Aku nggak nyangka mereka sampai memikirkanku yang hanya "remahan rempeyek ini". Yang membuat hidupku terombang-ambing oleh angin yang sepoi-sepoi yang mengayun-ayunkanku sampai njunngkel -maaf nggak jelas
Setelah aku pulang sekolah, Ayah dan Ibu belum pulang dari kantor, dengan terpaksa Aku harus berdua dirumah sama Bihan. Kalian tau sendiri kan, dia sukanya boker. Untuk yang tau, coba kalian sebutkan lima fakta kenapa seseorang bisa seperti Bihan. Comment dibawah ya!
"Kak ayo kita ke taman, " bujuk Bihan.
"NGGAK MAU! kamu nanti cuma ngrepotin kakak," tolakku
"Ayolah kak ayo, ayolah kak ayo, Ayolah kak ayo, Ayolah kak ayo, Ayolah kak ayo, kak? Kak? Ayolah kak ayo, Ayolah kak ayo, "bujuk Bihan dengan paksa.
Karena aku ini orangnya nggak tegaan, ya kalian taulah aku ini kakak yang baik hati, tidak sombong, tanggung jawab, dan kata ibuk aku cantik.
Akhirnya...
"Okelah kakak turutin mau kamu, tapi jangan ngrepotin kakak ya!" jawabku dengan nada ngegas
"Ye ye ye ye ye ye ye ye ye, uhuk uhuk uhuk, GUBRAK,"karena Bihan terlalu senang, dia berteriak sampai dia tersedak, kelingking kakinya menabrak kaki meja yang ada di sebelahnya.
Mungkin itu sudah nasib, akupun takberdaya dan hanya bisa menertawainya.Sesampainya Aku dan Bihan ditaman, Bihan langsung bermain ditaman itu, sedangkan aku hanya bisa duduk dan memandangi handphone ku di kursi taman, saat aku lagi seru-serunya melototin haandphone karena melihat foto adek kelas yang foto sama pacarnya mesra banget, "Gila ni orang, Aku dulu aja nggak berani kaya gini." Lebih tepatnya aku iri. Tiba-tiba ada laki-laki yang duduk di sebelahku.
"Lagi liatin apa sih?"tanya Dito
"Eh elo Dit, hehe, nggak papa kok",
jawabku sambil agak terkejut"Btw maafin aku ya, waktu pertama kita ketemu itu aku marah-marah gara-gara temenmu nabrak mobilku, soalnya itu mobilnya masih kredit," Ucap Dito
"Iya nggak papa, itu manusiawi kok, emang masih berapa cicilannya"gue.
"udah nggak udah dibahas, jadi malu," ucap Dito dengan ketawa gelinya.
Dug dug dug dug dug dug dug, entah kenapa jantung kuberbunyi seperti drum pembukaan Asian Games. Ada apa ini, apa Aku mengidap jantungan?
"Kamu ngapain disini?" Ujarnya sambil duduk disebelahku.
"Lagi nunggu adekku main," Jawabku, entah kenapa seneng banget bisa duduk bersama dengan Dito, dia sering kali natap mataku dan sebaliknya, ya karena kita sedang berbicara bukan. Itu membuatku melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi, terbuai dalam lautan emosi.
"Kamu kenapa pindah sekolah?" Aku berbalik bertanya kepadanya.
"Soalnya Aku sama keluarga ganti rumah, jadi Aku dan adekku juga pindah sekolah," jawabnya.
"Kamu punya adek juga?" tanyaku tertarik.
"Iya adekku perempuan, adek kamu?" Tanyanya.
"Laki-laki" Jawabku
"Kita jodohin aja adek kita," cletuk Dito, saat dia bilang seperti gitu aku hanya bisa plengeh sambil memandang dia.
"Hahaha, apaan sih kamu, serius banget, aku bercanda kali," jelasnya sambil tertawa
"Hehe, iya sans aja," Jawabku, dalam hati 'kenapa nggak kita aja yang dijodohin?' *halu
Bihan datang menuju arah kita.
"Kakak, itu siapa kak? Ciee pacar kakak ya?" ledek Bihan.
"Apaan sih kamu anak kemaren aja sok tau tentang pacar, dia temen sekelas kakak," bantahku dengan tersenyum.
"Oalah, yakin temen?" ledek Bihan lagi.
"Adek kamu ini lucu juga ya," Kata Dito sembari mengelus kepala Bihan
"Iya, ketularan kakaknya," Jawabku dengan candaan.
"Iya kamu juga lucu," kata Dito sambil tertaawa. pipiku merah, malu tak karuan dan aku hanya terdiam.
"Eh Kapan-kapan kita ajak adek kita main bareng yuk," Ajak Dito
"Ide bagus tu," Jawabku penuh semangat. Batinku memberontak 'yes yes yes', Aku bisa lebih dekat dengan Dito, ternyata berguna juga Bihan.
Jika anda lupa vote, comment, dan follow hati-hati, bisa jadi anda penuaan dini:) <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidupku Bukan Hidupmu
Teen FictionTokoh aku, tidak ada yang spesial dari aku. Banyak orang yang lebih dari aku, tak sedikit juga yang iri dengan aku. Aku ini suka bergosip, memiliki 2 sahabat karip. Seperti remaja pada umumnya, aku juga sedang mencari jati diri. Aku sangat percaya d...