Part 24 : Belajar Untuk Tidak Cuek

89 9 0
                                    


Langit  tak nampak cerah,tetesan embun masih berada di dedaunan seiring dengan kabut serta desiran angin menyergap tubuh Vanesya yang kini sedang menyusuri koridor sekolah yang nampak sepi tersebut,namun seketika langkah Vanesya terhenti begitu melihat foto dirinya bersama Reyhan di mading sekolah,dengan gesit, ia merobek lembaran lembaran berwarna tersebut hingga tak berbentuk lagi.

"Sial,siapa sih yang tega buat gosip murahan gini! Anjir mana mukak gue difoto ini...err," gerutunya sembari mengantungi sampah sampah kertas tersebut kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas hingga tak menyadari bahwa ada sesuatu yang melayang di depan wajahnya

pyang

"sialan!!!!" penglihatan Vanesya seketika memburam sebab terhalangi oleh cairan bening yang telah membentuk aliran deras di pipinya seiring dengan cairan merah yang mengucur dari pelipis dan keningnya, Vanesya bersumpah serapah akibat ketidakpekaannya tersebut.

Ia pun mengusap dengan kasar air mata serta darah yang kini telah merembes mengenai bajunya hingga pandangan garangnya pun nampak jelas dan langsung tertuju pada lelaki remaja di tengah lapangan yang kini telah berlari ke arahnya,

"Agas!!! lo waras gak sih! ngelempar bola basket sembarangan sampai mecahin kaca! shit,"teriak Vanesya layaknya macan betina.

"Maaf Van! sumpah aku gak tau dan itu gak sengaja! Van, biar aku yang obatin...ma-maaf Van-,"panik Agas sembari menyentuh kening Vanesya namun segera di tepisnya.

"Halah, gue bisa sendiri! lagian lo itu ngapain main basket sampe segitunya!" sinis Vanesya sembari mempercepat langkahnya menuju UKS tanpa memperdulikan langkah Agas.

"Van,biar aku bantu-," ucapan Agas terpotong sebab pekikan dari dua sahabat Vanesya.

"Astaga Vanesya! sini biar gue bantu! Del cepet lo cari dokter jaga sekarang," panik Meymey disertai dengan anggukan Delwis yang nampak kalang kabut begitu melihat darah memenuhi wajah hingga baju putih Vanesya.

"eh Agas! mending lo pergi sana! gak segan segan gue laporin lo ke BK! liat aja nanti, hukuman apa yang pantes buat murid nakal kayak lo," ucap Meymey dengan raut wajah yang merah padam.

"Apa hak lo ngusir gue?! Vanesya pacar gue-," ucap Agas dengan tatapan tak suka.

"Trus kalau lo pacarnya Vanesya, lo bisa berbuat semau lo sampe nyelakain dia, hell ya! mending lo pergi sana ke laut! tenggelam sana! muak gue liat orang songong kayak lo," cerocos Meymey naik tikam dan memaksa Vanesya angkat bicara dalam perdebatan tersebut,

"Agas mendingan lo balik deh Gas," Vanesya pun beranjak masuk diiringi oleh dua temannya dan seorang dokter jaga,begitu melihat hal tersebut, Agas hanya mampu menghela nafas kasar sembari melangkah menjauh tanpa memperdulikan tatapan intimidasi dari teman teman sekelilingnya,

"Maaf Van, gue gini karena lo."

*** 

Reyhan mengernyit begitu melihat kaca jendela kelasnya berlubang dengan serpihan kaca di sekitarnya, ia berusaha untuk tidak mau tau tentang sesuatu yang melayang mengenai jendela malang tersebut, pikirannya kini sudah terlanjur terisi oleh bayangan teman sebangkunya serta kejadian lusa tersebut.

"Rey! ngelamun aja lo! Lo udah tau soal kejadian barusan-," ucapan Haikal seketika terpotong oleh kedatangan Miss Relin yang kini mengisi pelajaran jam pertama dikelasnya dan Reyhan hanya mendehem sembari melirik sekilas bangku kosong di sampingnya, sungguh saat ini pikirannya tak mampu terfokus pada sesuatu ,sebab hanya satu yang ia fokuskan saat ini, Vanesya.

Violent RevealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang