Kepergianmu 2

738 35 6
                                    

"Delia.. cepat turunlah" ayah memanggil ku dari bawah sana.

"Ya Yah...Delia Udah mau turu nih" jawab ku pada ayah.

Aku segera mengambil tas punggungku. 

Ku langkahkan kaki ku.

Ku buka pintu kamarku.  Kaki ku kini sudah menuruni setiap tangga.

Terlihat dari bawah sana wajah ayah yang sudah menantiku.

Ku tersenyum melihat ayah yang begitu rela meninggalkan pekerjaannya demi menghantarkan diriku.

" ayok yah..." kataku dengan semangat.

Langkah ku gontai menuju ke mobil yang sudah terparkir di teras rumah.

Mata ku kini sedang mencari orang yang telah lama ku berada di pikiran ku saat ini.

Ku buka pintu mobil dan mataku semakin terfokus disini ternyata orang yang dari tadi sedang berada di pikiranku kini sudah di dalam mobil.

"Bunda.." kata ku dalam hati.

Disini kami tak banyak berbicara. Diam tanpa ada satupun kata yang terucap.

Kini aku telah sampai. Ku buka pintu mobil dan ku langkahkan kaki ku memasuki area pondok pesantren.

Ku lihat sekelilingku. Ku hirup udara dalam-dalam. Lalu ku buang.

Aku membatin. " Tempat yang akan ku lalui selama 3 tahun. Aku harus berjuang disini. Kisah hidupku akan terukir disini. Aku harus semangat, dan aku berjanji kepadamu Sinar. Aku akan terus berjuang dan tersenyum disini." Ucapku dalam hati.

Aku segera membalikkan badanku. Melambaikan tangan kepada Ayah dan Bunda untuk perpisahan.

Mobil dari ayah dan bunda sudah pergi dari sini.

Aku segera mengayunkan langkah kaki ku menuju ke Bosnia 4.

Walaupun saat ini. Luka itu belum sembuh total. Tapi akan ku usahakan untuk menghadapinya.

Pintu Bosnia 4 tidak tertutup sama sekali. Nampaknya sudah ada beberapa orang di dalamnya.

Ku lepas alas kaki ku,  untuk memasuki Bosnia 4.

Ku lihat sekelilingku. Memang benar sudah ada beberapa orang yang ada di sini.

" Delia..." suara kak Amel memecahkan lamunanku disini.

" Kak amel.." aku tersenyum ke arahnya.

" Apa kabar??" Dia sudah berada di dekatku.

" Alhamdulillah.. Anna baik kak" jawabku disini.

Kak Amel mengaguk. Beberapa saat percakapan kami terhenti.

Segera ku letakkan tas punggung yang ku bawa dari rumah.

---------------

Sudah 1 minggu.

Seperti biasa aku terus menjalini hariku.

Catatan Kecil Kisah CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang