Part 20 : Hitam diatas Putih

125 13 0
                                    


Senin pagi merupakan hari yang menyebalkan bagi Vanesya,saat ini ia nampak terburu buru memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dan lari melesat menuju pagar Smansa Wijaya yang akan menutup dalam hitungan enam detik.

"PAK SATPAM! TUNGGU!." Vanesya berteriak sembari menyebrang jalan hingga pak Supardi pun menoleh
"Cepetan neng! Hati hati!"

Pagar pun terbuka.

Vanesya dengan tergesa gesa masuk ke dalam sekolah dan berlarian menyusuri koridor menuju kelasnya yang berada di lantai 2.

"Astaga Vanesya pelan pelan." Meymey memekik kaget di depan pintu kelas IPA 1 melihat Vanesya yang lari terbirit birit di lantai koridor yang licin.

Duk

"Sial!." Vanesya meringis sambil mengusap bokongnya yang mendarat mulus di lantai yang tepat berada di depan kelas IPA 1 dan hal itu membuat seluruh pandangan tertuju padanya. Malu.

Melihat hal itu banyak diantaranya yang berusaha menahan tawa serta membantu Vanesya untuk bangun dan ada juga tawanya yang kini telah meledak yaitu dari segerombolan tukang rusuh Smansa Wijaya atau biang kerok IPA 1 yang dipelopori oleh Dodi.

"Aduh Van pantat bohay lo gak tepos kan?" Tanya Dodi panik yang dihadiahi toyoran oleh Bisma.

"Sini biar gue yang ngusapin" tawar Nanda genit diikuti oleh koor membahana dari teman temannya.

"Mesum banget lo Nan!"

"Ah jangan cemburu dong Mey, mau gue usapin juga."

Wajah Meymey merah padam.
"SINTING! SEKARANG KALIAN SEMUA TURUN! JANGAN KALIAN PURA PURA SAKIT ATAU GUE ADUIN KALAU KALIAN PENYEBAR VIDEO BOKEP!" teriak Meymey penuh penekanan pada kelompok rusuh yang diberi nama 'DOYAN GOYANG' yang merupakan inisial nama dari anggotanya yaitu Dodi,Yana,Nanda, Goysa dan Anggara.

Vanesya hanya mampu menahan malu kemudian ia merogoh tasnya mencari topi abu miliknya dengan tergesa gesa lalu ia kembali berlari melesat menuruni anak tangga diikuti oleh Meymey dibelakangnya.

"Mey! Cepet mey! Kita telat! Gue gak mau di jemur." Vanesya panik memasuki kerumunan barisan yang sudah rapi dan Meymey hanya menggerutu tidak jelas.

Mereka pun akhirnya berbaris dibelakang namun sesaat sebelum upacara di mulai, mata Vanesya sempat menulusuri keberadaan Reyhan namun nihil.

Reyhan tidak ada dibarisan.

Vanesya mendesah pelan dan memilih untuk fokus pada upacara hari ini.

BRUKKK

Vanesya menoleh ke belakang dan seketika raut wajahnya berubah menjadi panik kembali saat melihat Siska ambruk ditengah amanat pembina upacara. Ia langsung membopong temannya itu yang diikuti oleh Jasmine serta beberapa anggota PMR menuju UKS.

"Re-Reyhan!" Vanesya kaget dibuatnya saat melihat Reyhan duduk di atas ranjang UKS.

"Hai Bril,tenagamu kuli juga." Reyhan tersenyum sumringah.

Vanesya menggerutu sebab disaat seserius ini,Reyhan masih bisa bercanda.
"Minyak kayu putihnya mana!?" Pintanya panik kemudian diraihnya sebotol minyak tersebut dari tangan Jasmine yang hanya memandangnya sebal.

"Sini biar gue aja! Sana lo balik!" Jawab Jasmine ketus sembari menepis tangan Vanesya yang hendak mengoleskan minyak di kening Siska.

Vanesya mengerjap.
"Van,lo balik gih,udah ada kita, toh juga ini tugas kita sebagai PMR."

"Hm oke, gue balik. Kalian jaga Siska sampe siuman." Vanesya melenggang pergi keluar ruangan namun seketika ia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Reyhan yang sedang menatapnya dengan terang terangan.

Violent RevealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang