1. Fatimah

30 1 0
                                    

Dia

Keringat bercucuran dari tubuh gadis itu. Arin -nama gadis itu, baru saja ia ketiduran di dalam kelas beberapa menit dan ia mendapat mimpi yang sangat buruk. Bagaimana tidak, bayangan akan kejadian beberapa waktu silam masih menghantuinya.

"Tolong jangan ganggu Arin, Arin gak ngelakuin apapun." Arin ketakutan, padahal waktu perjalanan study tour di pulau Bali, Arin ingat tidak menginjak sesajian apapun.

"Mimpi buruk lagi?" Tata teman Arin mengusap keringat di dahi Arin dengan sapu tangannya.

Arin menganggukkan kepalanya. Bayangan ketika bus yang dikendarainya melewati sebuah rumah bertingkat lalu Arin menoleh dan mendapati patung yang menari di dalam rumah itu. Arin pada saat itu yang dipanghil oleh temannya mengalikan pandangannya sesaat, saat ia kembali melihat rumah itu, patung tersebut sudah tidak ada.

Sungguh. Arin tidak berkhayal.

"Lo denger suara musik Bali gak sih?" Yahya, bergabung dengan Arin dan Tata.

Musik Bali? Keringat Arin bercucuran lagi dan menggenggam tangan Tata semakin erat.

Suasana kelas mendadak hening, yang terdengar hanyalah musik Bali. Semua siswa terlihat cemas. Takut-takut terjadi sesuatu.

Arin merasakan sesuatu, di belakangannya. Ya, ia yakin ada sesuatu.

Arin menoleh.

Dan, dia ada disana. Sosok menyeramkan, tapi Arin mengenalnya.

Sosok itu seperti ...

Ayah Arin yang meninggal beberapa tahun lalu di pulau Bali.

WID MISTIK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang