Hidupku Bukan Hidupmu-2

1.7K 69 5
                                    

Hari ini hari Senin, Ayah dan Bunda sudah berangkat kerja setelah mereka sholat subuh, ya memang sepagi itu karena mereka memang ambis untuk membahagiakan anaknya (terharu). Jadi pagi ini hanya ada Aku dan adikku yang sedang sarapan di meja belajar.

"Eh jangan lupa bawa celana dek, kamu kan suka boker sembarangan", nasehatku sebagai kakak yang baik sambil meledeknya.

"Adek juga tau kali Kak, nggak usah dibilangin juga Adek ngerti, iya Adek sadar kalo Adek boker everywhere everytime everyday! Ini lagi proses pendewasaan." Ucap Adek dengan marah. Setelah kita selesai berdebat beberapa menit lamanya, kita pun berangkat sekolah dengan diantarkan Pak Kas, supir yang selalu mengantar kami berdua. Karena sekolahku dan Adek nggak searah, kita tetap diantar Pak Kas karena itu memang pekerjaannya dan informasi ini tidak penting.

SMA Perintis, begitu tulisan di atas gerbang. Aku sekolah disana, sekarang kelas sebelas, tepatnya semester dua. Setelah sampai di SMA tempatku bersekolah, Pak Kas melanjutkan perjalanan untuk mengantarkan adikku.

"Hati-hati Pak Kas!" Ucapku sambil menutup pintu mobil.

"Iya neng, dengan restu Pak Kas, sekolah yang pinter ya neng" Doa Pak kas sambil memperlihatkan tangannya yang membentuk sarangheo. Ya, aku dan Pak Kas memang se bestie itu.

Setelah mereka pergi Aku menuju kelas tanpa mampir ke ruang guru karena nggak ada diskon ataupun promo (aplikasi ruang guru, wkwk). Seperti biasa dua orang sahabatku Icik dan Aca, mereka sedang asik banget ngegosip. Untuk topik hari ini sesuai dengan list menggosip kita, pagi ini kita membahas tentang pacar masing masing diawali dengan membaca doa bersama-sama. Karena topiknya tentang pacar dan aku jomblo, untuk kali ini aku hanya menjadi notulensi gosip.

-Flashback-

Terakhir Aku punya pacar enam bulan yang lalu, menurutku enam bulan itu terasa sangat lama karena selama itu aku nolep. Aku putus karena dulu dia terlalu sibuk dengan dunianya dan alasan-alasan bangsat lainya. Aku selalu berharap cepat-cepat lupa akan hal itu, kalau bisa amnesia tapi hanya hal itu saja. sangat coh.

-Flashback end-

Bel masuk sekolah pun berbunyi, aku pun mengikuti pelajaran, seperti biasanya disaat pelajaran kita bertiga nggak berhenti menggosip. Pas seru-serunya nge gosip tiba-tiba Pak bomis (botak klimis) guru matematika, beliau menyuruh kami untuk keluar. Sangat tidak mengerti kesenangan siswinya seola-olah beliau adalah guru matematika, dan sulapnya beliau benar-benar guru matematika. Kita sedikit cemas dan bersyukur karena bisa melanjutkan gosip di kantin. Indahnya keduniawian ini.

Jam sudah menunjukan pukul dua lebih empat puluh tujuh menit lima puluh sembilan detik, itu tanda bel pulang sekolah sudah berbunyi. Aku pulang bersama Icik dan Aca, dengan mobil Aca karena Pak Kas sudah WhatsApp tidak bisa menjemput karena lagi pacaran di perempatan Jln. Suka Duka No.45,3 tepatnya di warung nasi uduk, penjual nasi uduk itu pacarnya Pak Kas, mereka sudah satu minggu jadian sejak aku menulis cerita ini. Ya, Pak Kas lama bercerai dengan mantan istrinya, sekitar satu bulan yang lalu. Aku adalah pribadi yang baik, suka menabung, dan rajin jajan, maka dari itu Aku mengizinkan Pak Kas untuk mengapel pacarnya, biar cepet nikah, kasian.

Di tengah perjalanan ketika sedang asik-asiknya menggosip perihal adik kelas yang awal mula mereka pacaran karena SMS kesasar, tiba-tiba mobil Aca oleng dan menabrak mobil yang ada di depannya,

-Gubrak-

Kita pun bergegas keluar dari mobil, panik dong ya.

"Eh maaf, saya nggak sengaja," ucap Aca, tak lama kemudian orang yang berada di dalam mobil yang kita tabrak itu keluar. Ternyata yang mengendarai mobil itu laki-laki dan ganteng, tinggi, putih, cool, seperti laki-laki yang ada di pinterest, idaman sekali.

"Maaf? gampang banget ya." Ucap lelaki itu dengan ketus.

"Santai aja kali mas!" kataku.

"Udah leen sabar aja orang kaya gitu emang nggak bisa diajak ngomong baik baik,"ucap Icik.

"Santai? ini di jalan raya woy nggak santai kayak di pantai!" Kata laki-laki itu dengan kesal. karena merasa bersalah, Aca yang menyetir saat itu meminta maaf.

"Maaf bang jago" Ucap Aca sambil merapatkan kedua tangannya dan diletakkan diatas kepala.

"Hahaha oke sans." Ucap lelaki aneh itu yang tiba-tiba lenjeh.

Dan pada saat itu penilaianku perihal ganteng, cool, dan lain-lain, nggak jadi padahal iya, tapi nggak jadi, tapi iya, tapi nggak jadi, tapi iya sih. udahlah.

Jika lupa vote, comment, dan follow, itu tanda-tanda dari penuaan dini, hati-hati ya! <3

Hidupku Bukan HidupmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang