Sehun menatap keluar jendela melalui celah gorden yang sedikit terbuka, matanya menatap kosong kearah dahan pohon di balik jendela yang dipenuhi salju, hari ini salju juga turun membuat udara serasa membeku. Sehun tersenyum tipis menatap butiran salju yang berjatuhan dari langit membentuk selimut putih ditanah, biasanya disaat seperti ini dia dan jongin akan bermain salju, membuat boneka salju, bermain perang bola salju, atau jongin yang akan berbaring ditumpukan selimut putih itu merentangkan kaki dan tangannya seperti sayap burung terbang untuk membuat bentuk angel yang selalu ia beri nama baby hunnie, setelahnya mereka akan duduk disofa saling memeluk, bergelung dalam selimut tebal dan ditemani segelas coklat panas. Sehun tidak mengerti kenapa rasanya memori indah bersama jongin tidak akan pernah ia lupakan, ingatan itu seakan merayap dan bermain-main dikepalanya.
Sehun menarik nafas dalam mencoba mengurangi rasa sesak yang membalut seluruh tubuhnya, ia semakin mengeratkan lengannya dilutut yang dia tekuk. Sudah seminggu sehun begini, meringkuk didalam kamar yang gelap menatap keluar jendela ditemani kenangan manisnya bersama jongin. Ia hanya akan menghela nafas lelah jika ingatan itu sudah terlalu memenuhinya, ponselnya tergeletak begitu saja diatas nakas setelah kehabisan dayanya tiga hari yang lalu, mungkin karena sudah tidak sanggup menerima panggilan dan pesan dari jongin yang jumlahnya ratusan.
Pemuda itu pasti sudah mencari ke apartementnya dan tidak menemukan apapun karena sehun memutuskan kembali ke mansionnya. Sehun menempati kamar ibunya dan berdiam diri diatas tempat tidur sambil menangis dalam diam, ia hanya akan bergerak ketika bibi Han membawakan makanan dan memaksanya untuk menelan satu atau dua suap nasi. Jika bukan karena permohonan dari orang yang sudah ia anggap ibu itu, sehun tidak akan makan.
Sehun merasa hampa, kesunyian sekan membelenggunya. Orang-orang selalu berkata dia sempurna dari segi penampilan maupun harta tapi kenapa dia selalu ditinggalkan?
Pertama ibunya, lalu ayahnya, kemudian hyungnya, dan sekarang jongin. Apa sehun begitu buruk sehingga tidak pantas ditemani?
Ia ingin mengutuk takdir yang membuatnya begini. Takdir yang dengan kejam merenggut ibunya ketika usianya bahkan belum mencapai sepuluh tahun, takdir yang membuat ayahnya lebih memilih hidup bersama orang asing nun jauh disana, takdir yang membuat hyung yang begitu menyayanginya berubah dingin dan berakhir meninggalkannya, takdir yang mempertemukan jongin dan kyungsoo hingga jongin tega mengkhianatinya,
Juga takdir yang membuatnya terlahir kedunia.
Suara pintu yang berderit terbuka sama sekali tidak mengganggu sehun dan dunianya. Di balik pintu muncul wanita paruh baya yang memandang sehun sendu, ia merasa sedih melihat tuan mudanya yang dulu selalu ceria berubah begini. Ia paham mengapa namja manis yang ia anggap anak sendiri ini memiliki kepribadian sedingin es, ditinggalkan sejak kecil membuat anak manisnya ini seakan menutup diri dari orang lain membentuk dinding pembatasnya sendiri
Sudah hampir dua tahun bibi Han tidak pernah bertemu sehun sejak sehun memilih meninggalkan mansion keluarganya yang kosong untuk masuk ke universitas. Ia pikir sehun bisa bahagia diluar sana sehingga tidak mau menapaki tempat yang hanya menyediakan kesunyian ini namun ketika melihat keadaan sehun yang berdiri didepan pintu mansion seminggu yang lalu membuat wanita paruh baya itu benar-benar sedih. sehun hanya menatap kosong dengan wajah di banjiri air mata ketika ia menemukannya didepan pintu besar itu.
"Sehun ayo makan" bibi Han berjalan pelan dan mendudukkan dirinya disamping sehun setelah meletakkan nampan berisi makanan keatas nakas disebelah tempat tidur besar itu. Ia membelai lembut rambut sehun yang masih betah menatap keluar jendela. Mata tuanya berpendar memperhatikan seluruh gambaran anak manisnya, tubuh sehun semakin kurus, pipi tembam yang dulu selalu ia ciumi kini terlihat tirus dengan jejak air mata yang terlihat jelas, mata yang selalu membentuk bulan sabit indah ketika tersenyum kini terlihat cekung dan dihiasi lingkaran hitam dengan manik yang selalu menampilkan tatapan kosong
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECTION
FanfictionSebenarnya apa arti kesempurnaan ? Oh sehun jika melihat dari permukaan ia sempurna namun coba lihat lebih dalam maka kau akan melihat kebenarannya Cover by Faridah_1288