Part 23

2.3K 230 55
                                    


"Naeun-a, bertahanlah". Mohon myungsoo mengelus pipi naeun sebelum masuk ke dalam ruang UGD rumah sakit itu.

Sudah setengah jam myungsoo mondar-mandir didepan pintu ruangan itu, tapi pintu itu masih saja tertutup rapat.

Seorang dokter keluar dan myungsoo langsung saja menghampirinya.

"Bagaimana kondisi naeun?". Tanya myungsoo khawatir.

"Ibu dan bayi yang dikandungnya dalam bahaya, kita harus segera mengoperasinya". Ucap dokter itu membuat myungsoo melemas dan sedikit memundurkan tubuhnya.

"Lakukan selama ibu dan bayinya bisa selamat dok". Ucap myungsoo menyetujuinya, namun ekspresi dokter itu membuatnya sedikit heran.

"Kita lakukan operasi ini hanya untuk menyelamatkan ibunya, tidak bayinya". Ungkap dokter itu menjelaskan.

"Mwo? Kau akan membunuh bayiku?". Tanya myungsoo menghela nafas kasar sambil menjambak rambutnya frustasi.

"Bagaimana bisa kau lakukan itu dokter? Apa kau tak bisa menyelamatkan keduanya?". Mohon myungsoo berusaha untuk memberi kehidupan pada naeun dan juga anaknya.

"Jika operasi ini tak dilakukan, keduanya yang malah akan meninggal". Ucap dokter itu membuat nafas myungsoo tercekat.

"Setidaknya kita masih bisa menyelamatkan ibunya". Lanjut dokter itu memberi myungsoo sebuah masukan.

"Baiklah dok, tolong selamatkan naeun".

.

.

.

Myungsoo berjalan lemas melewati lorong-lorong rumah sakit, ia melamunkan naeun yang sekarang tengah dioperasi dan perasaan bersalahnya pada janin dalam rahim naeun.

"Mianhe...mianhe...mianhe".

Hanya kata itu yang selalu myungsoo ucapkan di setiap langkahnya, ia hendak menemui luhan yang juga bekerja disana.

"MYUNGSOO".

Luhan menangkap tubuh myungsoo yang hampir terjatuh, dapat ia lihat secara langsung namja itu begitu hancur.

"Luhan, aku tak sanggup menemui naeun sekarang, aku telah memutuskan untuk membunuh bayi kami". Lirih myungsoo mulai menangis dalam pelukan namja itu.

"Bagaimana kalau naeun tak bisa menerimanya?". Tanya myungsoo tetap dengan nada lirihnya.

"Bagaimana jika naeun semakin membenciku?".

Myungsoo terus memikirkan naeun kedepannya akan seperti apa, jika tau bahwa ia telah kehilangan bayinya.

"Myungsoo tenangkan dirimu, kau bisa jelaskan padanya, aku yakin dia kan mengerti". Ucap luhan berusaha menenangkannya.

Keesokan paginya....

Myungsoo menatap naeun yang duduk terdiam sambil menatap keluar jandela, sorot matanya memancarkan begitu banyak kesedihan.

Perlahan myungsoo masuk dan melangkah menghampirinya.

"Berhenti disana". Pinta naeun lalu beralih menatap myungsoo dengan penuh kebencian.

"Apa kau belum puas? Kau sudah mengambil harga diriku, memisahkanku dengan ibuku, menyiksaku, dan sekarang kau juga mengambil anakku". Tutur naeun menatap tajam myungsoo dengan linangan airmata.

"Naeun-a, ak-".

"Aku membencimu". Potong naeun dengan penekanan dan kepalan di tangannya menahan emosi.

"Aku melaku-".

"Aku sangat membencimu". Potong naeun lagi lalu bersiap melempar vas bunga disamping ranjangnya.

Bad GuysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang