Bab. 15 (TAMAT)

753 25 2
                                    

Kemudian Gan Im Kiat berseru ke arah kedua pendeta yang sedang bertempur: "He, Gak Bong! Kau turutlah urusanmu dengan Gak Ong! Tinggalkan Lama ini.

"Heng San Lojin! Aku serahkan penghianat agama ini padamu! Gak Bong Tosu lalu loncat keluar dan langsung menyerang Gak Ong yang terpaksa melayani suhengnya dengan lihai.

Sementara itu Bong Po Hoatsu marah sekali. Ia tuding muka Gan Im Kiat dan berkata keras marah: "Jadi, inikah macamnya Heng San Lojin, manusia setengah dewa yang kabarnya telah sucikan diri di atas gunung Heng San dan yang telah cuci tangan dari segala urusan dunia?"

"Gan Im Kiat gerakkan alis matanya dan angkat pundak, lalu menarik napas panjang. "Memang tadinya aku orang tua bosan mencampuri segala urusan tapi setelah muncul orang-orang seperti kau ini, setelah ini, setelah para pertapa turun gunung, keluar gua dan menambah kacau dunia yang sudah kotor, terpaksa aku tak biarkan lagi. Kalau orang-orang seperti kau dan kawan-kawanmu turun ke dunia dan membuat ribut, selain orang-orang seperti aku dan Gak Bong ini, siapa lagi yang dapat mengendalikan kalian?"

"Heng-san Lojin! Jangan kau sombong! Kau kira kau saja orang pandai di dunia ini? Majulah, kalau kau bisa kalahkan aku, barulah kau boleh banggakan diri sebagai jago silat kelas tertinggi!"

Gan Im Kiat tersenyum. "Ah, kau jumawa sekali. Memang, tadi kau telah berhasil mendesak Gak Bong, tapi hal itu kau anggap suatu kemenangan? Gak Bong sengaja mengalah, tahukah kau?" Heng-san Lojin tertawa keras hingga pendeta Lama itu makin marah.

"Hari ini kuantarkan ke neraka!" ia berseru sambil menerjang maju.

"Cobalah akupun ingin sekali melihat nerakamu itu seperti apa!" Gan Im Kiat pentang kedua telapak tangannya dan dengan kepretan-kepretan ujung jari ia melawan ujung tangan baju Beng Po Koatsu yang lihai. Kalau tadi Giok Cu telah kabur pandangannya melihat Gak Bong Tosu bertempur melawan Beng Po Hoatsu, kini tiba-tiba ia merasa pening karena kedua orang luar biasa itu bertempur dengan lebih cepat lagi. Beberapa tombak di sekeliling mereka seakan-akan diserang angin puyuh yang berputar-putar hingga daun pohon rontok berhamburan. Kedua orang itu seakan-akan berkelahi dengan kaki tak menginjak tanah karena tidak sedikitpun debu mengepul dan kadang-kadang bayangan tubuh mereka mengapung tinggi!

Sementara itu, setelah Gak Ong terpaksa melayani Gak Bong. Thian In dan Kam Ciu berhasil merobohkan ketiga saykong dari Kwie-san! Dan Gak Bong Tosu yang mendesak adik seperguruannya akhirnya dapat juga merobohkan Gak Ong Tosu dengan sebuah tendangan soan-houng-twie. Setelah Gak Ong Tosu roboh, Gak Bong Tosu berkata kepadanya:

Gak Ong, terpaksa aku mentaati pesan suhu. Serahkan kembali kepandaianmu!" Secepat kilat kaki kanannya bergerak dan terdengar suara pletak pletak tulang patah. Ternyata kedua tulang pundak Gak Ong telah terpapas dan kedua sambungan lututnya juga terlepas! Dengan demikian, walaupun Gak Ong dapat sembuh kembali, namun ia akan menjadi seorang yang lemah dan bercacad, tak mungkin lagi gunakan kepandaiannya berbuat kejahatan!

Melihat keadaan kawan-kawannya, Beng Po Hoatsu berteriak.

"Aku pasti mengadu jiwa dengan kalian!"

"Sudahlah, hoatsu, lebih baik kau kembali ke Tibet dan minta ampun agar dosamu dibersihkan!" Gan Im Kiat berkata.

"Orang rendah! Kau akan kubunuh lebih dulu!" Dan pendeta Lama itu menyerang lebih hebat. Terpaksa Heng-san Lojin melayaninya dan pada suatu kesempatan baik, Gan Im Kiat berhasil kirim sentilan jari ke dada Beng Po Hoatsu yang terdorong ke belakang dan terhuyung-huyung dengan wajah pucat!

"Terima kasih atas pemberianmu!" Lama itu berkata dan sambil meringis kesakitan ia angkat kaki dan lari!

"Omitohud!" Gan Im Kiat menyebut nama dewa. "Mudah-mudahan sebelum tiga hari ia dapat menemukan obat untuk menyambung jiwanya."

Pendekar Wanita Baju Putih (Pek I Lihiap) - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang