"Ya, aku mencari Tetsuya. Bisakah aku bertemu dengannya malam ini? Aku ingin mengajaknya melihat festival bulan purnama."
Seorang tamu yang setia dan sangat familier itu datang lagi. Mibuchi sudah tahu, tanpa harus dipawangi oleh Araki-sama, Mayuzumi Chihiro selalu berhak mendapatkan kesempatan bertemu Tetsuya.
"Kebetulan sekali. Sejak tiga hari yang lalu, ia selalu berbinar-binar jika kami sedang membicarakan tentang festival itu." Mibuchi tersenyum, membuka pintu depan okiya lebih lebar untuk sang tamu. "Tapi sepertinya, Tetsuya tadi sudah tidur. Jika ia tidak bisa dipaksa bangun dengan cepat, barangkali Mayuzumi Chihiro-san harus menunggu sebentar sampai Tetsuya sadar dari mimpinya."
Chihiro, tentu saja, tidak keberatan. "Aku akan menunggu. Aku sangat ingin bertemu dengannya."
"Baguslah kalau begitu, akan kupanggilkan."
Chihiro mengangguk dan menunggu. Sesekali ia menengok ke koridor dalam rumah geisha itu, mengharapkan kabar baik bahwa Tetsuya bisa dibangunkan untuk berkenan menemui dirinya.
Namun ...
"Mayuzumi-san."
"Ya?"
Mibuchi keluar dengan ekspresi wajah jauh lebih kacau ketimbang sebelum pergi membangunkan Tetsuya. Chihiro seketika mendapatkan firasat buruk.
"M-maaf, Mayuzumi-san. Tetsuya tidak berada di kamarnya. Sepertinya, dia sudah pergi keluar tanpa seizin okiya. Dia hilang, Mayuzumi-san!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senbazuru E-VERSION ✅
Historical FictionKuroko Tetsuya tahu, Putra Sang Shogun dan Samurai pengembara itu berlomba untuk membelinya. [Semi Historical Fiction - Completed]