Ini masih tentang kau, lelaki dengan pualan roman dalam khayalku, seseorang yang hampir tak pernah berhenti ku timang dalam doa.
Sebentar malam suaramu mulai tehdengar samar, atau mungkin telinga ini mulai pekak ditengah riuh rindu-rindu purba yang mulai ingin diparadekan
‘Sial!’ gumamku pelan kala jengkal rindu yang kau pupuk perlahan berubah jadi bebal.
Meremang sudah kepala anak Hawa ini merenungkan pagutan mesra sesaat setelah pelukmu perlahan tiba, sesaat kau paradekan rindu-rindumu melalui jamah kecil; pada tubuh mungil kala malam enggan menahan dekap gulita kasih lebih lama.
– Shasa Sora
KAMU SEDANG MEMBACA
Setumpuk Rindu
PoetryIni tentang rindu. Berbagai jenis rindu yang bahkan mungkin kadang begitu menjenuhkan. Mungkin juga menyakitkan atau mungkin membuat empunya jatuh berdebam.