reappear.

1.5K 68 6
                                    

Arbani side.

"Bani!" Suara yang tak asing lagi di
telingaku, kupalingkan wajahku lalu menatap langkahnya yang semakin dekat denganku.

Aku masih terdiam sambil menatapnya dan menunggunya untuk berbicara.

"Lo kok jalannya cepat banget sih," tanya Rizky yang masih nghos-nghosan.

"Perasaan gue biasa aja kok," jawabku sambil mengerutkan kedua alisku.

"Hari ini lo ada planning gak?" Tanya Rizky lagi padaku.

"Hem, ada," jawabku singkat setelah berfikir beberapa detik.

"Apa?"

"Gue pengen hunting di kota tua."

"Gue ikutan dong, gue juga pengen nambahin skil gue."

"Ikut aja, entar lo langsung kerumah gue aja."

"Ok deh, kalau gitu, gue tinggal yee, ada urusan gue bentaran," ucap Rizky lalu mengangkat tangan kanannya.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku, karena yang di maksudnya dengan urusan itu adalah perempuan, jelas saja, Rezky sering gonta-ganti pacar, bisa di bilang, hampir semua fakultas yang ada di kampus ini pernah ia pacari, paling cuman sekitar sebulan doang, itupun paling mentok.

***

Di ujung meja, terlihat wanita yang paras cantik seperti sedang menunggu seseorang, tapi entahlah siapa yang ia tunggu, karena sejak kemarin ia hanya duduk di situ sambil melihat keluar jendela.

"Apa dia hanya kebetulan ya ke sini?" Tanya wanita itu seorang diri.

Matanya masih terfokus dengan jalan yang berada di luar jendela, ia mengamati setiap orang yang berlalu lalang di hadapannya.

"Gue pengen ketemu lagi sama lo," gumam wanita itu.

***

Belum lama ku rebahkan tubuhku di sandaran Sofa, suara Rizky yang nyaring kini memasuki telingaku.

"Arbani!" Teriak Rizky.

"Bani!" Teriaknya lagi.

"Etdah-_- sabar dikit napa, lo kira gue jin apa, setelah lo panggil gue langsung nongol di hadapan lo, butuh proses kali, gue jalan nih, dari dalam," protesku saat tiba di depan pintu rumah.

"Biasa aja dong, yuk berangkat," ajak Rizky.

Setibaku di kota tua, aku langsung mengeluarkan kameraku yang berada di ransel kecilku, tidak kulewatkan suasana yang saat ini sangat sayang jika aku tidak mengambil ojek itu.

Bruukk! Suara tabrakan dari belakang punggungku.

"Sorry-sorry, gue gak seng..." ucapnya terpotong setelah melihat wajahku.

"Hati-hati dong Mbak, jaket saya jadi kotor kan," ucapku sambil membersihkan jaketku yang terkena jus jeruk.

Aku menghentikan aktifitasku setelah tidak mendengar suara lagi dari wanita yang menabrakku.

"Hallo!" Sahutku padanya sambil mengibas-ngibaskan tanganku kedepan wajahnya.

"Arbani kan ?" Tanya wanita itu sambil menujukku.

"Iya, siapa yaa?"

"Lo lupa sama gue?"

Aku sedikit berfikir sambil mengingat, siapa wanita itu.

"Ya ampun, itu loh yang cewek di cafe ngajak lo ngobrol, lebih tepatnya curhat sih."

Aku hanya mengOh panjang.

Sepotong Hati Yang BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang