga menyakitkan atau mungkin membuat empunya jatuh berdebam.