THIRTEEN

4.1K 422 77
                                    

Sehun membuka matanya perlahan, mengerjab pelan membiasakan penglihatannya. Entah berapa lama sehun tertidur tapi langit diluar sana masih terlihat terang, mungkin dia tidak tidur terlalu lama. Sehun menoleh kesamping ketika dirasa ada sesuatu membebani lengannya, wajah tenang yifan dia lihat, dengan tangan yang setia menggenggam erat jemarinya. Yifan terlihat tidur sangat pulas, mungkin karena terlalu lelah menjaga sehun


Jemari sehun yang dihiasi selang infus terulur menyentuh ujung rambut pirang milik yifan, sudut bibir sehun terangkat sedikit, matanya mengamati pahatan sempurna wajah gegenya. Yifan tidak banyak berubah, wajahnya masih saja tampan dengan garis rahang tegas serta mata setajam elang.

Sehun ingin sekali rasanya menghambur kedalam pelukan hyungnya, melebur semua rasa rindu yang selama ini ia pendam, namun sesuatu menahannya. Sesuatu dari masa lalu berwujud rasa sakit dan ketakutan. Rasanya hati sehun benar-benar tidak dapat mempercayai siapapun lagi, rasa takut yang menghantuinya semakin besar perlahan menutupi pintu hatinya


"Gege berjanji mulai sekarang gege akan selalu menjagamu"

Kalimat itu melintas dikepalanya begitu saja, membuat hati sehun goyah. Haruskah dia mempercayai orang yang sudah sudah menyakitinya ini?
Sehun tidak ingin hatinya hancur kembali  untuk kesekian kalinya, tapi dia tidak bisa membohongi diri sendiri jika dia merindukan sosok ini. Jemari lentik sehun bergerak perlahan menyusuri wajah tampan itu pelan

"Wufan ge I miss you" bisiknya pelan

"Bagaimana kehidupanmu selama ini? apa kau hidup bahagia? apa kau sudah menikah? apakah...Apakah kau pernah sedikit saja memikirkanku?" lirih sehun, air mata menggantung dipelupuk matanya yang terlihat cekung

"Aku selalu merindukanmu ge, aku hidup sehat, tapi rasanya hanya fisikku saja. Di sini rasanya sakit sekali" sehun menepuk pelan dada kirinya

"Aku ingin menyusul eomma ge, apa boleh?" satu butir kristal bening jatuh dari manik karamel sehun, namun jemari lentiknya menghapusnya segera

Sehun merasakan pergerakan yifan membuatnya memalingkan muka dan menghapus seluruh air matanya cepat

"Eoh kau sudah bangun sehunie, bagaimana perasaanmu?" pertanyaan penuh perhatian yifan diacuhkan begitu saja, wajah pucat sehun menghadap jendela disebelah kirinya dengan tatapan kosong

Yifan memandang sehun sendu, dia menunduk sebentar lalu kembali melihat wajah adik manisnya itu dengan senyum tipis

"apa kau butuh sesuatu? ah iya apa kau mau makan? minum?" dari sekian banyak pertanyaan yang di lontarkan yifan tidak ada satu pun yang mendapatkan jawaban, bahkan sehun tidak mengalihkan wajahnya

"Sehun gege benar-benar minta maaf" hening

"Hunnie gege benar-benar menyesal, tolong jangan begini. Jika kau ingin menghukum gege lebih baik kau memukul atau memaki gege, tapi jangan diam saja seperti ini sehun" suara yifan terdengar bergetar, wajahnya menunduk mencoba menyembunyikan air mata yang menetes dipipinya

Sehun menggigit pipi dalamnya mencoba menahan air mata dan juga keinginan untuk memeluk gegenya yang kini menangis dipenuhi rasa penyesalan

"Gege mohon hunnie" suara lirih yifan seperti angin merasuki sehun namun dia masih bertahan di posisi semula

Suara ketukan dipintu membuat yifan menghapus air matanya kasar, dia menoleh kearah pintu abu-abu itu dan berseru masuk dengan suara serak. Dari balik pintu muncul dua orang berbeda tinggi yang berjalan tergesa menuju kasur sehun. Yifan segera berdiri menyambut mereka berdua

PERFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang