akhir yang menjadi awal

2.7K 338 38
                                    



"Seijuurou-dono!"

Satu dari lelaki bertopeng itu telah tumbang, dan tidak ada satupun dari mereka yang mundur dan mengurungkan niat untuk mengepung Seijuurou.

"Kalian datang, memohon-mohon padaku untuk ikut dengan kalian, tapi bagaimanapun, aku bisa melihat bahwa apa yang kalian lakukan sebenarnya adalah untuk kepentingan kaum kalian sendiri. Bukan untukku. Bukan untuk margaku. Akashi."

Sang pemburu tidak bodoh untuk menarik logika semudah itu. Jika orang-orang bertopeng yang bedebah ini justru menyerangnya setelah ia menyerang salah satu dari teman mereka, tentu kesimpulannya sudah jelas: mereka mendatanginya untuk sebuah tujuan yang sama sekali personal.

"Sekarang, beri jalan padaku dan pada kudaku, atau aku akan menghabisi kalian semua."

Titah telah jatuh. Seorang pemburu diberkati pula oleh naluri tajam seorang pembunuh, sebersih apapun ia memperlakukan setiap inci dunia.

"Putuskan cepat, bangsat! Aku tidak punya waktu untuk menunggu kalian menyiapkan mental dan strategi untuk menghadapiku!"

Seorang Akashi Seijuurou tidak akan ragu bertarung melawan para penipu. Penipu adalah limbah. Penipu adalah akar busuk. Penipu adalah sampah. Penipu adalah kotoran neraka.

Di masa lalu, keluarganya dikhianati habis-habisan oleh banyak pengikut yang sebelumnya sudah bersumpah akan menjalankan janji setia. Bertahun-tahun ia dan ibunya harus hidup berkekurangan, tidak lebih bersahaja dari seorang pendeta yang hanya mengharap santunan dari para dermawan. Kekuasaan ayahnya dihancurkan dan ayahnya dibunuh. Belum cukupkah semua itu Seijuurou terima?

Bahkan seorang Kiyoshi Teppei yang katanya menghambakan diri dengan begitu murni pada ayahnya, bisa menjadi begitu busuk dan melarikan putra Mayuzumi, menyelamatkan musuhnya.

Seijuurou sudah tidak percaya pada siapapun.

"Kami tetap akan membawa Anda ke Kyoto," salah seorang dari mereka berkata, belum gentar sekalipun pandangan Seijuurou telah menyala begitu marah. "Kami akan menyeretmu jika memang kau terus menolak"—bahkan panggilan sopan itu kini telah sempurna berubah—"Kami akan membawamu ke Kyoto untuk disucikan dan dimohonkan ampun di hadapan Dewa Matahari, Akashi Seijuurou."

Dimohonkan ampun? Apa dosa yang kuperbuat?

"Jika masih memakai nama marga Akashi, tidak menanggalkannya sekalipun sekarang aku hanya seorang pemburu jelata kalian anggap sebagai sebuah dosa dan ketidakpantasan, kurasa itu masih belum cukup digunakan sebagai alasan menyucikanku."

"Kau, Akashi Seijuurou"—Akashi sama sekali tidak jeri menatap ujung pedang yang kini sudah teracung, nyaris merobek lehernya—"Kau harus disucikan karena kau akan melanggar kutukan. Kau mencederai kepercayaan kami sebagai pengikut ayahmu yang tetap setia sekalipun Akashi Masaomi sudah gugur di medan perang bertahun-tahun lalu."

"Kutukan? Hei, iblis, apa maksud kalian?"

"Jangan menikahi keturunan Mayuzumi, atau leluhur akan marah padamu, Akashi Seijuurou."

Seijuurou tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. "Menikahi keturunan Mayuzumi? Siapa maksudmu? Aku bahkan benci setengah mati pada marga kampungan itu. Sesampah apa aku sampai memaksakan diri menikahi musuhku?"

"Tapi cenayang telah melihatnya! Kau akan membawa kehancuran bagi keshogunan Kyoto saat ini! Shogun Mayuzumi-dono yang sekarang bertahta akan menyulut sebuah perang jika seorang keturunan Akashi menikah dengan putra Mayuzumi!"

"Omong kosong aku akan menikah dengan Mayuzumi. Meludahi mereka saja aku tidak sudi," Akashi tidak yakin orang-orang yang mengepungnya saat ini masih waras. "Kuberitahu kalian sesuatu, aku sama sekali tidak peduli dengan Mayuzumi. Aku tidak akan sudi memberikan waktuku untuk Mayuzumi. Aku bersumpah tidak akan menikah dengan putra Mayuzumi karena aku benar-benar jijik dengan mereka. Dan aku katakan pada kalian yang merasa pantas untuk mengacungkan senjata kalian di depanku, seorang keturunan Akashi tidak akan pernah melanggar ucapannya sendiri. Camkan itu!"

Senbazuru E-VERSION ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang