Part 7 : Cemburu

247 15 0
                                    


Terpaan angin dan rintikan hujan diketinggian beberapa ribu meter diatas permukaan laut,tidak menyurutkan semangat pendakian gunung siswa siswi SMAN 1 yang sudah setengah jam perjalanan

"aaaaa-Reyhan,tungguin gue!," teriak Gricela -gadis rempong sekaligus teman Reyhan yang mencintai dirinya sejak SMP namun perasaan Gricela tak kunjung dibalas dan Reyhan hanya menganggapnya sebatas teman dan tidak lebih dari itu

"Ck,apa lagi sih," gerutu Reyhan kesal yang tengah berjalan beriringan disamping Vanesya dan mendongakkan kepalanya dengan ekspresi datar yang ia miliki.

Reyhan terpaksa menghentikan langkahnya dan  berbalik arah menghampiri Gricela yang sedang terduduk  mulus akibat tersandung ranting kecil yang membuat dirinya menangis bak anak kecil

"cepetan!," ucap Reyhan cuek dan penuh penekanan pada kata cengeng dan ia sambil mengulurkan tangannya kemudian Gricela tampak sumringah namun ia masih merasakan kesal akibat kalimat yang Reyhan lontarkan, Ia langsung menggapai tangan Reyhan.

Namun Reyhan segera melepaskan uluran tangannya yang masih melekat di tangan Gricela karena adegan itu membuat hati Vanesya memanas sedangkan Gricela hanya tersenyum miring dan Reyhan?

Ia segera menyusul Vanesya yang sudah jalan meninggalkan dirinya dibelakang

"Mungkin Vanesya marah dan cemburu?," batin Reyhan

"Reyhan tungguin ,hiks hiks"

"Sialan,siput banget lo!," ucap Reyhan sarkastik sambil menunggu Gricela dengan langkahnya yang tergopoh gopoh dan nada panggilannya yang terdengar sesenggukan

"Jahat lo!hiks," ucap Gricela yang tidak dihiraukan dan kini tengah berjalan disampingnya

"Vanesya tunggu aku," ucap Reyhan berkali kali dengan nada setengah berteriak ke arah Vanesya dan Gricela hanya memutar bola matanya dan mendengus kesal sedangkan Vanesya hanya menganggap angin lalu

"Argh!." Reyhan berdecak kesal dan mengacak rambutnya frustasi,ia segera menyusul Vanesya namun Vanesya telah melangkah jauh hingga punggungnya tak terlihat lagi

***


"Bangke! modus banget tu cabe!," liat adegan itu seketika darahku mendidih dan sekilas aku liat senyum miring Gricela ditujukan buat aku sendiri,peduli amat. Aku pun memilih melangkahkan kakimu dengan perasaan kesal dan menghiraukan panggilan Reyhan dibelakangku,
Siapa sih yang gak cemburu? setelah dibuat baper malah di buat cemburu !

Eh?

Aku pun mempercepat langkahku dan menyusul anak anak yang lain didepan hingga aku gak mendengar panggilan Reyhan lagi.

"aaaaaaaaaa! Bunda!," posisiku saat ini  sudah berada ditepi jurang dengan kepalaku yang terbentur batu dan samar samar aku mendengar suara seseorang memanggil namaku dan pandangan aku pun seketika gelap.

-

Aku pun membuka mata berusaha menyusaikan sinar dan melihat keadaan sekitar dan aku yakin,saat ini aku lagi di tenda ( pos pendakian )

" Syukurlah lo udah sadar " ucap seseorang yang aku harapkan itu Reyhan tapi nihil.

"Agas ! awww sakit,"

Sialan! syukur gak amnesia

"Vanesya ! Lo udah baikan ,udah 2 jam lo pingsan " ucapnya dengan nada yang terdengar parau dengan wajah yang sangat cemas

Ada apa dengan pria ini? kenapa ia begitu mengkhawatirkanku ?

"Udah,makasi Agas." Aku pun menjawab dengan singkat dan tulus

"Hmm,Semuanya udah jalan duluan,pak Aldi nyuruh gue nungguin lo dan kita santai aja dengan perjalanan pendakian lagipula udah mau sampai kok " ucap Agas dengan senyuman sumringah

Whatt!? Jadi? tadi Agas yang gendong dan bawa aku kesini.

"Vanes! jangan ngelamun,"

"Eh anu ."  "berarti Reyhan ninggalin gue dan gak tau keadaanku." batinku seketika kesal.

"Ck." Aku hanya mampu menghela nafas panjang. Kecewa.

"Lo kenapa?,"

"Eh-gue mau bilang Makasi,dan gue utang budi sama lo,karena gue berutang jadi gue bakal nurutin kemauan lo,"

"Hmm baiklah,janji ya?." Ucapnya sambil memikirkan sesuatu dan senyuman pun tercetak jelas diwajahnya.

Aku pun hanya mengerutkan kening dan berdoa agar dia tidak meminta yang aneh aneh.

"Vanesya gue .."

Deg

Aku langsung memotong kalimatnya dan segera menyampirkan tas dibahuku dan segera berjalan keluar tenda namun langkahku tercegat sebab Agas menggenggam tanganku erat. Aku gak suka.

" Vanesya ! gue mau kalau lo ..."

***

Violent RevealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang