Belum sampai selustrum kau hadir, namun terasa seperti seabad lamanya tlah hadir.
Kau sebait kenangan tentang malam yang takkan usai ku ceritakan.
Begitupun kenangan tentangmu, tak lengkang oleh waktu; meski telah berbeda zaman dan kenyataan.
Belum pula selustrum kau pergi, namun pedih luka tampak seperti seabad tlah tercipta.
Dua lebih sepuluh dini hari, ku harap kau datang. Meski tidak dengan ragamudapat kembali. Aku masih menunggu.
—shasasora;2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Setumpuk Rindu
PoetryIni tentang rindu. Berbagai jenis rindu yang bahkan mungkin kadang begitu menjenuhkan. Mungkin juga menyakitkan atau mungkin membuat empunya jatuh berdebam.