Hukuman 2 ( sidang )

699 38 1
                                    

Terasa hawa panas disini panas sekali menyesakkan dada membuat urat-urat ku terasa mati rasa berdiri di sini.

" Cepat katakan yang sebenarnya"
Suara ustadzah ainun mulai meninggi

" Anna tak pernah ustadzah " Aku berusaha meyakinkan ustadzah ainun.

" Jangan kamu berbohong,  banyak bukti yang saya dapatkan"  ustadzah ainun tidak ingin kalah dengan ku.

" Anna tidak berbohong ustadzah... Anna tidak pernah berbohong" butiran bening dari pelupuk mataku mulai menetes membasahi jilbab yang kupakai siang ini.

Tak ada yang mau pergi dari sini seolah ini tontonan gratis untuk para santriwati disini, ruangan ini begitu sempit bagiku. Napas ku terasa tercekak disini tertahan di tenggorokan.

Beberapa jam yang lalu aku telah berdiri disini hingga kini masalah ini masih belum selesai.

" Jangan kau keluarkan air matamu itu !!Air mata itu tak ada gunanya disini.. sekali kamu mengaku semua masalah ini akan selesai " jawab ustadzah ainun dengan entengnya.

" Tapi ustadzah saya berani bersumpah.  Jikalau saya tidak pernah melakukannya"

Pergolakan panas disini,  banyak amarah yang disaksikan rentetan santriwati disni.

" Cepat kau panggil dia kesini!!!.." ustadzah ainun menunjuk seorang santriwati disini untuk memanggil seseorang .

Aku mendengus kesal Disini tak ada satupun yang mempercayai ku.
. Aku seolah hanya menjadi pusat perhatian disni.

Suara ketukan kaki mulai terdengar semakin dekat kearah ku disni. Semua tampak diam tak mampu berkata-kata, mata mereka terpusat ke arahnya.

Langsung saja semua gerombolan santriwati disini memberikan jalan kepadanya.

Ustadzah ainun kembali berkata setelah lama dia tutup perkataannya yang tadi, yang tentu mengarah kepadaku.

Aku langsung mendongakkan kepala ku melihat sosok yang telah dibawa disini.

" Sudah datang kau rupanya.  Cepat bawa dia kesini " ustadzah ainun langsung memerintahkan seorang santriwati yang tadi untuk membawa doni ke hadapnnya.

Tak perlu waktu lama.

Plak!! Suara rotan yang di bawa oleh ustadzah ainun langsung mengarah ke depan meja yang menjadi pemisah disni.

Tampak di guratan wajah doni kecemasan  dan ketakutan. Keringatnya menetes gerah dirasakan dikarenakan tempat ini yang semakin ramai saja dikerumuni oleh para santriwati.

"Ada apa ustadzah memanggil saya kesini" doni mulai membuka suaranya yang sedikit gemetar disini.

Dia sedikit bingung kenapa aku juga berada disini disaksikan oleh rentetan para santriwati.

" Jujur saja Doni kali ini ustadzah ingin mendengar dari mulut mu secara langsung.. Apakah kau sedang berpacaran dengan Delia".

Mata doni langsung melongo mendengar apa yang dikatakan oleh ustadazah Ainun disni.

Di tarik nafas dalam-dalam oleh doni lalu dia hembuskan.

Catatan Kecil Kisah CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang