Patah Hati

647 36 0
                                    

Jangan terlalu berharap karna harapan tak selalu saja bisa terwujud.

Jangan merasa bahwa Cinta selalu bisa di gapai karna patah hati akan menunggu di depan..

----
Aku sudah berada di depan ruangan ustadz syam. Sengaja ku   datang ke sana karna ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.

Tubuhku sudah berada di depan ruangannya.

Ku ketuk pintu ruangannya. Seperti biasanya pintu ruangannya tak dia tutup.

Ku lihat dia sedang duduk di atas kursinya.  Dengan membaca sebuah buku. Buku yang sering ku lihat ketika aku memasuki ruangan ini.

Matanya terfokus pada apa yang sedang dia baca. Tampak halaman yang sudah dia baca semakin sedikit.

"assalamualaikum wr wb...." ucapku dengan mengestuk pintu.

"Ya .. masuklah " katanya tanpa mengalihkan pandangannya ke pada apa yang sedang dia baca.

Aku kemudian masuk dan duduk di depan ustadz syam.

Dia mengalihkan pandangannya ke arah ku.

" Ada apa delia?" Tanyanya memecah keheningan disini.

"Mmm.. ustadz Anna mau minta maaf. Anna gak bisa menang untuk lomba puisi itu " kataku denagn menundukan pandangan ku.

Ustadz syam tersenyum.

Dreg Dreg

Terdengar getaran dari handphone ustadz syam.

Di alihkan pandangannya ke ponsel. 

Matanya fokus membaca apa yang sedang tertulis di pesan yang dia dapatkan.

Dia kemudian tersenyum.
Dialihkan pandangannya ke arah ku.

"SELAMAT Delia Nurcahyani.. kamu mendapatkan juara 1. Dan Sinar mendapatkan juara 2 dilomba kali"..Senyum ustadz syam semakin melebar.

Deg

Seolah ada sengatan listrik menghampiri tubuhku.

Benarkah aku membatin.

Tak perlu waktu lama ku di tempat itu aku kemudian memilih kembali ke ruang kelasku.

Semua sudah tahu tentang kemenangan ku. Hal menggembirakan ini di umumku melalui pengeras suara dan mading.

Senang rasanya hatiku.  Semua usaha ku bukan usaha ku juga tapi usaha ustadz syam yang bersusah payah mengajariku.

Aku semakin menyukainya. Rasa suka membuatku sedikit lupa dengan doni. Sudah lama aku tak bertemu dengannya.

Seakan dengan hati yang baru kini.  Aku melangkah.

-----
Siangnya jam pelajaran Ustadzah Ainun.

Ustadzah Ainun meminta ku mengambil map yang ada di ruangan ustadz syam.

Tampa berpikir  panjang ku ayunkan langkah kaki ku menuju ke ruangan ustadz syam.

Ruangannya yang penuh dengan cerita dimana aku dilatih disana untuk membawakan sebuah puisi yang Indah.

Ku sudah sampai disini. Tak ada ku lihat sang pemilik ruangan.

Aku teringat perkataan  ustadzah  Ainun. " jikalau ustadz syam tak ada di dalam ruangan.  Kau ambil map yang ada di atas mejanya.  Map tersebut berwarna biru" .

Segera ku langkahkan kaki ku menuju ke mejanya ustadz syam.
Ketika aku ingin mengambil map biru.

Sebuah poto terajtuh dari atas mejanya ustadz syam.

Ku tunddukan kepala ku untuk meraih poto tersebut yang ingin ku letakkan kembali.

Di belakang poto tersrbut ada sebuah Tulisan "Aisyah sang pujaan hati. Tidakah kau tahu jikalau di pondok pesantren ini ada seorang anak yang mengingat kan ku padamu. Suara mu sangat mirip entahlah kenapa bisa begitu. Aku tak tau kenapa Allah mengirimkan seorang anak yang memilik suara sama seperti mu. Itu mengingat kan ku padamu . Dimana canda tawamu pernah mengusik tidurku. Aku masih seperti dulu masih tetap sama mencintaimu. Semoga kau berbahagia dimanapun kau berada. Semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu kembali sama seperti dulu. Dimana kita saling berbagi keceriaan.

Kau yang selalu ada dalam setiap doaku."

Ku letakkan kembali poto tersebut terlihat di wajah perempuan di poto itu tersenyum. Wajahnya putih bersih dan sangat teduh. Perempuan yang poto itu memakai kerudung berwarna peach  yang membuat aura kecantikannya semakin terlihat tak ada polesan alat make up di wajhnya , wajahnya sangat alami. Tak heran ustadz syam menyukainya.

Tapi kenapa aku yang merasakan sakit disini. Sakit di hatiku. Seolah ada sebilah pedang yang mendarat di hatiku ini.

Ada apa denganku aku mebatin.

Kenapa buliran bening dari pelupuk mataku menetes.

Tanpa berfikir panjang aku pun segera keluar dari ruangan itu.

Ku ambil map yang diminta ustadzah ainun.

Di perjalanan menuju kelas . Aku terus memikirkan tentang poto tadi.

Ustadz syam mencintainya.  Dia Cinta pertamanya.

Butiran bening di pelupuk mataku semakin banyak menetes membuatku semakin goyah disini.

Tubuhku secara ingin terhempas.  Jauh dari sini. Aku ingin berlari dari tempat ini.  Aku ingin pergi jauh agar tak ada lagi Cinta yang membuatku sakit.

Ya Allah engkau telah membuat hatiku mencintai seseorang.  Tapi hatiku terasa hancur disini karna dia mencintai orang lain.

Ku usap air mataku . Ku tegarkan disini.  Ku tata rapi hatiku agar tam ada yang mampu melihat betapa rapuhnya aku saat ini.

Assalamualaikum  wr wb..
Sorry part ini makin gaje. Minta vote and saran ya. Biar perjalan ceritanya semakin menarik.

Yang masih mau ceritanya lanjut coment ya .. biar ceritanya makin menarik untuk di baca

Catatan Kecil Kisah CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang