Hidupmu Bukan Hidupku-5

920 44 3
                                    

Keesokan harinya aku memutuskan untuk berangkat lebih awal untuk menceritain kejadian kemarin sore dengan Aca dan Icik.

"Eh eh kamu tumben leen berangkat pagi banget, biasanya juga telat," Ujar Aca.

"Ada yang mau ceritain sama kalian," Kataku dengan antusias.

"Apa leen?" saut Icik, lalu aku pun menceritain kejadian di taman kemarin sore.

"Jadi gini,(¥-¥;"(#)#/:!/"-#?#)"/%()#--&&#/%('/"*(+¥/'/*+*/:¥;";#-"/-(#(//;'!+#-%(/¥(/:*?-+"(-¥:&%#-! :*, jadi gitu ceritanya"jawabku dengan panjang lebar

"Cieeee" tanggapan mereka serentak serempak

"Apaan sih kalian," Aku pun resah dan malu, menyesal kenapa aku bercerita dengan mereka.

"kamu cocok kok sama si doi," tiba-tiba pernyataan Icik membuatku gusar.

"apaan sih," Aku mengalihkan pembicaraan dan mengambil novel didalam tas dan pura-pura membaca.

"Btw gimana setelah perjuanganmu berdetik-detik melewati menit yang terus melaju, untuk bersemedi di kamar mandi, udah nemuin idenya? Berapa butir? Ide nya bor maksud ku itu, jangan mikir aneh aneh dulu," tanya Aca kepada Icik

"Bahasa mu terlalu aneh Ca," jawab ku dengan nada menahan tawa.

"Udah dong," jawab icik dengan songong.

"Gimana?" jawab kita berdua dengan serentak

"Tapi aku mau tanya sama kamu dulu leen, kamu sebenernya suka kan sama Dito?" pertanyaan Icik yang membuatku tidak nyaman.

Mampus. aku harus jawab apa ni, "emm emmm..." Aku bingung, tidak tau harus menjawab bagaimana.

Telolet telolet om telolet telolet telolet om

Bel masuk sekolah berbunyi, huft selamat, saat bel bunyi Dito baru brangkat, dia langsung duduk di depanku.

"Eh,ada pr nggak?" tanyanya kepadaku.

"E e e enggak"jawabku dengan gugup

"Oke makasih ya, rumah kamu mana sih?" 

saat itu perasaanku tak karuan. nafasku menjadi sesak, tanganku tremor, penyakit apa ini, setelah aku sadari ternyata aku ingat kalau belum sarapan tadi pagi karena berangkat terlalu pagi.

"Rumahku di Perumahan Diponegoro No. 54,75 . Kalau kamu rumahnya mana?" Tanyaku balik

Tekluk tekluk tekluk tekluk tekluk

"Eh bu jengkol udah dateng,bu jengkol udah dateng"kata jono, teman sekelasku.

Ya! Bu Jengkol. sebenernya namanya bu Wiri, karena mulutnya itu buaaauuu buuaanget  jengkol. Dan gosipnya bu Jengkol ini sedang di isu kan dengan Jono karena Jono ini juga termasuk contoh laki-laki yang fucek sering godain guru-guru muda disekolah termasuk Bu Jengkol ini. Bu Jenkol  juga belum menikah, kadang beliau juga suka menanggapi gombalan Jono. Fucek.

"Cieee jono, jangan gitu dong sama bebeb,"kata garet sambil menggaret nggaret meja

"Ehm ehm," pelajaran pun dimulai

Saat bel berbunyi kita bertiga menuju ke kantinnya Bu Titin dan Pak Narso, mereka suami istri, Pak winarso satpam disekolah, sedangkan Bu Titin yang berjualan di kantin. Sesekali anaknya ikut membantu mereka, anaknya itu bernama Tikasar, Eiitttsss kembali ke kantin!! kita bertiga langsung memesan makanan di kantin.

"Buk, Es jeruk tiga, soto dua, nasi rames satu ya, maksih buk" Ucap Icik yang sudah hafal dengan rutinitas menu yang kita bertiga pesan.

ketikal menunggu pesanan, seperti rutinitas biasanya, kita memutuskan untuk menggosip bersama, sebelum kita nggosip kita berdoa terlebih dahulu.

"Sebelum acara gosip pada jam 9.30 ini kita mulai marilah kita membaca Do'a terlebih dahulu kepada Tuhan, supaya kita terhidar dari dosa, berdoa... Mulai..." Aca memulai pembicaraan, lalu kita pun menundukkan kaki, eh maksudnya kepala bersama-sama

Setelah itu kita menggosip bersama, pada saat seru serunya kita menggosip, tiba tiba...

"Eh gue boleh gabung nggak?" cela Dito dari arah kamar mandi dekat kantin.

"Eh Dito, boleh dong, ya nggak Leen?" Jawab Icik dengan mata yang menatap kepadaku.

"Kayaknya seru banget," Ujarnya sembari duduk tepat disebelahku. 

"Kayaknya kalian ini sahabatan ya? Kumpul ber 3 aja kayak kumpul se-RT." ledek Dito

"bisa aja kamu dit," Jawab Aca

"Anterin aku ketoilet yuk Ca, nggak tahan ni," Permintaan Icik yang sepertinya ada maksud tersembunyi.

Mampus mereka meninggalkan ku, sekarang aku hanya duduk berdua dengan Dito

"Wah cantik juga ya" Dito mengawali pembicaraan

"Ah lo bisa aja," kataku dengan salting tingkat dewa. Tak bisa ku bendung sampai di dalam hatiku ada lagu 'tiba-tiba cinta datang kepadaku.....'  

"Maksud aku bunga ini," katanya sambil menunjuk kearah vas bunga didepan kita. Yang tandinya aku malu sekarang berubah menjadi memalukan, rasanya sebenarnya sudah bisa kubendung kini dalam hatiku seperti ada lagu 'Jangan menyerah' dari D'masiv.

"ehe, maksud aku juga vas bunga ini yang cantik banget, emang parah sih ini cantiknya." Jawabku untuk mengalibikan jawabanku tadi. Sambil tertawa kecil Dito berkata

"Eh, btw aku punya voucher makan malam buat 2 orang, kamu mau nggaak nemenin gue makan?"

"Masa aku suruh nemenin doang" ucapku dengan raut muka pah poh

"Hahaha, kamu itu lucu juga ya" Jawabnya dengan tawanya yang membuatku candu.

"Hehe, nemenin gimana maksudnya?" tanyaku dengan polosnya

"Aku ngajakin kamu dinner," tegasnya sambil tersenyum lebar. Dia memang unik, sebelumnya tidak ada orang yang to the point seperti ini.

"Ha? Are you serious?" tanyaku dengan nada bingung.

"Enggak," jawabnya.

DEG

apa ini

"Hahaha, ya gue serius kali, nanti malem aku jemput jam 8 ya!" ucap Dito dengan masih memamerkan gigi putihnya

"Hehe, oke. Emmm aku ke toilet dulu ya." Jawabku dengan grogi. Aku bergegas meninggalkan Dito sendiri dengan alasan ingin kamar mandi, aku sudah tidak kuat ingin berteriak, hatiku kini seperti tahun baru, banyak petasannya.

"Eh kamu kenapa sih seneng banget kayaknya?" Tanya Aca dengan bingung meliiiiihat tingahku yang aneh.

"Aku diajak nge-date sama Dito"

"Haaaa" kata mereka dengan ekspresi muka sangat terkejut.

Hai gimana part 5 nya? jika lupa Vote, Comment, dan Follow bisa jadi itu adalah salah satu faktor penuaan dini, hati-hati ya <3

Hidupku Bukan HidupmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang