Pertama kali aku menatapmu tak ada kesan yang tertinggal, dua kali kita bertemu
tatapmu mulai meninggalkan bekas, lali ketiga kali waktu berjalan begitu cepat
Aah, aku menunggu pertemuan selanjutnyaBingung..
Sudah lama aku tidak merasakan hal seperti ini baiklah aku anggap ini fitrah, lalu awalnya aku yang menunggu pertemuan itu: Ku kira hanya aku
Ternyata banyak aku yang lain diluaran sana.Jujur saja
Pernah terpikir "Kenapa aku harus terlibat perasaan serumit ini?"Baiklah... Baiklah...
Rasanya percuma saja pertanyaan itu tak memuat jawaban, sekalipun kutanyakan langsung padamu.Ku putuskan tuk berjalan mundur. Selangkah, berat rasanya.Dua langkah, aku harus bisa. Tiga langkah, kau bahkan tak menyadari kemunduranku
Baiklah aku pergi saja tak perlu ku berjalan mundur.
Ceritanya mulai lupa, tiba-tiba kau datang lagi. Ku tanya "Kau mau apa?" "Aku rindu" katamu
Sebentar....
Bahkan kata rindu mudah sekali terucap dari mulutmu. Kau pikir rindu hilang hanya sebatas temu? Bahkan aku ragu jika kau bisa merindu
—shasasora
KAMU SEDANG MEMBACA
Setumpuk Rindu
PoetryIni tentang rindu. Berbagai jenis rindu yang bahkan mungkin kadang begitu menjenuhkan. Mungkin juga menyakitkan atau mungkin membuat empunya jatuh berdebam.