Setoran

615 39 0
                                    

Tak ada manusia yang sempurna,  semua orang pasti pernah berbuat salah.

-------
Pukul  03:00
Tong teng tong teng

Suara dari panci, wajan mulai mengusik tidur kami semua.

Semua terbangun disini tak ada yang berani merapikan diri untuk tidur kembali, semua sibuk membangunkan teman sesama santriwati untuk solat Tahajud.

Kebiasaan yang sudah mendarah daging disini.

Aku bangun dari tidur ku seolah sepagi ini mereka telah membingungkan ayam jantan.

Aku segera menuju ke tempat berwudhu tampak dari wajah santriwati disini ngantuk, lemah,  lunglai. Antrian sepanjang ini cukup lama untuk menunggu.

Aku melihat kekanan dan kekiri seolah sedang mencari sosok yang sudah lama aku kenali.

Aku bergumam dalam hatiku.
" sinar kemana kau??".

Tibalah giliranku disini untuk berwudhu, ku rasakan Air yang mengalir disini begitu dingin hingga menusuk ke dalam tulang.

Aku kembali ke bosnia 4 mengambil perlengkapan untuk solat. Tak ada satupun yang ada disana semua telah sibuk menuju ke mushola untuk solat tahajud.
Tak perlu waktu lama aku segera keluar dari bosnia 4 kulangkahkan kaki ku menuju ke mushola.

Tampak dari sana wajah para santriwati yang sedang sibuk membaca al-qur'an menantikan para santriwati yang lain untuk solat tahajud.

Aku duduk di saf ketiga, semua telah berkumpul disini . Ustadz amir mulai memimpin untuk solat tahajjud..

------

Beberapa menit kemudian kami telah selesai menunaikan solat tahajjud . Ketua osis dan pengurusnya mulai mengkontrol para santriwati untuk membagikan al qur'an.  Untuk dibaca saat itu, kami menunggu waktiu solat subuh yang tak lama kemudian azan subuh mulai berkumandang.

------
Buarr...

Suara air yang berada di dalam kamar mandi santriwati.  Semua sibuk memegang peralatan mandi,  antrian sepanjang ini.  Perlu waktu lama Untuk  kami bisa mandi pagi ini.

Perasaan mulai tak karuan pagi ini.  Aku memikirkan  tentang setoran hapalan yang harus ku selesaikan pagi ini.  Untuk menebus hukuman yang berikan ustadz syam kepadaku.

" Del " sinar membuyarkan lamunanku ku.

" hemmzz" jawab ku singakat.

" Ayok kita kesekolah ntar kita telat lagi" sinar menarik tanganku.

Tak ingin dilepaskan pegangannya dari tanganku. Aku segera terfokus pada ruang yang akan ku masuki.  Tulisan yang tertera di atas pintu X agama 1 .

Aku segera masuk disana tampak wajah santriwati yang sudah mulai ramai disini.  Aku segera duduk karna kini sinar telah melepaskan tanganku ku.


-----
Tet tet tet

B gitu cepat rasanya pagi ini,  cepat sekali bel itu berbunyi.

Air ludah ku kini terasa tercekak di tenggorokan, aku tak bisa fokus kali ini.  Jantung ku berdebar semakin cepat antara takut.

Dari kejauhan tampak seorang laki-laki yang berkulit putih tinggi , bisa terdengar disini suara langkah kakinya yang semakin mendekat.  Dekat menuju ke kelasku.

Ustadz syam sudah terlihat dari balik pintu.

"Assalamualaikum wr wb" ustadz syam mengucapkan salam terlebih dahulu , melemparkan seyumnya dengan melihat semua wajah dari santriwati nya. Dia mengambil tempat duduknya di sana meletakkan tumpukan buku yang dia bawa.

Aku bergumam dalam hati seolah aku berdoa pagi ini.

" ya Allah semoga ustadz lupa dengan hukumanku. Ya Allah bantulah aku."

Ustadz syam melihat sekeliling memperhatikan setiap wajah dari santriwati nya.

Aku bergumam
" kini doaku tak terkabul."

" Delia.."
Ustadz syam menyebut namaku.

" Ya ustadz " aku tersenyum agar kegugupan ku tak terlihat olehnya.

Panas dingin kurasa .

" maju ke sini" ustadz syam memintaku untuk berdiri.

Ku dorong meja yang di depanku untuk membuat jalan agar aku bisa keluar.
Dicitan dari meja yang ku dorong terdengar  hanya keheningan di kelas ini.

Aku berjalan menuju ke arah ustadz syam,  tampak dari wajah santriwati disini mengarahkan pandangannya ke arahku yang kini isudah sampai di depan.

" ayok mulai lah.." ustadz syam meminta ku untuk memulai.

Ku pejamkan mataku , lalu ku tarik napasku dalam - dalam agar tidak ada yang ku lupakan.

Lalu ku buka mataku.

Aku pun memulai bibir ku mulai bergerak mengingat apa yang telah ku hapalkan. Tak ada keraguan mantap hatiku untuk mengucapakan setiap apa yang kini sedang berada di otakku.

Aku menghapal dengan cara yang berbeda . Itu sengaja ku lakukan .

Aku meghapal dengan membuatnya sedikit bernada.  Sudah aku pikirkan sebelumnya
Bagaiman caraku agar semua ini ku hapalkan dengan waktu singkat.

Kini aku telah selesai. Ku perhatikan wajah mereka satu persatu tampak guratan antara keheranan, semua diam tak bersuara.  Tak ada yang berani mengungkapkan satupun kata ke arah ku.

Takut melandaku kini. Apakah ustadz syam marah??

Ku lihat wajah ustadz syam tak ada senyum sedikit pun.  Wajahnay datar saja tak ada ekspresi yang terlihat.

1 orang santriwati bertepuk tangan diikuti yang lainnya. Ustadz syam memintaku untuk kembali duduk.

" Del ukhti hebat" melinda mengabungkan jempolnya ke arahku.

" Del sura kamu merdu banget. Aku gak tau kalok kamu punya suara semerdu ini" kata sinar dengan senyum yang mengembang.

Hari ini telah berlalu begitu cepat beban yang ku pikul telah aku selesai kan.

Assalamualaikum wr wb...

Ini part selanjutnya tunggu part selanjutnya ya..



Catatan Kecil Kisah CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang