Dua dibanding tiga. Kau memilih dua buah kue lapis kesukaanku daripada tiga buah kue coklat yang kau sukai.
Kau suapkan secuil demi secuil kedalam mulutku dengan tersenyum.
Ah, masa itu lagi. Selalu dan terus berkelebat penuh pilu dalam kepalaku.
Menari-nari dalam kepalaku diiringi rintihan rindu-rindu pilu kepulanganmu.
Sebilah kenangan dalam sebuah dongeng yang usang, pulanglah; aku merindukanmu.
—shasasora
KAMU SEDANG MEMBACA
Setumpuk Rindu
PoetryIni tentang rindu. Berbagai jenis rindu yang bahkan mungkin kadang begitu menjenuhkan. Mungkin juga menyakitkan atau mungkin membuat empunya jatuh berdebam.