Makhluk Hitam
Sebentar lagi senja akan datang, aku dan kelompokku masih belum juga menemukan bendera terakhir. Kondisi kami sudah kelelahan karena permainan ini banyak menguras tenaga. Adit ketua kelompok memutuskan sekali lagi mencari, membawa hasil atau tidak baru setelah itu kami kembali ke kemah.
Namun, semenjak berangkat dari tempat tadi aku merasakan seperti diikuti oleh seseorang. Ah, mungkin hanya perasaanku saja. Sampai di tengah hutan, kami akhirnya menemukan bendera terakhir.
"Bendera terakhir udah ketemu, ayok kita kembali ke kemah! Sebelum magrib tiba," kata Adit senang. Kami semua pun bersorak gembira lalu berjalan meninggalkan tengah hutan.
Baru saja kami berjalan beberapa langkah, Sandra orang yang paling belakang meringis kesakitan. Ternyata pergelangan kakinya keseleo dan lututnya berdarah. Aku sebagai petugas kesehatan di kelompokku langsung siap mengeluarkan kotak P3K lalu mengobati Sandra.
"Udah selesai, aku bantu kamu berdiri ya!" Sandra mengangguk.
Kamipun melanjutkan perjalanan. Namun, anehnya kami tak kunjung sampai ke tempat tujuan. Sudah dua kali kami tetap kembali ke tempat yang sama.
Perasaanku menjadi tak enak. Mukaku menjadi pucat. Aku mendudukan Sandra lalu menghampiri Adit. "Adit.."
"Iya, Mi? Lo tenang aja, gue bakal hubungi petugas kemah sama walkie-talkie ini." Aku mengangguk lemah. Setelah kembali ke tempat Sandra, mataku membelalak kaget. Sandra menghilang! Ia tidak ada di tempat!
Semua yang berada di sana panik. Hingga akhirnya kami semua terpisah. Lagi, aku merasakan diikuti seseorang. Aku meneguk salivaku lalu mempercepat langkahku. Aku menoleh ke belakang. Benar saja, seseorang itu nyata dengan kulit hitamnya! Bulu kudukku meremang. Aku merinding karena takut. Aku berlarian di tengah hutan tanpa arah dan sampai tidak melihat ada pohon di depan. Alhasil aku menabrak pohon itu.
"Aww," aku meringis kesakitan. Aku pun terduduk lemas. Seseorang dengan kulit hitam kini berdiri jelas dihadapanku! Wajahnya sangat menyeramkan, memiliki taring, kukunya panjang dan.. banyak darah di mukanya.
"Tolong!!" aku berteriak ketakutan. Seseorang itu menyeringai tajam dan berjalan terseok mendekat ke arahku!
"Suruh saha maneh kadieu! Urang teu resep diganggu! Ayeuna maneh nu kudu nanggung resiko na!" ucapnya sambil menatap tajam kearahku. Aku berteriak minta tolong tapi tenggorokan terasa tercekat. Tiba-tiba, leherku dicekik oleh makhluk itu. Setelah itu, aku dibanting ke tanah. Aku terbatuk-batuk. Sambil tertawa menakutkan ia mengangkat tangannya. Kukunya yang panjang mencakar wajahku. Aku meronta-ronta kesakitan.
Belum puas, ia menggeretku lalu membantingkanku ke pohon. Ia kembali mencekik leherku. Tak terasa, taringnya juga kini sudah menembus kulit leherku. Aku kehabisan napas. Hingga semuanya menggelap.
Seharusnya, aku tak menghiraukan tulisan dan menertawakan plang "Tong kadieu! Loba nu hideung!". Ternyata, inilah akhir hidupku yang harus diterima. Dibunuh oleh makhluk hitam berwajah menyeramkan dengan bengis.

KAMU SEDANG MEMBACA
WID MISTIK
HorrorKumpulan cerita-cerita horror yang dibuat oleh member WritersID. Ps. Akan update setiap WID mistik diadakan