Kita tak pernah tau kemana takdir akan membawa kita.tentang kehidupan yang mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya dan inilah takdir ku.
plak!!!
Pukulan meja itu membuat ku terbangun dari tidur lelap ku. Belum mataku terbuka seutuhnya sosok seorang laki-laki yang ku panggil dengan sebutan ustadz berdiri di depan ku.
Guratan wajah nya menadakan kemarahan yang siap diluncurkan detik itu juga. Aku masih belum normal mataku masih kedap-kedip layaknya lampu neon yang sudah habis masanya. Ustadz syam mulai mengeluarkan kemarahannya
"DELIA kamu baru bangun!! Wah nyenyak sekali kamu tidurnya sampai tak pernah memperhatikan apa yang saya jelaskan. Cepat berdiri di koridor depan kelas "( bentak ustadz syam kepadaku) .
Aku pun berjalan tanpa memperhatikan sepasang bola mata yang menatapku. Bola mata dari para santriwati Teman sekelas ku.
Aku berdiri di koridor menghadap kedepan kelas sampai jam pelajaran yang di ajarkan oleh ustadz syam selesai.
Sudah 2 hari aku bersekolah disini sekolah dengan ciri khas pelajaran agama yang supur duper banyak sekali. Sebenarnya sekolah disini bukan keinginanku tapi keinginan dari ayahku. Aku lebih menginginkan sekolah di negeri saja bersama teman- teman smp ku. Tapi apalah daya karna orang tua menginginkan aku disini aku harus menuruti mereka dari pada besok terjadi yang nggak-nggak seperti kata orang dulu.
aku berdiri di koridor depan kelas menerima segala hukuman yang dibenbankan ustadz syam kepadaku.
selama kurang lebih 2 jam lamanya aky berdiri disana kaki ku tak kuat menopang badanku ingin ku duduk sebentar untuk merilekskan otot-otot kaki ku yang sudah mulai sedikit keram.
Tapi tak kuhiraukan otot-otot ku yang sudah mulai merintih kesakitan aku tetap konsisten menjalani hukuman ku. Hati ku sangat kesal gemuruh kekesalan dihatiku cobaku padamkan.
----------2 jam telah berlalu pelajaran bahasa arab hari ini aku lewatkan bukan dikelas tapi dikoridor depan kelas. Wajah ustadz syam mulai nampak dibalik pintu ruang kelasku.
Ustadz syam menatap ke arahku seolah mata garangnya hanya terpusat kepada aku seorang. Ustadz syam menghampiriku, sedangkan aku hanya tertunduk mengarahkan Pandangan ku kelantai berwarna putih agak kecoklatan itu. Di sodorkan sebuah kertas oleh ustadz syam kepadaku.
"Ingat!! Hapalkan ini. Ini dalah tambahan hukuman untuk mu waktumu satu minggu "
Aku hanya tertunduk lemah ku ambil kertas yang disodorkan ustadz syam kepadaku.
ustadz syam kemudian berbalik sampai punggunya tak terlihat lagi. Dengan kertas yang kugengam di tangan aku pun masuk kedalam kelas. Aku pun segera duduk di kursi tempat aku mendapatkan kejadian yang membuat hati ku penuh amarah tapi apalah daya ini semua adalah kesalahanku.
Plak!!
"Del kamu gak kenapa-kenapa kan? " suara lembut sinar membelai telingaku.
"Bagaimana nggak kesel. Kamu sih gak bangunin aku tadi " kata ku dengan amarah.
" ana mau bangunin kamu. Tapi you know lah mata ustadz syam sudah mengarah ke arah mu"
"Oh god " aku menutup wajahku
"Del..."
"Hemz.."
" del.. eh maksud nya kertas yang kamu pegang.. kertas apa itu?"
"Ini!" Aku segera mendongakkan kepalaku "hemm kertas hukuman. Hapalan ini nar... Ana diminta hapalin ini " kataku dengan lemasnya
"Oke..lupain itu semua. Mari kita kantin dulu. Segarkan pikiran mu dulu"
Aku mengikuti langkah kaki sinar yang mulai keluar dari ruang kelas letak kantin yang sedikit jauh. Sejauh mata memandang , kami berdua menuruni anak tangga untuk sampai disana
--------"Assalamualaikum wr wb"... suara bik inah dengan lembut menyapa kami dengan logat Jawa
"Wa'alaikumussalam wr wb.. " serempak kami menjawabnya.
Aku segera mengambil beberapa snack dan air botolan
" bik Ana ambil ini aja" ku rogoh saku bajuku dengan mengeluarkan beberapa uang untuk mebayarnya
Tettt bel telah berbunyi
Belum sempat aku memakan makanan yang aky beli bel sudah terdengar. Semua santriwati mulai berhamburan meninggalkan nanti sedikit saja telat lah bisa dilapangan kita jadi ikan teri sehari langakah ku gontai tubuh mungilku menaiki setiap anak tangga untuk menuju ke ruang kelas ku.
"huuaa...hampir saja" aku saling tatap dengan sinar tampak diwah kami berdua guratan kelelahan
"Assalamualaikum wr wb.."suara lembut ustadzah zaharra
mengagetkan semua santriwati dikelsku..kelas yang gaduh kini hening smua kembali ke tempat duduknya masing-masing. Ketua kelas kemudian memimpin untuk menjawab salam ustdzah zahara. Pelajaran al qur'an hadist. Ustadzah zahara menjelaskan beberapa pembagian dari hadist.
Cepat sekali kami mengerti setiap perkataan nya langsung mengenak di otak ku.
Tak terasa 2 jam sudah berlalu pelajaran yang diajarkan ustadzah zahara juga telah usai. Ustadzah zahara mengakhiri pelajaran hari ini dengan ucapan Alhamdulillah lalu dia mengucapkan salam dan pergi meninggalkan kelas kami...kelas mulai gaduh karna bertepatan itu pula bel untuk pulang telah berbunyi bukan pulang kerumah sperti biasa tapi pulang kekamr masing-masing.
Aku melangkahkan kakiku dengan sinar yang mengingkat tangannya dengan tanganku. Aku membatin memikirkan semua hal yang terjadi hari ini bayangan mulai merambat kedunia haylaku tentang hari ini hukuman hafalan yang di berikan ustadz muda itu
"Ya Allah bagaimana cara ku menghaplkan ini semu" ucapku lirih didalam batinku
" Hei Delia Nurcahyani ngelamun mulu entar kesambet ! " kata sinar dengan cengengesan
" Ana gak ngelamun lagi Sinar Safitri Meyana.
"Oke-oke "
Kata sinar dengan diakhiri senyumannya...Assalamualaikum wr wb...
Sorry ceritanya mungkin masih kurang Bagus..baru perta kali buat soalnya..di mohon bagi teman-teman yang sudah berpengalaman dikasi komentar masukan atau saran ya ☺☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Kecil Kisah Cintaku
SpiritualMengapa meributkan takdir Cinta. Kemana aku harus melangkah lagi.. Kemana semuanya pergi hingga tak ada yang tersisa disini.... kenapa semua pergi dari sini... Aku tak pernah tau kemana takdir akan membawaku menpaki Setiap jejak kehidupan yang kini...