ELEVEN

4.2K 422 104
                                    

Semuanya terasa samar bagi Chanyeol, suara teriakan orang-orang, tangisan baekhyun, atau jongin yang berusaha mengambil sehun dari pelukannya, semuanya bercampur menjadi satu. Yang dia tahu hanya memeluk sehun agar tubuh pucat itu tidak semakin dingin dan berusaha membuat manik karamel itu terbuka, sampai akhirnya seungcheol membentaknya untuk segera membawa sehun ke ambulans

Selama perjalanan menuju rumah sakit chanyeol terus memegang tangan halus sehun yang terasa dingin, mulutnya tak henti-henti memanggil nama sehun berharap namja manis itu membuka mata, namun hingga mereka sampai dirumah sakit, sehun tak kunjung membuka matanya. Dan disinilah chanyeol sekarang, duduk dengan cemas didepan ruang ICU tempat sehun ditangani, disampingnya baekhyun terus menangis sementara jongin hanya diam

Chanyeol memejamkan matanya, menengadah menyandarkan kepalanya pada dinding, dia tak henti-hentinya merapalkan doa didalam hati agar sehun bisa selamat. jujur saja, chanyeol seperti kehilangan nyawanya melihat keadaan sehun, dia takut bagaimana jika nantinya sehun tidak selamat. Ah Tidak... Seharusnya dia tidak berfikiran begitu, sehun itu kuat. Sehun pasti selamat, ya sehun pasti akan kembali tersenyum padanya.

Chanyeol meremat rambutnya frustasi, merutuki dirinya yang tidak bisa menjaga sehun. Ini semua salahnya hingga akhirnya sehun seperti ini, seharusnya dia bisa menepati janjinya untuk selalu membuat namja manis itu tertawa, namun apa yang dilakukannya? dia malah membuat sehun jadi seperti ini

"Bagaimana keadaannya?" suara seungcheol membuat chanyeol membuka mata, namun mulutnya seakan kering hanya untuk sekadar mengatakan sesuatu jadi dia hanya menggeleng pelan sebagai jawaban

Seungcheol menghela nafas kasar, disampingnya jeonghan sang kekasih mengelus punggungnya menenangkan. Seungcheol pusing, tadi dia baru saja dimarahi habis-habisan oleh dekannya akibat kecerobohannya sehingga peristiwa ini terjadi. Pihak universitas memutuskan untuk merahasiakan semuanya demi menjaga nama baik universitas. Dan seungcheol harus membuat semua mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini tutup mulut. Dia juga mengkhawatirkan keadaan sehun, sedikit banyak dia tahu kenapa sehun bisa nekat begitu, bullying yang dialami sehun bukan lagi sebuah rahasia, jadi dia mengerti bagaiman perasaan sehun


"eum chanyeol-ssi sebaiknya kau ganti baju dulu, bajumu kotor" suara lembut jeonghan sekali lagi membuat chanyeol membuka mata, chanyeol memperhatikan seluruh kemeja biru yang dipakainya kini dipenuhi oleh noda darah, namun dia kembali menggeleng enggan meninggalkan tempat itu

"Sudahlah chan sebaiknya kau bersih-bersih dulu" kini seungcheol ikut menimpali, namun lagi-lagi chanyeol hanya menggeleng

"Mereka benar yeol, sebaiknya kau membersihkan tubuh dulu" baekhyun ikut membujuknya, suara namja mungil itu terdengar serak karena terlalu banyak menangis

"Tapi baek, sehun...."

"Aku akan menjaganya" chanyeol menyipitkan matanya menatap jongin yang baru saja berucap, dia mendecih pelan.


Menjaga?



Omong kosong, sejak awal ini semua salah jongin. Jika saja jongin tidak menyakiti sehun, maka sekarang sehun masih bisa tersenyum manis dihadapannya

"Sudahlah chan, lagipula kau pikir dokter akan membiarkanmu menemui sehun dengan keadaan seperti itu, yang ada kau malah diusir" seungcheol benar, dia tidak mungkin menemui sehun dalam keadaan begini, tapi chanyeol takut. Dia takut jika dia meninggalkan sehun lagi, nantinya dia akan lebih menyesal dari ini

PERFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang