FIVE

4.2K 500 54
                                    

Jongin melajukan mobilnya kencang,tidak memperdulika pengendara lain yang memakinya. Didalam otaknya hanya ada satu hal yaitu sampai ke apartement kekasihnya secepat mungkin.

Dengan pikiran berkabut Jongin menginjak pedal gas lebih dalam,kilasan wajah kacau kekasihnya membuatnya semakin kalut. Sesampainya didepan gedung jongin memarkirkan mobilnya asal,menghiraukan petugas yang meneriakinya marah, jongin berjalan tergesa-gesa menuju apartement kekasihnya,sesampainya disana jongin bergegas masuk dan mencari keberadaan kekasihnya

"Babyyy...!!!" Teriaknya panik, ia mencari sehun keseluruh penjuru apartement minimalis itu

"Baby kau dimana?" teriaknya lagi, wajahnya terlihat kacau dengan keringat yang membanjiri wajah serta tubuhnya

"Baby....Hunnie..sehun...!!!" Teriaknya putus asa, ia bergegas menuju kamar sehun dan mengetuknya kasar

"Sehun..Baby kau didalam?" teriaknya panik, namun tidak ada jawaban

Ia mencoba membuka pintu putih itu,namun pintu sialan itu terkunci. Ia kembali menggedor pintu yang bertuliskan babyhun itu.

"Sayang buka pintunya, kau didalam kan? buka pintunya baby,aku bisa jelaskan" ia kembali berteriak namun kembali hanya dibalas kesunyian





Suara teriakan jongin diluar kamarnya tidak dihiraukan oleh sehun, ia masih setia meringkuk disudut kasurnya sembari menangis dalam diam. Ingin rasanya ia mengutuk jongin atau kyungsoo namun satu bagian dihatinya mengatakan ini sudah seharusnya terjadi. Orang-orang itu benar, ia tidak sempurna dan jongin pasti akan meninggalkannya

Namun ia tidak percaya bahwa jongin benar-benar setega ini padanya, apa arti kebersamaan mereka selama dua tahun ini bagi pemuda tan itu?
Apa arti kata-kata manis yang pemuda itu ucapkan padanya?
Dimana janji pemuda itu untuk tetap bersamanya?

Bukankah jongin tahu bahwa dia lah satu-satunya pegangan hidup sehun? namun dengan teganya pemuda itu menghancurkan hatinya, rasa sakit itu seakan membungkus tubuh sehun, menggerogotinya hingga ketulang
Air mata yang selalu jongin janjikan tidak akan menetes kini nyatanya pemuda itulah yang menjadi alasannya tumpah. Ia membenci jongin namun ia lebih membenci dirinya sendiri yang tidak bisa menjadi sempurna untuk jongin

Tangisannya semakin kencang, ia hampir meraung merutuki nasibnya
Apa sebegitu bencikah tuhan padanya hingga memberikan hukuman seberat ini?
Ia lelah, ia bosan ditinggalkan, dan kini tempatnya bergantung sudah tidak ada lagi, haruskah ia menyusul ibunya kesana?

"Eomma..Aku ingin ikut eomma" ucapnya disela isakan yang semakin kencang

Sehun menutup kupingnya ketika suara gedoran dipintunya semakin keras, ia juga dapat mendengar suara teriakan jongin yang semakin kencang
Ia tidak ingin mendengarnya, ia tidak ingin melihat jongin, itu hanya akan menambah luka dihatinya

sehun ingin ibunya

"Sehun buka pintunya sayang..!!!" Jongin menendang pintu yang menurutnya sialan itu

"Sehun aku bersumpah akan menobrak pintu sialan ini jika kau tidak membukanya sekarang...!!!"

tak mendapat jawaban jongin langsung mendobrak pintu didepannya marah
Ia bergegas masuk begitu pintu itu terbuka dan seketika rasa bersalah menyeruak ke hatinya

PERFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang