15.00 WIB
Pulang sekolah dengan membawa bel yang terus berbunyi melanda perutku ini.
"Buk laper"
"Kalo laper ya makan masa nyuci piring," kata Ibu sambil sibuk dengan ponsel nya
Sekarang aku paham, hobi baru Ibu sekarang stalking mantan Ayah. Tidak paham juga dengan maksud Ibu, menurutku itu malah membuat Ibu menjadi insecure. Aku lebih suka Ibu mengisi waktu luangnya dengan menjahit lagi seperti dulu, karena baju dan celanaku sudah banyak yang robek karena tingkahku, apalagi bagian bawah celana Bihan sudah tidak karuan bentuknya.
***
Aku mulai akan mengikuti hobi Ibu yang sekarang, ya aku tiba-tiba menjadi penasaran dengan akun medsos Dito, aku akan stalking Instagramnya. Aku mulai membuka laptopku yang berukuran kerucut, ya persegilah mau aja diboongin. Dan disitu aku mulai mengetik nama DitoArbianDanu di media sosial instagram gue. Ternyata disana nggak ada foto cewe satu pun selain foto Mamanya, aku lalu menyukai fotonya dari awal sampai akhir biar dikira stalking doi gitu, wkwk
Tungking
DitoArbianDanu , ternyata ada bbm dari dia
Cie yang stalking
Enggak tu, cuma liat foto
Sama aja
Beda
Bukan beda tapi cuma nggak sama aja, wkwk
Wkwk, sama aja oneng
**
Pagi ini cuaca sangat cerah sekali, para angin yang tak nampak membaluti tubuh ini, Aku sangat amat bahagia tapi kebahagiaan itu mulai pudar pada saat gue masuk kelas.
"Aaaaaa, kenapa harus sekarang, ehg ehg" terdengar tangisan beserta jeritan wanita dari dalam kelas.
Sesampainya di kelas aku melihat kerumunan mengitari satu orang yang menjerit njerit itu
"Eh eh awas aku mau lihat,"ucapku penasaran "Aca, kamy kenapa? Cik, Aca kenapa?" Tanyaku kepada mereka berdua
"Aca putus dari Farel leen" Jelas Vika sambil menarik bajuku menjauh dari kerumunan itu.
"APA? PUTUS?" kaget gue saat melihat pernyataan itu, Icik lalu memberi kode untuk jangan keras-keras. "Seriusan?" suara gue melirih
"Iya, jadi tadi malem habis dia ketemuan dia langsung ke rumah, nangis nangis semalaman kaya frustasi gitu," setelah aku mendengarkan penjelasan dari Icik, aku langsung menuju ke tempat dimana Aca berada.
"Kamu harus sabar Ca, ini bukan akhir dari segalanya, mungkin dia bukan yang terbaik buat kamu, itu tandanya Tuhan sayang kamu karena udah menunjukan kalau dia bukan yang terbaik buat kamu, coba lihat sekeliling kamu Ca, masih banyak temen kamu yang sayang, kita slalu ada buat kamu Ca, saat kamu seneng maupun susah, kita bakal bahagiain kamu," kataku sambil memeluknya
**
Kita menuju kekantin, tidak seperti biasa kali ini kita mendapatkan tempat yang beriler di meja dan banyak permen karet yang menempel pada dinding seluruh sudut sudut barang barang yang ada meja ini. Dari pagi tadi Aca hanya diam dan melamun tanpa menghiraukan orang yang disekitarnya. Aku dan Icik udah 199 kali berusaha menghiburnya tapi tak ada respon sama sekali.
"Ca ini aku bawain makanan l, makan gih keburu dingin" Ucap Icik sambil menyodorkan makanan "iya, Ca kamu harus makan, jangan menyiksa diri gini, kamu juga harus jaga diri, dia belom tentu mikirin kamu." Sahutku
"Makasih ya kalian baik banget aku sayang kalian" respon Aca sambil memeluk kita berdua
**
Seharian ini aku tak menghiraukan perihal Dito karena aku sibuk membuat bahagia Aca, Aku hanya bisa melamunkannya sambil duduk di taman sekolah.
"Kamu sendirian? Boleh ikutan duduk?" kata lelaki dari belakang yang memudarkan lamunanku.
"Eh kamu , enggak aku sama angin, ya sendiri gini masih ditanya, duduk aja nggakpapa, kursi ini juga bukan milikku jadi nggak usah minta izin pun nggakpapa" ucap aku sambil bergeser duduk untuk memberi tempat untunya.
"Habis makan cabe ya? Pedes amat jawabnya"
"Maaf, lagi bedmood"
"Aca tadi knapa?"
"Habis putus sama pacarnya." Jawabku singkat
"Terkadang pasangan yang serasi pun bisa berpisah ya, kenapa harus ada waktu... sebenarnya yang memisahkan kita itu bukan orang atau apapun, tapi karena seiringnya waktu berjalan."
"Ya, dan pertemuan diciptakan untuk sebuah perpisahan"
"Mungkin kamu bener"
"Emang aku bener"
"Aku benci perpisahan karna kehilangan orang yang kita sayangi itu sakit," sela Dito
"Orang tua kamu gimana?" tanya gue sambil menatap wajahnya
"Jadi cerai," katanya dengan senyuman kecil.
"Maaf ya aku nggak bermaksud"
"Iya nggakpapa"
"Kamu yang sabar ya, kamu pasti bisa lewatin ini semua"
"Tapi kenapa harus aku? Kenapa harus dikeluargaku?"
"Tuhan udah menciptakan alur hidup kita masing masing, jadi ikutin skenario Tuhan aja, terus berusaha, semangat ya"
"Makasih ya", ucapnya lirih dan tiba-tiba saja memelukku, 'kamu pasti kuat leen, jangan baper dulu, ini hanya beberapa detik' batin ku
**
Sepulang sekolah aku pergi bersama ketiga sahabatku, tujuan ku dan Icik untuk mengajak Aca main bersama agar Aca terhibur dan lupa akan kesedihannya, walaupun tidak mungkin secepat itu, setidaknya dia bisa lebih bahagia.
"Eh enaknya kita kemana?", Ujar Icik sambil mengemudi mobilnya.
"Emmm dimana ya, gimana kalau kita pergi ke panti asuhan?" pikirku ke panti asuhan, karena pasti setiap tempat hiburan dijadikan tempat untuk pacaran, karena panti asuhan tidak akan ada orang pacaran, sudah gila jika benar-benar ada yang berpacaran disana. Btw, seandaiya aja ada tempat wisata khusus untuk para jomblo, untuk kalian kalian para jomblo pasti jenuh kan everywere, everytime, banyak orang pacaran.
"Ha? Panti asuhan? Ngapain kita kesana?" Sahut Icik terkejut
"Ya kita main main sama anak anak disana, sekakian silaturahmi sama anak anak disana juga kan, gimana Ca? Kamu setuju kan?" ucapku sambil menengok kearahnya dan dia hanya menudukkan kepalanya saja
Oke karena Indonesia ini udah kaya, banyak yang beli mobil sebabnya jalanan jadi macet. Suasana yang membosankan ini bikin kita jenuh, dan aku berinisiatif untuk menghidupkan musik, lalu berjoget ala Kpop nggak jelas. Mereka bertiga tertawa terbahak bahak melihatku, dan akhirnya kita bertiga pun gila gilaan bersama di mobil
**
Sesampainya di panti kita bertiga pamit dengan penjaga panti, untuk main-main dengan adik-adik, tak lupa juga kita membawakan makanan ringan dan banyak mainan until mereka. Setelah itu kita bertiga bermain-main dengan mereka. Bermain ular naga, petak umpet, grobak sodor, itu permainan yang kecil tapi sangat bermakna bagi kita. Aku dan Icik senang rasanya akhirnya Aca bisa kembali tertawa, selain membuatnya tertawa kita juga bisa membahagiakan anak-anak panti, setelah lelah bermain, kita pun berpamitan.
"Adek adek, kakak kakaknya mau pamit dulu ya, soalnya udah sore" ujarku seraya berpamitan
"Aaaaaaa" desah mereka
"Kapan kapan kita bakal main main lagi ke panti ini" ucap Aca menenangkan mereka.
"Yeeeeeee" sorah sorai mereka
Hai temen temen
Gimana part 10?
Voment ya, jangan lupa:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidupku Bukan Hidupmu
Teen FictionTokoh aku, tidak ada yang spesial dari aku. Banyak orang yang lebih dari aku, tak sedikit juga yang iri dengan aku. Aku ini suka bergosip, memiliki 2 sahabat karip. Seperti remaja pada umumnya, aku juga sedang mencari jati diri. Aku sangat percaya d...