Tampil

561 31 0
                                    

Ada menang dan juga kalah.  Di mana di dalam kehidupan tak semuanya yang harus menang dan tak semuanya yang harus kalah.

-------
Hari ketujuh semuanya sibuk disini mempersiapkan acara untuk besok pagi.

Kak Mea selaku ketua osis mengarahkan kepada pengurus osis untuk mempersiapkan semuanya.

Hari yang telah di tunggu akan datang.

" Delia. Coba kau tampil di atas panggung ini. Kita kan glabi bersih disini." kata kak Mea memberikan instruksi ke padaku.

Aku mengangguk ku langkahkan langkah kaki ku menaiki panggung.

Semua seperti biasanya. Aku tak merasa deg deg gan disini.

Kak Mea mengarahkanku untuk bergeser menuju tempat yang pas.

Aku segera mengambil mikrofon yang ada di depan ku.

Aku pun mulai mengucapakan pisi ku di sini.

Semakin mantap karna ustadz syam telah melatih ku dengan kesungguhan hatinya.

Kak Mea mengacungkan jempolnya.

Prok prok tepuk tangan darinya menyambut ku setelah gladi bersih kali ini.

Semua yang mengikuti lomba juga ikut gladi bersih. Karna kami yang menjadi tuan rumah semua perlengkapan 85% telah di kerjakan disini.

" Aduh delia gak usah ikut kerja kamu duduk aja disana" kata kak Mea melihatku sedang membantu para pengurus osis.

" Heeehe. Gak lah kak.. Anna juga mau ikut bantu-bantu biar cepat selesai " Ucap ku di barengi dengan senyum

" Delia Nurcahyani.." Suara ustadzah Zahara memanggil ku di ujung sana.

Ku balikkan badan ku melihat ustadzah zahara yang telah menunggu di sana.

Segera ku ayunkan langkah kaki ku.  Menggerakkan badanku menuju ke arahnya.

Kini aku telah sampai di depannya. Wajah teduhnya tetap terlihat disini.

Dia mulai membuka pembicaraan.

" Apakah kamu sudah siap untuk besok" ucapnya kepadaku.

" Insaallah ustadzah " kataku meyakinkan.

" Ini untuk mu" dengan menyerahkan sesuatu yang di bungkus dengan kantong plastik.

"Apa ini ustadzah? " kataku dengan guratan wajah penasaran.

" bukalah...!" Kata ustadzah zahara dngan senyumannya.

Ku buka kantong plastik yang ada di tanganku.  Dan isinya sebuah baju gamis berwarna Guava yang dilengkapi dengan hijabnya.

Senyum ku semakin mengembang.

"terimakasih ustadzah " kataku dengan memberikan senyum ku kepada ustadzah zaharra.

" Semuanya telah mendapatkan bajunya jadi kamu juga harus mendapatkan nya. Ini adalaha seragam agar semuanya terlihat rapi besok."

Aku segera berlalu meninggalkan ustadzah zahara.

Kini akau telah kembali menuju ke tempat kak Mea. 

Sampai larut malam semua ini masih di kerjakan.  Tak ada yang berani  menutup matanya.

Terlelap dalam dunia mimpi. Semuanya kompak disini.  Menyelsaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

------

Suara kokok ayam mulai terdengar semua mulai sibuk meersiapkan segalanya.

Merapikan diri untuk tampil hari ini.

Beberapa pengurus osis menjadi penyambut tamu.  Dan yang lainnya mempersiapkan makanan untuk para taku undangan.

Makanan disini kami tidak memesannya melainkan hasil dari tangan-tangan para santriwati disini. Berkat ke gigihan ustadzah mutia.  Acara masak-masak setiap hari jumat selalu terlaksana.

Aku segera bersiap-siap disini.

Ustadzah Ainin memberikan sentuhan sedikit bedak di kulit wajah kami.  Dan sedikit pokesan lipstick.  Dia tak ingin kecantikan Alami kami tertutupi oleh rentetan alat-alat kosmetik.

Semu telah siap disini.

Suara dari luar ruangan tempat acara berlangsung juga sudah siap.  Suara pembukaan dari kak Dinda selaku pembawa acara mulai terdengar disini.

Dari sini kami bisa melihat para tamu yang sudah memenuhi acara. Ruangan kami berada di kelas Agama 2 . Sehingga dengan leluasa kami dapat melihatnya.

Acara pertama adalah pidato bahsa Arab . Tepat disini acara berlangsung dengan tenang.

Sinar sudah terlihat keringat dingin disini.  Wajahnya menggambarkan guratan kecemasan.

Aku mencoba menenangkan nya disini. Dan akhirnya Nama sinar lah yang di panggil.

Aku mengacungkan jempol ke arah sinar untuk menyemangatinya.

Suara sinar terdengar lantang . Dari sini dengan jelas aku bisa mendengarnya.

Suara langkah kaki semakin mendekat di sini . Sinar telah selesai dia merasa lega disini.

Dan tinggalah diriku disini yang merasakan jantungku makin berdebar kencang.

Sinar memegang tanganku.

" Semangat Delia..Kamu pasti bisa" dia mencoba menyemangati ku disini.

Aku membalas perkataan sinar dengan senyuman.

Acara kedua telah beralih ke acara Puisi.  Suara kak Dinda membuat semakin deg degan disini. Keringat dingin rasanya.

Peserta pertama.  Yang jelas bukan nama ku yang disebut disini.

Aku mencoba menenangkan diriku.

Dan akhirnya tibalah dimana namaku lah yang disebut.

Aku merasa semakin deg deg an disini. Jantung ku terasa dag dig dug jer. Aliran darah ku mengalir semakin cepat.

Ku ayunkan langkah kaki ku menaiki setiap anak tangga yang di buat untuk naik ke atas panggung.

Sorotan mara dari penonton membuat hatiku semakin gelasah disini.

Ku tarik napasku dalam - dalam.Ku ucapakan bismillahirahmanirahim dalam hatiku Dan ku mulai membaca puisi yang ku lantunkan.

Melati
Siapa yang tak tau engkau.
Semua orang mengenalmu
Aku yakin tak kan ada satu orang pun yang akan berpaling dari mu.

Melati
Harum mu semerbak
Tubuhmu putih bersih
Seakan tak ada kotoran yang hinggap di kelopakmu.

Melati
Tapi Kenpa kau berada di kegelapan
Tak ada yang melihatmu disini
Taj ada yang mampu mengenalimu di tempat ini.

Gelap, sunyi
Menakutkan
Keindahan mu telah lenyap di dalam kegelapan.

Tak ada yang mengenalimu
Tak ada
Seolah mereka telah lupa akan keindahan yang kau pancarkan

Aku kini telah selesai membaca puisi yang aku bawkan.

Ku akhiri bacaan ku dengan ucapan salam.

Suara tepuk tangan mulai terdengar aku pun  segera turun dari atas panggung.

Kini aku telah lega. Tinggal menunggu hasil dari kerja kerasku..

Pengumuman akan di beritahukan besok.  Itu sengaja dilakukan oleh juri untuk menghitung dengan benar nilai yang akan di umumkan.

Dan jadilah semua orang harus menunggu sampai besok.

Assalamualaikum wr wb..

Sorry sobat partnya makin gaje aja ya.. jangan lupa vote and komen ya.☺☺☺

Catatan Kecil Kisah CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang