So Hyun POV
"You're beautifull... You're beautifull ...it's true"
Ku nyanyikan lirih lagu James Blunt di tengah kerumunan pelajar SOPA yang berdesakan di dalam bus. Bus melaju cukup kencang mengingat hari ini adalah weekend. Bus putih bergaris biru ini penuh, sehingga aku memutuskan untuk berdiri. Tubuhku meliuk mencari ruang yang lebih luas. Ku genggam erat handle grip yang berjejer rapi di tiang bus. Dan pandanganku menetap pada kaca jendela yang terbuka. Pepohonan seakan berlari perlahan, menghidupkan dunia imajiku.
Ku bayangkan Suho, mood boosterku, My first love. Aku merindukan wajah tenangnya. Wajah itu adalah vitamin penambah stamina setiap hari. Tapi hari ini aku tak mendapati sosoknya. Pagi, biasanya dia sudah berada di ruang musik. Untuk sekedar main piano atau menikmati instrument Gymnopedie nomor 1 milik Eric Satie (serius instrumen ini enak didenger). Ketika istirahat dia akan berada di perpustakaan sekolah ditemani dua botol kecil yogurt rasa melon favoritnya atau biasanya ia ada di lapangan bola basket bermain bersama teman-temannya dan aku mengais-ngais momen ketika roti sobek oppa Suho terlihat di balik kaus basketnya. Itulah momen dimana namja tampan itu terlihat menawan.
Ahhh~...aku menghela nafas lelah.
Kemana mood bosterku?
Oh...iya aku Kim So Hyun, seorang pelajar School of Performing Arts (SOPA), aku mengambil kelas akting. Aku ingin jadi aktivis, ingat bukan artis. Aku menyukai taekwondo. Aku terbiasa dengan didikan militer appa-ku yang seorang pejabat militer.
Aku adalah 'secreet admirer' oppa Suho. Ia adalah Ullzang (Namja populer) dan kakak kelasku di SOPA. Aku mengenalnya sejak kecil karena tempat tinggal kami di Perumahan yang sama.
Hmmmm...Kenapa aku tak berterus terang padanya? Jelas aku malu. Semua wanita pasti menyukainya bukan. Dia tampan, pintar, berasal dari keluarga terpandang, jago bernyanyi, dewasa, lembut dan memiliki senyuman glowing yang menawan. Ia adalah paket lengkap. Sempurna. Penilaian ini bukan semata karena aku begitu menyukainnya. Ini juga penilaian dari sahabat baikku Baek Hyun.
Tapi aku tahu, jika rahasia cinta berdebu gadis bodoh ini tak ku ungkapkan pasti aku menyesal. Aku tidak mau ketika aku lulus atau ketika aku telah menjadi nenek-nenek terbersit difikiran mengapa aku tak memberitahunya. Dan saat itu tiba, aku berharap dapat membalikan waktu.
Yah, seperti kata bijak Disraeli "Jangan pernah menyesal setelah kamu mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, kamu sama saja menyesali kebenaran"
Dan aku tidak mengungkapkan satu perasaan satupun ke dia sampai saat ini, padahal sejuta rasa telah tumbuh berbunga di lembah hatiku.
Ku dengarkan lagu lembut itu mendalam, walau dengan suasana tidak meng-enakan ini. Tapi tetap tidak mengurangi makna lagu itu, menusuk hingga relung hatiku membuat aku tak bosan dalam lingkaran kejenuhan bus yang nyaris kehabisan oksigen ini.
Kenapa bus ini terasa panas atau penyakit bumi alias global warming itu telah naik stadium. Dan pandangan mataku teralihkan ke kertas tertempel di dinding bus.
"Maaf AC bus sedang rusak. Mohon Maaf atas ketidaknyamanannya"
Kulihat seorang kakek dapat tidur dengan pulas di dalam tempat mendidih ini. Si Sora cewek centil di sekolahku sudah pusing untuk membenahi dandanannya, mengelap tetesan keringatnya, membenarkan lipstik di bibir cerewetnya, bisa-bisa habis sekotak tisu tuh anak. Ia tetap saja didampingi Ji hyun, si gembong gank mereka yang tetap saja lancar dalam bergosip di dalam keadaan sesak ini.
"Panas sekali hari ini...!" Yeoja berseragam sama denganku itu nyinyir duduk di sebelahku.
"Aishhh, apa Korea berubah menjadi negara tropis. Bisa-bisanya...."
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE
FanfictionYah, seperti kata bijak Disraeli "Jangan pernah menyesal setelah kamu mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, kamu sama saja menyesali kebenaran" *** "Kamu memang langka, Hyun dan perlu dilestarikan. Kamu harus berguru tentang pemahaman...