Lulus

344 21 1
                                    

Waktu terus berjalan.
Roda pedati tak akan berhenti.
Akan terus berputar.

------------

Flashback 1 hari yang lalu

Suara teriakan dari semua santriwati menghiasi Pondok pesantren.

Tampak terukir indah senyum dan tangis kebahagiaan.

Aku memeluk Sabila yang kini tengah berada di sampingku.

Semua saling mengucap selamat.
Waktu 3 tahun terlalu Cepat . Rasanya aku masih baru datang ke tempat ini, tempat yang dulunya tak ku inginkan menjadi pelita hebat dalam hidupku.

Memori ku terus berputar-mengingat setiap kejadian waktu pertama kali kaki ku melangkah ke tempat ini.

Tawa dan Senyuman hangat menyapaku untuk yang pertama kalinya, ingatan masih jelas dengan berbagai kejadian yang terjadi selama 3 tahun terakhir ini. Semuanya kini hanya tinggal kenangan.

Dan besok semua akan kembali ke tempag di mana sebelum mereka di bawa kesini.

---------
Senyum merekah pada setiap tamu yang hadir disini.

Burung-burung berkicau, matahari bersinar cerah , tanpa dihalangi oleh awan putih yang menggumpal dilangit.

Angin bertiup lembut menciptakan kehangatan di sela-sela senyum dari para tamu undangan.

Tubuhku berdiri tegap, tatapan mataku menjalar keseluruh penjuru arah. Ku tarik napas dalam-dalam dengan senyum mengembang di wajahku.

Ku hembuskan napas panjang dan mencoba memulai rangkaian demi kata yang telah ku hapalkan.

Waktu ...
Andai aku bisa memutar waktu.
Aku ingin kembali .
Dimana masa ku pertama kali
Menginjakan kaki ku di tanah
Pondok pesantren ini

Suara hangat dan lembut menyapaku untuk pertama kalinya

Memoriku terus berputar mengingat setiap reka kejadian.
Air bening dari sudut mataku menetes. Tapi aku tetap melanjutkan puisi yang aku tengah baca.

Aku selalu berfikir sejenak
Untuk apa tuhan mengirimkanku kemari.
Aku terkadang tak pernah menyangka
Kalau aku bisa berada di tempat ini.

Aku yakin takdirlah yang membawaku.
Waktu yang merangkul ku
Dan senyum yang membuat ku kuat.

Aku menghentikan bacaan ku. Sorot mataku kembali ke segala penjuru arah.

Tepuk tangan dari para tamu undangan memberikan kehangatan ketika aku telah slesai membaca setiap bait kata yang telah aku susun.

Jantung ku berdegup kencang , air mata tak bisa terpendung, senyum lebar menghiasi wajahku . Tangisan kegembiraan.

Aku melangkah turun dari atas panggung , Sabila menyambutku dengan pelukkan hangatnya.

" kau hebat.. Del" Sabila melepaskan pelukannya. " Kau sangat hebat.." dia kembali berkata dengan senyum yang di sunggingkan .

" Hmm...Kita akan berpisah Bil." Aku menghapus air mata yang akan tumpah dari mataku. " Aku pasti akan sangat merindukanmu ".

" Aku juga pasti akan merindukanmu..aku mohon jangan lupakkan aku " Ucap Sabila dengan air mata yang membasahi pipinya.

" Pasti ..aku takkan melupakannmu " Jawab ku dengan senyuman.

Aku dan Sabila memilih duduk di kursi di belakang panggung.

Sabila melingkarkan Jari-jarinya di sela-sela jari tanganku.

Aku masih ingag jelas saat Gedung ini ingin di robohkan.

Ingatan ku akan beberapa bulan yang lalu.

Semua berkumpul di lapangan , tampak senyum sumringah dari semua santriwati yang kini sudah memasuki area pondok.

Ku tarik napas ku dalam-dalam mencoba memasukkannya ke dalam saluran pernapasan ku.

Dan kuhembuskan napas panjang.

Bunda sudah kembali ke rumah. Mata menatap ke segala penjuru arah mencoba mencari sosok Sabila.

Dan mataku terfokus pada seseorang yang sedang berdiri di bawah sebuah pohon rindang.

Kaki ku segera melangkah untuk menemuinya, sengaja ku percepat langkahku.

Beberapa menit

Kini aku telah sampai di hadapannya, dia masih belum menyadari kehadiranku.

"BIL..." dengan memgang pundaknya.

Sabila mengarahkan pandangannya ke arah ku , tepat dia menatap manik mataku.

"Del..udah sampai ..Hmm dari tadi ya ?"

Aku mengangguk menyiyakan pertanyaannya.

" Apa yang akan terjadi setelah ini ?" Aku bertanya dengan wajah yang cemas.

" Aku tidak tau..kita lihat saja. "

Detik semakin cepat beralalu, berubah menjadi menit dan akan berubah menjadi jam.

Aku tidak tau apa yang akan terjadi beberapa menit bahkan beberapa jam kemudian.

Tubuh ku gemetar. Inginku hentikkan waktu, tapi aku tak bisa.

Untuk 30 menit kemudian bahkan 1 sampai beberapa jam kemudian ternyata tidak terjadi apa-apa, semua berjalan seperti bisanya.

" Apa yang sedang terjadi sebenarnya" aku bertanya kepada hatiku.

Dan untuk beberapa bulan kemudian semuanya baik-baik saja. 

Aku menghela napas panjang.

Aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat untuk hambanya.

Sabila membuyarkan lamunanku.

Saat tangannya menyenggol tanganku.

Aku tersentak kaget, untung saja aku tak terjatuh dari kursi yang ku duduki.

Berbagai acara telah dilalui.Berakhir sudah rangkaian acara perpisahan untuk kelas XII.

Semua menitikkan air mata kesedihan karna akan berpisah.

Untuk 3 tahun , waktu yang terasa sangat cepat untuk pergi dari sini , meninggalkan tempat ini.

Semua sperti layaknya saudara. Makan, minum dan segala aktifitas lain di lakukan bersama.

Aku memeluk Sabila untuk terakhir kalinya.

" Kamu baik-baik ya." Ucap ku mencairkan suasana haru yang tercipta.

Sabila menangguk. Ku lepaskan pelukanku dan segera menuju ayah dan bunda yang telah menungguku.

Ku lambaikkan tangan dari kejauhan kepada Sabila sebagai tanda perpisahan.

----------

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabaromatuh.

Tunggu part selanjutnya jangan lupa Vote dan Komen 😊😊

Catatan Kecil Kisah CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang