Part 22 : Kita Gila

118 11 0
                                    


Vanesya baru saja ingin mengeluarkan buku paket beserta kawan kawannya diatas meja namun gerakannya terhenti di langit langit sebab Jonathan sedang mengumumkan bahwa hari ini guru Matematika yang killernya minta ampun tidak mengajar dan tidak memberi tugas apapun, tentu saja hal ini adalah surga bagi seluruh siswa siswi X IPA 1.

Dan mendengar kabar tersebut banyak yang diantaranya memekik histeris,joged joged tidak jelas, pergi ke kantin, menonton film di laptopnya, membuka salon dadakan,melanjutkan tidurnya, mencari gerombolannya serta merta mulai membicarakan berbagai banyak hal alias ngerumpi namun lain halnya dengan Vanesya.

Gadis itu kembali memasukkan buku paket laknat tersebut kedalam tasnya,ia memilih untuk mengambil novel lantas membuka halaman demi halaman dan melanjutkan bacaannya yang sempat tertunda tak urung jua ia menyumpal telinganya dengan headset agar sepasang telinganya mampu terfokus pada musik yang tengah mengalun.

"Anjir! baper mampus!" Vanesya tertawa terpingkal pingkal begitu membaca paragraf yang entah apa isinya, melihat hal itu, Reyhan memicingkan matanya dan meletakkan punggung tangannya di kening Vanesya sontak gadis itu memekik sembari menepis tangan besar milik Reyhan.

"Iih Reyhan apaan sih?" Vanesya melepas sepasang headsetnya serta menyelipkan pembatas pada novelnya.

"Normal kok,"gumam Reyhan sembari melanjutkan game tahu bulat yang sempat ia pause di ponselnya.

"Reyhan! Kamu kira aku gila?"

"Iya."celetuk Reyhan watados, "abisnya sih ketawa sendiri,mana itu cuman kata kata aja,gak ada yang lucu kali" sambungnya membuat Vanesya yang sedang mengalami pms seketika naik pitam.

"Sok tau banget sih kamu Rey,ohya kamu kan bukan anak novel jadi gak ngerti sama sekali." pekik Vanesya tak terima sembari menyeringai puas.

"Wait,Emangnya novel punya anak?" Reyhan terkekeh sembari melirik Vanesya yang kini sudah mencak mencak tidak jelas.

"Tau ah gelap,intinya kamu gila!" Ucap Vanesya frustasi sembari memalingkan wajahnya dan Reyhan hanya mengulum senyum.

"Iya abang gila karena cintamu Van."

"Najisin banget lo Kal!"sungut Vanesya sebal dengan tangan yang sudah mendarat di atas kepala Haikal.

"Najis najis tapi lo suka kan" Christian tersenyum menggoda sembari melirik Reyhan yang sedang menahan tawa dan hal itu membuat wajah Vanesya memerah.

"Rese lo pada! Gak lucu!" Sindir Vanesya dengan sudut matanya yang terarah menuju Reyhan. Tawa Reyhan pun meledak namun berbeda dengan Christian dan Haikal, dua lelaki itu nampak berbicara tanpa bersuara ke arah Vanesya dan Reyhan kemudian mereka beranjak sembari membungkuk ke arah bangkunya.

"Lah ngapain kamu marah? Kamu tu lucu kalau lagi marah," kata Reyhan di tengah tawanya sembari mengacak rambut Vanesya gemas sontak hal itu membuat teman sebangkunya tersebut memanyunkan bibirnya sebal namun tak bisa dipungkiri bahwa darahnya berdesir dan degup jantungnya berpacu begitu cepat sampai sampai ia memegang dadanya dengan tatapan was was, takut jika Reyhan mampu mendengarnya.

"Ekhem!"

Deheman dari empat orang senior laki laki remaja dengan balutan almamater berlogo OSIS yang sedang berdiri di depan kelas menyadarkan Vanesya serta Reyhan.

"Mampus! Tanggung Malu lo sekarang Van!" batin Vanesya terlonjak kaget, mata gadis itu terlihat membulat sempurna,pipinya bersemu merah sebab tangan besar Reyhan masih berada diatas puncak kepalanya,

Menyadari bahwa Reyhan masih terpaku melihat dirinya sontak Ia langsung menginjak kaki remaja lelaki tersebut, dengan gerakan refleks, Reyhan langsung menurunkan tangannya sembari menatap sekelilingnya dengan tatapan Apa-lo-lihat-lihat! Kemudian ia melirik ke arah depan sembari nyengir kuda dan menggumamkan beberapa kata seperti perusak- suasana-banget-si-setan.

Violent RevealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang