Part 3 : Baper

397 18 0
                                    


Dengan langkah gontainya,Vanesya memasuki rumah yang nampak sepi penghuninya karena kakek neneknya sedang berkunjung ke panti asuhan dan gadis yang masih mengenakan seragam sekolah itu dan memiliki tinggi 165 cm hendak menyusul kakek neneknya di panti, hal itu diketahuinya dari pesan di gadget canggih nya itu

From : nenek Alda

Vanes,kakek sama nenek lagi di panti asuhan ,kamu boleh menyusul kami kesini jangan lupa makan dan nenek sudah siapin uang diatas nakas kamar nenek.

"Huaaa baik banget nenek gue dan canggih, gak nyangka gue padahal ini didesa dan hal itu tak menghalangi kemajuannya," pekik Vanesya kegirangan yang langsung menuju kamarnya dan bergegas menyusul neneknya.

Namun sesaat Vanesya membuka jendela kamarnya sejenak,menghirup udara yang begitu segar.

***

Hari ini merupakan hari baruku dimana aku bersekolah di sekolahan baru,bertemu dengan teman teman baru yang welcome banget dan kali ini aku ngerasa akrab banget sama Siska,Meymey,Christian,Haikal dan tidak untuk Reyhan yang merupakan teman sebangku atau manusia dari kutub yang sejak pagi enggan berbicara denganku, tapi gak masalah, aku wajarin kok,temen temen sih bilang dia emang gitu orangnya tapi aku ngerasa kayaknya  enggak deh dan ada lagi si Veren dan Michael nah, si kak Michael ini cowok paling cool,pintar,cerdas,Ketua OSIS,
kapten basket tapi hobinya baca buku. Aneh.

Aku tau segala hal tentang kak Michael itu berkat Meymey  karena Meymey salah satu fans atau bisa dibilang secret admirernya si kak Michael dan sampe sekarang aku masih mikirin dia,paras nya yang tampan, lensa matanya yang indah saat gak pakek kacamata dan bibirnya yang indah. Baper.

Disamping itu aku juga mikirin kesalahanku tadi,saat numpahin minuman ke bajunya Reyhan.
Dengan sigap,langsung aku bersihin dan saat aku bersihin bajunya yang menempel didada bidangnya itu.

Aku merasakan deru nafas Reyhan yang hangat karena wajah kami sangat dekat beberapa centi sampai seluruh penghuni kantin menatap ke arahku dan Reyhan,ada yang menatap iri terutama tatapan dari kakak kelas yang kebanyakan dari kaum hawa dan fansnya Reyhan.

Boro boro aku mikirin mereka,
aku mah udah gemetaran duluan mau bersihin bajunya dan aku harus tetap tanggung jawab tapi berbeda dengan si Reyhan,manusia kutub itu langsung melenggang pergi tanpa sepatah kata apapun. Sial.

***

Vanesya pun langsung beranjak dari balkon kamarnya dan pergi menuju panti asuhan dengan mengendarai mobil pemberian kakek neneknya.

Sesampainya di panti asuhan ia melihat kakek dan neneknya tengah bercakap cakap dengan ibu yang merupakan pemilik panti dan ditemani oleh

Deg

"Kak Michael!," gumam Vanesya dalam hati sembari menghampiri mereka berempat sambil mencium punggung tangan kakek nenek nya dan  ibu Kinan yang merupakan pemilik Panti dan kak Michael hanya menatap  dan tersenyum dengan wajah yang teduh ke arah Vanesya sontak hal itu membuyarkan lamunan gadis remaja berpakaian casual yang memperlihatkan lekuk tubuhnya

"Michael,ini Vanesya,Vanesya ini Michael, Ibu tau kalian satu sekolahan bukan?," tanya ibu Kinan sambil tersenyum lembut

"I-iya bu," ucap Vanesya grogi

"Iya bu,Vanes adik kelas baruku," mendengar kalimat Michael itu menghangatkan suasana hati Vanesya yang duduk bersebarangan dengan dirinya sambil tersenyum.

Vanesya yang hanya menunduk dan tak mampu mengucapkan kata kata apapun karena degupan jantungnya yang berpacu begitu keras sembari menahan malu akan wajahnya yang saat ini sudah ia yakini seperti kepiting rebus, sontak hal itu membuat Michael tersenyum geli tanpa disadari oleh Vanesya sendiri.

"Michael,kamu ajak Vanes keliling melihat panti asuhan dan lingkungan sekitar desa serta mengajak bermain anak anak panti lainnya ya. "

Perkataan ibu Kinan yang disertai anggukan kakek neneknya dan hal itu seolah olah menerbangkan seorang Vanesya ke langit ke tujuh sembari mendengarkan  perkataan laki laki remaja yang kini duduk disamping Vanesya sambil tersenyum lembut

" Baiklah bu "

Mereka pun melenggang pergi dan melihat lihat seisi panti namun sejak tadi pikiran Vanesya dihantui oleh berbagai macam pertanyaan dan pernyataan.

"Kenapa kak Michael ada di panti asuhan ini? dan ternyata kak Michael sangat baik, baper." Gumam hati kecil Vanesnya sambil merutuki dirinya sendiri.

Panggilan Michael sontak membuyarkan lamunan Vanes

"Vanes,Maaf ya gue lancang banget tau nama lo,Gue Michael Nata,gue kakak kelas lo," ujarnya sambil mengulurkan tangan dan berjabatan dengan Vanes yang melihatnya kagum tanpa berkedip sedetik pun.

"Astaga," gumam Vanes dalam hatinya

"Gu-gue Vanesya Gabriela Sanchez,
gue murid baru," ucapan Vanes yang terdengar gugup sembari mengulas senyumnya ditambah dengan detank jantungnya yang bepacu keras bak lari maraton.

"Kak Michael kok bisa disini sih kak?" Pertanyaan yang dari tadi terngiang di otak cantiknya, akhirnya keluar dan membuka pembicaraan saat tengah duduk di taman belakang panti.

"Hmm,gue anak panti sini, gue gak punya Ibu,Ibu gue udah meninggal waktu gue masih SD dan gue cuman punya ayah yang sibuk dengan kerjaannya dan gue memutuskan tinggal di panti menemani
ibu Kinan," ucapnya lirih sambil tersenyum ke arah Vanes yang menatapnya iba

"Maaf banget kak,gue gak tau,gue gak bermaksud buka luka lama lo kak," ucap Vanes yang meruntuki dirinya sendiri

"Udahlah,gak apa kok,ini bukan salah lo." Ucapnya sambil mengacak rambut Vanes dan tersenyum kembali.

Deg

"Kak Michael baik banget," gumam Vanes yang wajahnya kini bagaikan kepiting rebus hingga membuat lelaki yang duduk disampingnya dengan senyum manis dan lesung pipi itu terkekeh geli tanpa kacamata yang terus bertengger di pangkal hidungnya.

Michael langsung meraih tangan Vanesya dan beranjak mengajak gadis itu bermain dengan anak anak panti lainnya yang sedari tadi memperhatikan gadis asing tersebut.

Mereka pun saling berkenalan dan bermain bersama,gelak tawa menghiasi panti yang sederhana itu dan suasana semakin hangat walaupun cuaca sudah mulai dingin dan saat mereka berada di ruang makan yang sudah dijamu dengan berbagai hidangan malam,mereka pun berpamitan pada seluruh warga yang tinggal di panti seusai makam malam dan mereka sangat berterimakasih kepada keluarga Sanchez untuk sumbangan yang lumayan besar diberikanya.

Mereka pun pulang dengan senyuman bahagia terutama pada wajah pasangan yang sudah berambut putih.

"See you,Daaaa," pamit Vanesya yang dibarengi oleh kakek neneknya sambil melambaikan tangan pada anak anak panti.

Suara Deru mobil pun meninggalkan pekarangan panti yang bercat ceria itu.

***

Hari sudah hampir gelap,Matahari kembali ke peraduannya dan merelakan Sang Rembulan untuk kembali menyinari bumi.

Hembusan angin malam menerpa wajah Vanesya, membiarkan rambut gadis itu menari nari dengan ribuan lamunannya dalam hati yang kini masih terdiam di balkon kamarnya sembari memandang jauh suasana kabut dipedesaan

Saat ini hanya dingin yang ia rasakan dan rindu dengan ķeluarganya di kota terutama Veandra yang selalu mengusik ketenangannya dan dilain hal dia pun memikirkan hal hal indah tadi saat bersama seorang laki laki remaja yang notabene adalah kak Michael Nata

"Astaga,udah berapa kali gue baper ditambah salting hari ini," teriak Vanesya dalam hatinya dan ia pun beranjak memasuki  kamar karena jam di dindingnya sudah menujukkan pukul 11 hal itu memperingatkannya agar segera beranjak tuk tidur dan menyongsong hari esok dengan membuka lembaran baru kembali.

***

Author Note :

Mulmed ada Michael Nata

Violent RevealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang