Baekhyun POV
Tempat ternyaman bagiku adalah di pelukan orang tuaku. Ketika Appa pergi dan tidak menginjak tanah bumi lagi dan omma yang sibuk dengan karir. Sekolah, So Hyun dan taman lingkungan kami adalah tempat ternyaman.
Aku diam mematung di bawah gazebo taman. Gazebo yang sering aku sambangi sejak kecil bersama So Hyun ketika kami penat akan masalah keluarga. Hah~ takdirku dan So Hyun tak jauh berbeda.
Hujan masih berbaris. Rutukan lembutnya membuat aku beromansa lagi dengan kenangan appa. Aku pandang titik -titik hujan yang jatuh dan membuat gelombang lingkaran seukuran dudukan gelas. Halaman taman penuh dengan ribuan bentuk seperti itu. Dulu aku suka sekali menelanjangi kakiku bersama Appa di atas air ketika hujan jatuh seperti ini. Bahkan aku masih jelas mendengar tawa appa yang renyah, aku ingin kembali ke masa itu.
"Appa, aku kesepian. Aku ingin ke tempat appa saja. Appa, omma tak seperti dulu lagi...."
Prak
Prak
Prak
Suara sepatu seorang yeoja pecinta taekwondo yang sangat aku kenal. Hentakan langkahnya saja begitu kentara jika yeoja manis dan boyish itu memiliki karakter kuat.
"Hosh...hosh....hosh...apa kau tak bawa payung?" Tanyanya dengan kemeja sekolah putih basahnya yang terlihat-
Menerawang, dengan cepat aku balut tubuhnya dengan sweater hitamku.
Yeoja kuncir kuda berwajah natural itu tampak sedikit malu.
"Tidak, mengapa!" Jawabku sambil mengalihkan pandangan ke langit abu-abu.
"Cepat ikut aku!" Tangan yang sering meninju itu dengan kuat menarikku ke dalam hujan. Melewati hamparan air yang tercurah menggenangi daratan bumi.
Bibir pink-ku refleks tersenyum...aku....aku senang.
.
.
.Halaman Sekolah SOPA
"Hmmm...kenapa kalian basah seperti ini dan kenapa tidak masuk ekskul kemarin?" Pria paruh baya dengan tampilan parlente itu sibuk memandangi wajah kami yang merasa bersalah.
"Kami....hmmm...ada kecelakaan Seongsanim" jawab So Hyun polos.
"Apa benar~ Ada yang mengadu, kalian sengaja bolos seperti waktu itu"
"So Ra. Awas kau!" lirih So Hyun mencicit. Ekspresi wajahnya berubah menjadi psikopat.
"Kalian adalah tipe pelajar favorit ku, baik, berbakat, peduli terhadap sesama dan pintar. Tapi kenapa kalian...."
Belum selesai aku potong kalimat pengajar kelas etika itu.
"Aku dimarahi appa-ku Seongsanim. Mian, aku tak dapat datang ke sekolah"
"Lagi...mana yang sakit. Baekki" sahut Seongsanim dengan wajah berubah kasihan.
"Dan setelah itu Baekki menemaniku mengantar seorang yang celaka itu ke rumah sakit" tambah So Hyun membenarkan.
"Baiklah"
Tap
Tap
Tap
"Cepat!Kau sudah tingkat tiga sebentar lagi ujian. Kenapa kamu berubah, apa yang salah denganmu!" Kepala sekolah tampak memarahi seorang kakak kelas kami.
"Oppa Suho"
"Hyung Suho"
Kami terkaget berbarengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE
FanfictionYah, seperti kata bijak Disraeli "Jangan pernah menyesal setelah kamu mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, kamu sama saja menyesali kebenaran" *** "Kamu memang langka, Hyun dan perlu dilestarikan. Kamu harus berguru tentang pemahaman...