1 bulan kemudian....
Authors POV
"Telur rebus...." senyum yeoja manis itu melebar, dengan asal ia mendaratkan pantatnya ditengah dua namja yang asyik dengan gadget mereka masing-masing.
"Aku mau. Oh ya! berapa lama perjalanan kita!" Baekhyun mencomot telur rebus di tangan kanan So Hyun tanpa permisi. Padahal So Hyun capai-capai membelinya dari kantin ujung lorong, hanya untuk namja di sebelah kanannya. Untuk siapa lagi, kalau bukan untuk cinta pertamanya.
"Tiga jam, aku mengantuk. Aku ingin tidur" seloroh namja berambut ash pink itu.
"Ayolah ini masih sangat pagi, Hyung. Oh iya, hmm...." kalimat Baekhyun tersendat bukan karena telur rebus yang ia makan, ia berpikir apakah pertanyaan ini akan membuat risih kakak kelasnya itu.
"Kau memang namja cerewet. Apa lagi!" Tanyanya sedikit ketus dengan mata setengah mengantuk.
"Heeee..." Baekhyun hanya terkekeh.
"Hmmm, kenapa oppa liburan ke daerah terpencil seperti ini?" Akhirnya So Hyun yang menanyakan maksud Baekhyun tadi.
"Kenapa tidak Amerika, Eropa, Afrika atau sekalian saja ke bulan?" tambah So Hyun ngawur.
"Hahahahah....kau membuat aku tak jadi mengantuk lagi" ceplos Suho merasa seorang So Hyun begitu polos untuk seusianya.
"Bahkan So Hyun kira, ketika Hyung mengajak kami liburan ia sudah berandai-andai naik pesawat jet pribadi"
"Ya!Baekki, kau memang anak jujur!" So Hyun sontak berteriak sambil menjambak rambut Baekhyun karena malu.
"Awww....sakit! Hyun" teriak Baekhyun, kulit kepalanya terasa perih.
Beberapa penumpang melirik ke arah mereka, merasa penasaran dengan asyiknya anak-anak muda itu bercanda.
Baekhyun mengusap bagian kepala yang dijambak yeoja boyish tadi. Suho terkekeh geli melihat dua adik kelasnya yang begitu polos. Itulah yang disukai Suho. Ia memutuskan mulai menjalin persahabatan, setelah pertemuan mereka di ruang konsultasi Etika waktu itu.
Liburan musim panas ini, mereka habiskan bersama untuk mengunjungi rumah oehalmoeni [nenek] Suho. Mereka akan pergi ke desa di kaki pegunungan daerah Gyeonggi dengan kereta api. Mereka tak habis pikir jika keluarga konglomerat memiliki orang tua di pedalaman Korea seperti itu. Walaupun di pedalaman mungkin rumah oehalmoeni Suho seperti istana di drama saeguk (Drama Sejarah Korea). Pikir Baekhyun dan So Hyun.
Baekhyun membenarkan letak duduknya, kemudian menggamit Headphone di tas hitamnya. Ia mulai beromansa dengan musik-musik favoritnya menistakan jenuh.
"Daebak! Daebak!" So Hyun berdiri kegirangan setelah kereta memasuki terowongan. Dindingnya menyajikan lukisan bunga yang cantik menggunakan cat 'glow in the dark' di tempat gelap itu.
"Pembuat lukisan ini pasti sangat cerdas, ia memanfaatkan kecepatan kereta. Lukisan seperti sebuah animasi bergerak. Gambarnya sama, dengan fose berbeda. Lihat bunga itu seperti video bunga yang bermekaran. Ah cantiknya" So Hyun khusyu melototi dinding dingin itu dan menghempaskan pantatnya kembali.
"Itu namanya klasikisme, seni lukisan yang terlihat bergerak" Suho buka suara.
"Wow, Hyung memang pandai dan berkelas. Ia mengerti sekali tentang seni seperti ini" sanjung Baekhyun suara So Hyun dan Suho masih kentara terdengar dari balik headphone putihnya.
"Hah....aku ingin tidur" Suho sangat mengantuk karena semalaman di paksa appa-nya mengikuti berbagai acara penyambutan tamu, ahhh lebih tepatnya berbisnis. Sampai-sampai ia tak sadar kepalanya jatuh ke pundak So Hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE
Fiksi PenggemarYah, seperti kata bijak Disraeli "Jangan pernah menyesal setelah kamu mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, kamu sama saja menyesali kebenaran" *** "Kamu memang langka, Hyun dan perlu dilestarikan. Kamu harus berguru tentang pemahaman...