Hatimu adalah miniatur dunia yang paling sederhana.
Sejauh apapun aku berpaling, kita akan bertemu—dalam sekali waktu, atau seribu waktu.
Kau mengubahku, kehilanganmu adalah meditasi demi menyulap ujian berat jadi garis lurus.
Tiga banding satu. Kekalahan lawan kemungkinan.
Aku bergeming untuk menang dalam kehancuran.
Kau aturan baku. Penawar racun yang diracik oleh tangan para dewa yang bersatu.
Kau mata pedang, muara dari letupan waktu, sepenggal bara yang tangguh di dalam detak angin yang bertalu.
Kau bahasa paling murni, kau persembahan madu dari surga, memabukkanku dalam dosa, kutukan tanpa jeda.
Aku bangun diri hari demi menatap purnama.
Aku bangun pada senjakala demi kecupan kita berdua.
Kita hidup dalam rasa percuma.
Kita hidup dengan jutaan pukulan telak di tengah dada.
Kita hidup dengan kecemburuan yang parah pada bintang jatuh, bertanya-tanya, kapan kita melesat sebebas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senbazuru E-VERSION ✅
Historical FictionKuroko Tetsuya tahu, Putra Sang Shogun dan Samurai pengembara itu berlomba untuk membelinya. [Semi Historical Fiction - Completed]