#7 Broken

193 78 13
                                        

ZA-fran angkat bicara "Nanti siang ada rapat OSIS Dil!"

"Ha? Apa?" bisingnya motor trail yang ia tunggangi membuat Adilla tak terlalu mendengar apa yang dikatakan Zafran.

Tangan Zafran membuka kaca helmetnya "Nanti siang ada rapat OSIS!" matanya melirik lewat kaca spion.

Adilla hanya ber-oh.

Angin yang diterjang terasa sangat menusuk tubuh Adilla lewat celah celah sweater-nya. Injakan rem yang begitu mendadak membuat Adilla sedikit terhuyung kedepan.

"ihhh-Ati-ati dong!" gerutu Adilla.

Kaki Adilla satu per satu mulai menginjakan ketanah disertai tubuhnya.

"Nihh –menyerahkan helmetnya- Nanti jangan telat jemputnya!" pesan Adilla.

"Iya iyaa bawel" ucap Zafran.

Tak ada basa-basi, Zafran pun mulai menarik gas motor trail-nya yang tersisa hanyalah kepulan asap yang menggembung diudara.

Adilla mulai melangkahkan kakinya menuju pintu gerbang. Masih sepi. SMA Negeri Binatama terasa horror tak ada orang. Adilla menengok jam tangannya. Angka enam ditunjuk oleh jarum yang pendek. Adilla tetap melangkahkan kakinya melewati koridor sekolah menuju kelas X-C.

'sepi banget' gumamnya dalam hati.

Mungkin ini adalah kali pertama Adilla berangkat sepagi ini, biasanya pukul setengah tujuh ia baru sampai disekolahan. Namun hari ini Dilla diantar Zafran lebih pagi dari biasanya.

Tak disangka sangka ternyata Billa sudah ada didepan kelas menanti kehadiran Dilla.

"Morning Billa, lo biasanya berangkat jam berapa sih? Gerbang belum dibuka lo udah berangkat ya?" ucap Dilla sambil tetap melangkahkan kakinya menuju bangkunya diikuti langkah kaki Billa.

"Oh gue berangkat dari rumah sekitar jam enam, rumah gue kan deket jadi gue jalan kaki sekalian olahraga" jelas Billa dengan tawa kecil dari mulutnya.

"Btw, lo dianter siapa?" tanya Billa.

Sedikit berpikir panjang, "Em-gue dianter saudara gue" jawabnya gugup.

Bola mata hitamnya berputar dan hanya berdehem merespon Dilla.

"Ohiya Dill! Denger-denger nanti siang ada rapat OSIS ya?"

Mungkin otak Dilla belum fresh sedari tadi setiap ada pertanyaan butuh proses untuk dapat menjawabnya, ia ingat yang dikatakan Zafran, "ehm iya Bill, nanti ada rapat, lo bisa datengkan?"

"Pastinya" jawab Billa singkat.

∆∆∆

Zafran menginjak rem-nya tepat diparkiran sekolah. Parkiran hanya terisi tujuh motor. Ini memang masih pagi. Zafran berniat melangkahkan kakinya keluar dari tempat parkir dan mulai menaiki anak tangga satu per satu.

Hanya suara langkah kaki Zafran yang terdengar. Dipandang dari kejauhan tak nampak satu orang pun berada disekitar ruangan kelas X-A.

Krek

Zafran membuka pintu dan meletakkan tasnya dibangku kedua dari depan. Jarang seorang cowok berangkat sepagi ini dan duduk dikursi kedua. Biasanya cowok itu berangkatnya siang atau bahkan telat dan duduknya di paling belakang sendiri.

Zafran bergerak keluar dan mendudukan tubuhnya dikursi depan kelas. Dikeluarkan dari sakunya benda mungil berbentuk persegi.

Tombol on ditekan dan muncul notif pesan di HP-nya. Tertulis nama Ila di layar. Siapa lagi kalau bukan Adilla.

The Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang