Jalan Berputar

237 28 4
                                    

Author POV

Ruang Etika Seongsanim Kim

"Kenapa denganmu, Baek?"

Yeoja bertubuh ramping telah berdiri tegak diantara Baekhyun dan Suho. Sorot irishnya intens memandang wajah Baekhyun. Air muka Baekhyun berubah sedih.

"So Hyun, Hyung Suho menyakitimu tapi kenapa kau masih memihaknya seperti ini. Apakah artiku tidak lebih darinya.... "rutuk Baekhyun dalam hati.

#poor Baekki,  author kasian ama si imut ini 😭#

Satu kata pun tak lolos dari ketiga mulut mereka.  Hanya bahasa tubuh yang canggung membuat perdebatan mereka makin aneh.

"Captain oh Captain! "  tetiba suara lantang dan berat Seongsanim mengalihkan pandangan mereka.

"Kalian,  berkumpullah para kuncup bunga!" Tambahnya lagi makin aneh seperti memperagakan adegan drama.

"Sudahlah! Anak muda yang penuh dengan pikiran pendek dan semangat berapi-api.  Duduk... duduk! "  tawar Seongsanim yang sepertinya harus mentaati Pengajar etika yang menyukai seni ini.

Prakkk!!!

Tiga buah kaset film berjudul 'Dead Poet Society' dengan aktor utama Robin Williams tergeletak kasar di atas meja mereka masing-masing.

"Itu adalah amunisi untuk balas dendam kalian.  Tonton itu dan ceritakan padaku besok.  Dan seongsanim ingatkan kembali.  Fokuslah wahai para kuncup bunga!"

"Aku namja,  aku tak mau dipanggil kuncup bunga" protes Suho,  sedangkan lainnya memilih diam dan pergi. Membuat atmosfer persahabatan mereka yang dulu hangat dan berwarna indah seperti bunga cosmo,  pudar dan sendu.

.
.
.

"Apa-apaan seongsanim? Berlagak seperti aktor tadi.  Kenapa juga kita mesti menonton film lawas ini bahkan aku belum lahir.  Tahun 1989"  gerutu Baekhyun menatap kaset lawas di tangannya tanpa respon sama sekali dengan So Hyun di sebelahnya. So Hyun memang jadi lebih pendiam semenjak peristiwa festival itu.

"Aku ingin jadi penyanyi bukan pemain drama. Huh! Apalagi Hyung Suho,  memangnya mudah mengumpulkan modal.  Dia lebih cocok menjadi artis saja"  tambah Baek kesal sambil menelusuri lorong sekolah yang sepi bersama So Hyun.

"Diamlah Baek!  Kepalaku pusing.  Di rumah appa menekanku.  Dan sekarang suara gerutumu itu tambah membuat kepalaku mau  pecah"  Cerca So Hyun gerah dengan ucapan namja berambut coklat keemasan itu.

"Kau berubah sekarang,  Hyun"  kata Baekhyun jujur. Walau hatinya sakit atas perlakuan So Hyun tadi, tapi ia tak pernah bisa marah di hadapan gadis yang dicintainya itu.

"Bukan begitu.  Sedang banyak yang aku pikirkan.  Sedang banyak yang akan aku putuskan"

"Whooa kenapa aksenmu lebih terdengar jadi wanita tua dibanding dewasa"

"Yak!!!!! Siapa yang tua. Akan aku adukan ke hantu agashi berhanbook putih itu.  Biar ia memelukmu tidur malam ini" ancam So Hyun dengan mata horror.

"Andwe!!! Aku mohon Hyun.  Jangan yang itu.  Kau lebih baik menendang,  menjambak,  dan memarahiku.  Dibanding dipeluk hantu penasaran itu,  hiii"  gidik Baekhyun sambil meraih kedua tangan So Hyun.  Tampak wajah memelas dengan binar mata kucingnya beraksi sok manis.

"Sudahlah, aku sedang bingung. Student exchange itu hari ini final keputusannya. Aku bingung, appa tak mengizinkanku"

"Kau mau solusi!"

Langkah sneaker putih girly itu terhenti.

"Kenapa harus appamu. Kau masih bisa minta izin ke omma-mu. Mintalah tanda tanganya saja" Terang Baekhyun solutif.

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang