TWELVE

4K 432 71
                                    

Sehun tidak tahu ternyata takdir gemar sekali mempermainkannya seperti ini, membuat hatinya terombang-ambing dan penuh rasa sakit, bahkan disaat dia sudah merasa lelah takdir tetap tidak membiarkannya beristirahat. Dan sekarang takdir sedang memainkan permainan baru untuk sehun, dia tidak mengerti bagaimana orang ini bisa berada disini. Orang yang dulu selalu mengisi hari-harinya, orang yang dulu sangat menyayanginya, orang yang dulu selalu menjaganya, tapi bukankah orang ini juga memutuskan menyerah terhadap sehun, pergi dan meninggalkan sehun dalam kesendirian lalu sekarang apa yang membuat orang ini kembali?


Sehun tidak bohong jika mengatakan dia membenci orang ini, dia membencinya  hingga ketulang, namun sehun juga mengakui ada bagian dihatinya yang teramat merindukan sosok ini, sosok yang dulu selalu membuatnya tersenyum. Tapi semuanya sudah terlambat, sehun sudah terlalu bosan menjalani semua permainan yang takdir ciptakan, dia lelah, tidak bisakah dia beristirahat?


"Hunnie" sehun menatap kosong kearah orang yang kini memeluk tubuhnya, dibalik bahu kokoh itu sehun mendengus

"pergi" ucap sehun serak, namun orang itu belum mau melepaskan pelukannya, justru sekarang ia menggumamkan kata maaf yang membuat sehun muak


"pergi!" ucap sehun lagi, dia merasakan orang itu menggeleng dibahunya


"Maaf...Maaf...Maaf" tidak bisakah orang ini berhenti mengatakan kata memuakkan itu? sehun muak sungguh



"Aku bilang pergi!" entah bagaimana sehun bisa berteriak disaat tenggorokannya  terasa sakit karena terlalu kering


"Sehun" orang itu melepasan pelukannya dan memandang sehun dengan wajah penuh rasa bersalah, tapi sehun tidak butuh itu sekarang, yang dia butuhkan adalah orang itu pergi secepatnya dan membiarkan sehun beristirahat


"Sehun maaf" lagi, apa dengan maaf dia pikir bisa menyembuhkan hati yang terluka?


"Apa kau tidak dengar? aku bilang pergi" ucap sehun putus asa

Orang itu menghembuskan nafas kasar, lelah mungkin atau terlampau menyesal

"Sehun" tangan besar itu terulur hendak menggapai wajahnya namun dengan segenap kekuatan yang ada sehun menepisnya



"Ku mohon pergi























































































Gege"



Air mata sehun jatuh membuat orang yang dipanggil gege menjadi panik

"Kumohon" bisik sehun kemudian dia berteriak

"Pergi!!!!" membuat gegenya mundur dengan putus asa


"Sehun, aku.."


"Pergi...pergi...Pergi!!!" sehun meremat kepalanya yang terasa pusing, rasa sakit dipergelangan tangannya kembali menyengat

"K-kau tidak apa-apa sehun? apa ada yang sakit?" gegenya bertanya panik namun sehun malah menghujamkan tatapan tajam kearah manik setajam elang yang kini terlihat sendu itu



PERFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang