Zulfa Side.
malam ini adalah malam minggu, malam yang panjang bagi pasangan muda-mudi yang sedang di mabuk Cinta atau di landa asmara.
"Mau kemana lo kak?" tanyaku setelah melihat Rizky turun tadi tangga.
"malam mingguan dong," jawab Rizky lalu menghampiriku.
"Emang punya pacar?" ledekku.
"yee ini anak, kalau ngomong suka asal yah, jelas adalah."
"Cewek apa cowok?"
"lo pikir gue gak normal ? najis gue sama cowok, ya jelas sama cewek."
"Iyaa deeh tau kok, tapi paling ceweknya cuman selingan doang," ucapku beriringan kepergian Rizky.
Rizky terdiam dan menoleh menatap kepergianku dengan senyuman kecil di wajahnya.
"Selingan? Lo masih belum berubah," Batin Rizky lalu pergi meninggalkan rumah dengan motor besar yang di kendarainya.
Sedangkan aku? Cewek remaja yang selalu tinggal di kamar, karena bagiku malam minggu ataupun malam biasanya, itu sama saja bagiku, tidak ada bedanya.
Begitulah sedikit gambar tentang malamku yang selalu di temani dengan kaset-kaset drama korea."Ahh Sweet banget sih," ucapku setelah melihat adegan dimana sang pria nyatakan cinta dengan wanitanya.
***
Drrrrtttt! Dering ponsel yang tiada hentinya.
"Brisik amat sih," celoteh Arbani yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk di atas kepalanya.
"Yaaelah, mereka pada ngapain sih? Emang gak ada kerjaan apa?" Lanjut Arbani setelah melihat layar ponselnya yang ternyata para fansnya menghubunginya.
Arbani meletakkan kembali ponselnya diatas meja, tapi tak lupa untuk mematikannya.
Arbani bukannya tegaan, hanya saja ia tidak suka memberi harapan palsu pada mereka, bahkan tidak di beri harapanpun mereka yang malah berharap lebih dari Arbani, lain cerita dengan Rizky sahabatnya itu."Kira-kira besok jadwal gue apaan ya?' Ucap Arbani lalu melihat catatan di bukunya.
Bep! Notif pesan singkat.
Arbani melirik ponselnya dan mendapati nama Rizky di layar ponselnya.
"Ngapain nih Conge' Sms gue?" Ucap Arbani lalu membuka pesannya.
"Sial! Ngapain coba ngirimin gue gambar kek ginian, di kira gue iri kali ya."
Arbani tidak berminat untuk membalas ledekan Rizky, karena memang jika malam minggu seperti ini, Rizky selalu menang dari Arbani.
Drrrrtttt! Dering ponsel Arbani memecahkan konsentrasinya.
Sepertinya Rizky tidak puas mengejek Arbani sebelum Arbani meresponnya.
"Gak bakal gue angkat telfon lo, paling juga mau ngenalin cewek barunya yang di ajak malam minggu, udah basi," celetuh Arbani lalu mematikan ponselnya.
***
"Ban, semalam lo kemana sih?" Tanya Rizky di dalam kelas.
"Gak kemana-mana sih, gue di rumah aja, kenapa emang?" Jawab Arbani tanpa menatap Rizky.
"Sudah kuduga," lirik Rizky sinis.
"Ehh kutu, kalau lo udah tau, ngapa lo malah nanya ke gue?"
"Yaelah, gue kan cuman mastiin doang."
"Ki, gue mu nanya deh," ucap Arbani setelah Rizky duduk di kursinya.
"Sejak kapan lo nanya dulu ke gue baru ngomong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepotong Hati Yang Baru
RomanceKita hanya punya sepotong hati, bukan ? Satu-satunya. Lantas bagaimana kalau hati itu terluka ? Disakiti justru oleh orang yang kita cinta ? Aduh, apakah kita bisa mengobatinya ? Apakah luka itu bisa pulih tanpa bekas ? Atau jangan-jangan, kita haru...