#13 Mountain

124 34 2
                                    

"Udah siap belum Dil, udah ditunggu kakak di depan?" teriak seorang wanita paruh baya dari area tangga.

"Udah ma!" dengan sigap dan penuh semangat Dilla berlari menuruni satu per satu anak tangga menuju luar rumah.

"Yaudah Ma, Zafran sama Adilla berangkat dulu ya." Ucap Zafran diikuti kecupan manis untuk sang Mama.

Begitu juga dengan Dilla, "Hati-hati ya nak, jaga adekmu baik-baik."

"Siap Ma," jawab Zafran dengan hormat.

"Ma Dilla pamit ya, Dilla kan mau pergi jauh."

"iya sayang hati-hati ya."

Keduanya mengangguk seraya.

----

On the Way

"Kak kita yakin bawa mobil sendiri, lainnya kan pakai bus. Nanti kalau temen-temen curiga yang aneh-aneh gimana?" tanya Dilla dengan wajah polosnya.

"Santai aja kali, gue kan ketos, jadi tinggal gue bilang aja. Lo kan abis sakit jadi gue disuruh sama nyokap lo buat jagain lo. Beres kan?" jawab Zafran.

Dilla mencetak senyum, " Cerdas juga lo."

"Kadang," jawab Zafran kikuk sambal menggaruk kepalanya yang memang gatal.

----

"Lo liat deh Vril, Dilla sama Zafran lagi,"ucap Billa kesal.

"Trus? Gue harus gimana?"

"Ya engga. Kenapa harus Zafran ga yang lain aja," alasan Billa, bilang aja cemburu.

Avrilla memutar bola matanya kesal. Gilang yang berjalan ke arah keduanya, kemudian menghampiri.

"Hai Vril, Bil!"

"Eh Gilang,"jawab Avrilla kikuk.

"Gue bawain sini tasnya ke bus," tawar Gilang.

"Siapa? Gue?" tanya Vrilla dengan wajah polosnya.

Gilang menahan tawa melihat wajah polos Avrilla, "kamu lucu banget sih kalau kek gini," dicubitnya hidung mungil milik Vrilla.

Semoga saja wajah Vrilla tak memerah saat ini.

"Iyalah kamu siapa lagi," jawab Gilang sambal mengangkat salah satu alisnya.

"Yaelah mentang-mentang sekarang doi nya udah peka gua ditinggalin," sindir Billa.

Avrilla melirik tajam ke arah Billa, " Apaan sih Billa, mulai deh!"

Gilang tertawa kecil melihat tingkah konyol dua sahabat ini.

"Yaudah yuk kita ke bus," tawar Gilang.

---

Matahari menyembunyikan kehangatannya dan mengintip di balik awan. Riuh gaduh semakin siang semakin berdatangan. Sungguh pagi yang sempurna.

Tepat pukul tujuh pagi semuanya berangkat menuju tempat pendakian Puncak Mahameru.

"Fran gue nanti disana sama siapa ya? Kayaknya Billa sama Vrilla masih marah deh sama gue," tanya Dilla sambil mencabut earphone yang tertancap di telinganya.

"Sama gue, lagian banyak lagi temen yang lain selain mereka. So?" jawab Zafran bijak.

"Iya deh iya. Nanti kalau sampai puncak lo nembak Billa sana, kan romantis," saran Dilla.

Zafran tertegun diam. Mana mungkin Zafran akan beralih secepat ini.

"Apaan sih lo, ngaco deh," jawab Zafran sambil mengacak lembut rambut Dilla.

The Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang