Part 19 : Kejutan

105 13 0
                                    


Suara deru mobil kini berhenti di tengah tengah sepinya malam dan hal itu membangunkan Vanesya dari tidurnya namun saat ia akan membuka matanya secara perlahan tiba tiba pandangannya gelap sebab terhalangi oleh kain yang kini melingkar di wajahnya dan dengan perasaan yang was was. Ia memanggil seseorang yang tepat berada di sampingnya

"Rey." Vanesya tidak mendengar sahutan dari panggilan yang ia tujukan dan saat ia akan meraba kain yang melingkar di wajahnya.

Dengan gesit, tangan seseorang kini menggenggam tangannya dan menuntun Vanesya menuju suatu tempat dan seketika, gadis itu hanya diam seribu bahasa sebab ia begitu mengenal tangan seseorang yang kini sedang menggengam tangan mungilnya,siapa lagi jika bukan. Reyhan.

Derap langkah kaki mereka kini terhenti dan samar samar terdengar deburan ombak menembus telinga Vanesya dan kini ia sudah bisa menebaknya bahwa dirinya dan Reyhan berada di suatu pantai

"Rey." Panggilnya kedua kali yang kini  membuahkan hasil, dimana Reyhan langsung membuka kain warna hitam yang melingkar di wajah Vanesya

"Surprise," ucap suara bass milik Reyhan dengan senyumnya yang merekah dan Vanesya pun tersenyum haru ketika melihat Reyhan dan sekelilingnya. Romantis.

"Amazing," ucap Vanesya dengan senyuman yang terukir jelas diwajahnya dan Reyhan dengan senyumannya yang tak luntur langsung menuntun Vanesya menuju tempat duduk untuk mereka berdua

" Rey, kenapa sepi banget dan kenapa tempat duduknya cuman untuk kita aja?," tanya Vanesya kikuk sembari melihat pemandangan di sekelilingnya terutama hamparan pantai yang dibatasi dengan kaca.

"Ini spesial dan udah aku boking cuman untuk kita,Bril," jawab Reyhan santai dan Vanesya pun melongo kaget dengan mulutnya yang setengah terbuka.

Reyhan hanya terkekeh geli melihat ekspresi gadis dihadapannya kini. Lucu.

Tanpa dipanggil,seorang pelayan kini datang menghampiri meja mereka dan mencatat pesanan Vanesya dan Reyhan, kemudian mereka pun menunggu pesanan dengan bercanda gurau sambil sedikit bercerita

"Intinya sih pas SMP itu aku introvert dan teman aku pun bisa dihitung pakek jari,cuman 3 orang. Hahaha miris," ucap Vanesya dengan tawanya yang sumbang dan berusaha menahan tangis saat menceritakan masa SMPnya yang lumayan kelabu

"Enggak apa Bril dan sekarang kan kamu udah punya banyak teman," balas Reyhan menenangkan saat melihat raut wajah Vanesya yang berubah pias

"Iya Rey,kamu bener banget dan pilihanku kali ini enggak salah milih untuk pindah sekolah ke sini," ujar Vanesya tersenyum

"Iyaps, kamu sama sekali gak salah pilih dan aku beruntung sama pilihanmu," ucap Reyhan dengan senyumnya yang mengembang  "Dan aku boleh tau, apa alasan kamu milih pindah sekolah kesini padahal kamu baru habis MOS di SMA Jakarta?," sambung Reyhan.

"Umm,aku milih sekolah kesini karena aku menghargai keputusan dari orang tuaku dan mungkin ini plihan mereka yang terbaik untukku, aku juga gak mau dosa karena gak nurut sama ortu, jadi, aku berusaha menerima semuanya dengan lapang dada walaupun sebenarnya aku gak tau alasan mereka mindahin aku kesini dan setiap aku tanya, pasti mereka bungkam,entahlah Rey. " jawab Vanesya sembari menghela nafas dan Reyhan pun hanya mengangguk angguk tanda mengerti bersamaan dengan itu pesanan mereka pun datang.

"Selamat makan," sambut mereka bersamaan setelah usai berdoa.

Mereka pun makan di tengah hangatnya malam yang meliputi suasana mereka saat ini, sembari ditemani oleh lagu jazz yang mengalun di restoran mewah bernuansa romatis tersebut, sesekali Reyhan melirik Vanesya dan hal itu membuat Vanesya salah tingkah dengan pipinya yang terus bersemu merah beserta panas yang menjalar di sekujur tubuhnya.

Violent RevealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang